Kehidupan Fania yang awalnya penuh dengan warna. Dan kebahagian, tiba-tiba saja kebahagiaan itu pergi menghilang bersama orang yang ia sayangi.
FANIA: mengapa kamu akan meninggalkanku untuk selamanya, Basjara? katanya kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu dimana janjimu itu?
BASKARA: maafkan aku, Fania! ini sudah menjadi takdir kita. tolong berbahagia! kamu masih bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Kini Baskara masih mencari dimana keberadaan Fania. Baskara mengendarai mobilnya untuk mencari Fania. Disana Baskara terus bertanya orang-orang, dia menunjukkan foto Fania. Tetapi mereka tak melihatnya.
Baskara menlanjutkan pencarian Fania. Hingga akhirnya Baskara menemukan tempat yang mencurigakan. Baskara mencoba melihat apakah disana ada Fania. Saat Baskara sudah didalam sana, tempat itu sangatlah gelap.
Disana sangat sunyi, hanya ada sarang laba-laba. Baskara terus berjalan menelusuri tempat itu. Dia menemukan salah satu tempat yang lampunya menyala. Baskara melihat disana ada sosok perempuan yang sedang terduduk. Penampilan perempuan itu sangat elegan.
Baskara tahu jika dia pasti seseorang sepertinya yang kaya. Baskara mendekat kearah perempuan itu. Terlihatlah disana wajah yang cantik dan mempesona. Baskara sangat kagum dengan kecantikan dan pesona perempuan itu.
Sepertinya Baskara terkena pelet olehnya. Perempuan itu tahu jika ada Baskara dibelakangnya. Kini perempuan itu menoleh ke arah dimana Baskara berdiri.
Perempuan itu mendekat kearah Baskara. Dia membelai wajah Baskara dengan lembut. Kini dia memutari tubuh Baskara. Tatapan Baskara tak bisa lepas darinya. Baskara terus menatap perempuan itu yang memutari nya.
"Apa kamu terpesona denganku, Sayang?"
"Siapa kamu? Jangan macam-macam kepadaku, jika tidak-" ucapan Baskara terpotong.
"Jika tidak apa, Sayang? Kau akan membunuhku? Seperti kau membunuh Arabella? Iya?" katanya.
"Apa maksud kamu mengatakan itu! Saya tidak pernah membunuh yang namanya Arabella. Apalagi aku tidak mengenalnya" elak Baskara.
"Kamu tidak bisa menipu ku. Aku sudah tahu semua tentang mu. Sekarang kamu kehilangan calon istrimu, bukan?"
Baskara kini mencengkram leher perempuan itu. Perempuan itu hanya tersenyum tipis, dia tak melakukan perlawanan sama sekali.
"Apa kamu akan membunuhku, hmm?" tanyanya.
"Apa kamu tahu dimana keberadaan Fania sekarang? Katakan sekarang, dimana keberadaan, Fania!" bentak Baskara.
Perempuan itu hanya tersenyum dihadapan Baskara. Perempuan itu tak mengatakan apapun. Dia hanya diam. Kini perempuan itu mencoba menggoda Baskara.
"Aku tidak tahu, Sayang! Mungkin dia sudah dimakan oleh binatang bias. Lebih baik kita santai aja, kita minum-minum disini. Setelah itu kita akan melakukan hubungan intim" jelas perempuan itu.
PLAK!
Satu tamparan mendarat diwajah perempuan itu. Ya, Baskara menampar perempuan itu. Baskara berfikir jika perkataan perempuan itu sudah tidak sopan.
"Hehe! Kamu menampar ku? Baiklah! Pengawal! Kurung dia disini, ikat dia dan awasi jangan sampai lepas!" perintah perempuan itu kepada pengawalnya.
Kini berdatangan banyak sekali pengawal perempuan itu. Dan Baskara sekarang sudah diikat disana. Mereka semua menjaga dengan ketat agar Baskara tak lepas.
"Kamu jangan macam-macam kepadaku, Raja Baskara Abimanyu pemiliki PT Sejati Indah!"
Perempuan itu pergi meninggalkan Baskara. Baskara mencoba mengambil ponselnya yang ada di saku celanannya itu. Dan pada akhirnya dia mendapatkan ponsel itu. Kini Baskara mencoba untuk membuka ponsel itu dengan posisi tangannya yang diikat.
Kepala Baskara kini diarahkan ke ponsel itu. Dia mengirimkan pesan kepada anak buahnya.
Ponsel\>
Baskara: saya sekarang sedang disekap oleh perempuan yang tak ku kenal. Kamu bawa semua anggotamu kemari. Saya saat ini berada di JL. Mawar No 5, nanti cari saya disana. Cepat kamu kesini untuk menolong saya.
End...
Baskara kembali meletakkan ponselnya didalam saku celananya. Disana Baskara hanya duduk terdiam dengan posisi kaki dan tangannya yang diikat.
˃ 𖥦 ˂
Disisi lain...
POV Fania!
Kini Fania sedang diawasi oleh Dion. Disana Dion sedang duduk dihadapan Fania. Dion menatap Fania yang sedang menundukkan kepalanya.
Dion mengangkat wajah Fania agar menatapnya. Kini Dion tersenyum kepada Fania. Disana Dion mendekatkan wajahnya ke wajah Fania. Fania tahu jika Dion akan menciumnya. Tetapi Dion memegang erat kepalanya.
Cup!
Satu ciuman mendarat di mulutnya. Ciuman itu sangat lembut dan berarti. Dion memberikan ciuman itu kapada Fania karena ia mencintai Fania. Dion benar-benar mencintai Fania.
Tetapi tidak dengan Fania. Fania sangat tidak menyukai Dion, karena Dion itu kasar. Dion sering sekali melakukan kekerasan.
Mereka tidak tahu jika di luar sana ada seseorang yang melihatnya dari luar. Ya, itu anak buah Baskara. Anak buah Baskara sekarang sudah menemui dimana keberadaan Fania.
˃ 𖥦 ˂
Disisi lain...
POV BASKARA!
Disana Baskara juga sedang diawasi dengan ketat. Tiba-tiba saja, terdengar suara bunyi ponselnya. Penjaga disana mendengar suara itu. Dan mereka mengambil ponsel Baskara darinya.
"Mana hp kamu? Berikan kepadaku, kau tidak boleh memegang hp" ucap penjaga itu.
Ponsel Baskara sudah diambil. Baskara tidak tahu siapa yang meneleponnya. Saat ini Baskara benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.
Hingga pada akhirnya Baskara menemukan satu ide. Baskara memulai idenya itu.
"Hey! Lepaskan aku! Aku kebelet kencing. Jika tidak dilepaskan aku akan kencing disini" ancam Baskara.
Mereka menatap Baskara. Dan kini mereka melepas semua ikatan Baskara. Tiba-tiba saja Baskara menghabiskan mereka semua. Dan mereka pun kalah.
Baskara langsung keluar dari gedung itu dan kembali ke mobil yang tadi ia bawa. Tapi tak lupa, Baskara mengambil ponselnya terlebih dahulu.
Baskara menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya meninggalkan gedung itu. Didalam mobil Baskara melihat sedikit ponselnya. Baskara penasaran siapa yang meneleponnya tadi.
Dia melihat anak buahnya yang tadi meneleponnya. Dan ada anak buahnya yang mengirimkan ia pesan. Baskara membuka pesan itu.
Ponsel\>
Leo: Bos! Saya sudah menemukan keberadaan Fania. Dia sekarang ada di Jl. Sejati. Dia disekap oleh Dion.
Leo: saya akan melakukan sesuatu.
End...
Baskara memukul setir mobilnya. Dia sangat kesal ketika tahu jika Dion yang sudah membawa calon istrinya. Baskara segera datang dimana tempat Fania disekap.
"Tunggu aku, Sayang! Aku akan menolong mu" ucap Baskara.