NovelToon NovelToon
Menjadi Janda Karena Janda.

Menjadi Janda Karena Janda.

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Keluarga / Romansa
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cumi kecil

Fenomena pernikahan tidak selalu berjalan sesuai harapan. Pengkhianatan pasangan menjadi salah satu penyebab utama keretakan rumah tangga. Dalam banyak kasus, perempuan sering menjadi pihak yang dirugikan. Namun, di tengah luka dan kekecewaan, tak sedikit perempuan yang mampu bangkit dan membuka hati terhadap masa depan, termasuk menerima pinangan dari seorang pria.

Pertemuan yang tak terduga namun justru membawa kebahagiaan dan penyembuhan emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 29 MALAM TERAKHIR.

Malam terakhir di vila itu turun pelan-pelan, dibalut kabut tipis dan embusan angin dingin yang menusuk pelan ke kulit.

Sofia duduk sendirian di bangku kayu belakang vila, mengenakan jaket tebal dan membungkus tangannya dengan cangkir teh hangat. Dari tempat duduknya, pemandangan kebun teh tampak gelap tapi tenang, lampu-lampu rumah penduduk di kejauhan seperti bintang-bintang kecil yang bernafas.

Esok pagi mereka harus pulang. Kembali ke Desa dan ammar kembali ke rutinitas, kembali ke kenyataan yang mungkin belum siap mereka hadapi.

Sofia menghela napas panjang.

Tanpa suara, seseorang menarik kursi di sampingnya.

Ammar. Ia duduk, tidak banyak bicara. Hanya mengulurkan termos kecil ke arah Sofia.

“Kopi terakhir dari barista pribadi,” katanya pelan.

Sofia menerima dengan senyum kecil. " Abang nggak tidur?”

Ammar menggeleng. “Kamu juga belum tidur.”

Hening beberapa detik. Bukan hening yang canggung, tapi hening yang... nyaman. Seperti dua orang yang tak perlu banyak bicara untuk saling tahu.

“Besok kita balik,” kata Sofia, memecah sunyi. “Entah kenapa... aku belum siap.”

“Karena tempat ini kasih ruang buat kamu diem tanpa ditanya,” jawab Ammar pelan.

Sofia menoleh ke arah Ammar, mata mereka bertemu sejenak.

“ Abang tahu nggak, bang... Udah lama aku nggak ngerasa senyaman ini. Bukan karena tempatnya aja, tapi karena abang dan semua. "

Ammar menunduk sedikit, lalu menatap langit.

“Aku juga ngerasa gitu. Tapi Sofia...” Ia berhenti sejenak. “kamu tahu nggak, dari awal kita ke sini... aku paling takut malam terakhir.”

“Kenapa?”

“Karena besok kita semua turun. Dan kadang, setelah turun dari tempat yang tinggi... semua kelihatan lagi. Luka-luka kita. Harapan yang harus disimpan lagi.”

Sofia mengangguk. Matanya berkaca-kaca.

“Tapi sekarang aku nggak takut,” lanjut Ammar. “Karena kamu nggak sendiri. Dela, Bang Dafi, aku... kita ada. Bukan cuma di Puncak. Di bawah pun, kita tetap ada.”

Sofia mengusap matanya perlahan. Lalu tersenyum. “Terima kasih ya...”

Ammar menjawab dengan senyuman tipis.

Mereka duduk diam lagi, bahu bersentuhan samar karena jaket tebal. Tak ada kalimat manis, tak ada pengakuan cinta. Hanya dua hati yang saling menemani, menyembuhkan, dan mempersiapkan diri untuk esok.

Angin malam makin dingin, tapi Sofia tak ingin masuk. Suasana terlalu tenang untuk ditinggalkan begitu saja. Di sampingnya, Ammar masih duduk. pandangan mereka berdua tertuju ke kejauhan, ke arah lampu-lampu kota kecil yang tampak seperti gugusan bintang di dasar bumi.

Ammar menunduk sebentar, mengusap uap di cangkir kopinya. Lalu, dengan suara pelan tapi tegas, ia berkata:

“Sof…”

Sofia menoleh, pelan.

“Nanti... kalau kamu udah balik ke desa, tolong jangan lupain aku, ya.”

Sofia terdiam. Matanya menatap Ammar, bingung sekaligus tersentuh.

Ammar melanjutkan, nadanya sedikit bergetar namun tetap jujur.

“Aku tahu jarak kita nggak sama. kamu di sana, aku di sini. Dunia kita juga beda. Tapi... selama kamu kasih aku kesempatan, aku akan buktiin kalau aku bisa jalanin ini. Kalau aku bisa memperjuangkan ini.”

“Memperjuangkan.. apa?”

Ammar menatap matanya dengan sungguh-sungguh.

“Perasaan aku ke kamu, sofia. ”

Sofia mengatupkan bibirnya. Matanya berkaca-kaca. Udara dingin tiba-tiba terasa lebih hangat. Ini bukan kalimat yang keluar dari emosi sesaat atau euforia liburan. Ini kalimat yang lahir dari hati yang telah diam terlalu lama.

“Abang..”

Ammar tersenyum, mencoba menenangkan kegugupan Sofia.

“Kamu nggak perlu jawab sekarang. Nggak usah janji apa-apa juga. aku cuma pengen kamu tahu. aku serius. aku nggak akan tiba-tiba ngilang. Nggak akan berubah cuma karena kamu jauh. Dan suatu hari... kalau waktunya tepat, aku mau dateng ke desa. Bukan buat sekadar mampir, tapi buat benar-benar hadir.”

Sofia menahan napas. Lalu mengangguk pelan, dengan senyum yang berusaha tak pecah oleh tangis.

“ Abang.. Tapi satu hal.”

“Apa?”

“ aku nggak minta kamu jadi sempurna. aku cuma minta... tetap jadi diri kamu yang sekarang. Yang jujur. Yang ada.”

Ammar menunduk, menggenggam jemari Sofia yang dingin. ragu, tapi Sofia tidak menariknya.

" Dan_ abang taukan jika aku adalah seorang janda. latar belakang aku sangatlah buruk, bagaimana jika orang tua abang tidak menyukai aku? "

Ammar tersenyum " Insa allah.. jika kamu sudah membuka hati kamu untuk abang. abang janji akan membuat kedua orang tua abang, tidak hanya menerima kamu sebagai menantunya, tapi sebagai putrinya juga " Kata ammar. " Aku tidak pernah dekat dengan perempuan, karena yang aku cari itu perempuan yang seperti kamu, Sofia. aku tidak peduli jika kamu seorang janda, karena bagiku itu hanya sebutan nama tidak lebih "

Sofia menundukkan kepalanya lalu menatap ammar dalam-dalam. " Apa ini sudah saatnya untukku membuka hati? ya allah, apa aku berdosa jika membuka hati? " Gumam Sofia dalam hati.

" Aku akan selalu menunggu kamu membuka hati untukku Sofia "

Dan di bawah langit yang kelam, tanpa bintang, tapi dengan hati yang kini berpendar hangat... mereka sama-sama tahu: jarak mungkin akan menguji, tapi janji yang sederhana itu sudah cukup jadi awal dari sesuatu yang nyata.

Besok pagi mereka akan turun. Tapi malam ini, Ammar telah naik. bukan ke puncak gunung, tapi ke tempat yang lebih tinggi. ke tempat di hati Sofia.

1
🌷💚SITI.R💚🌷
kucing di kasih ikan tetep nyosor lah
Samsiah Yuliana
lanjut Thor,,, 🙏🙏🙏
🌷💚SITI.R💚🌷
sabar ammar tunggu masa indah selesai..klu sdh selesai langsung ijab qobul aja
🌷💚SITI.R💚🌷
dan yg penting buat ammar itu kamu sofia
🌷💚SITI.R💚🌷
klu memaafkan pasti ya sofia tp klu melupakan itu susah,dan klu kamu baik lg rasay suami kamu susah berubah krn selingkuh itu penyakit
🌷💚SITI.R💚🌷
smg tambah semangaat ya sofia dan kamu bisa menemukan cinta sejati kamu
Samsiah Yuliana
kang Ilham percaya diri bgt sih, masih aja maksa²🥱
lanjutkan Thor 🙏🙏🙏
🌷💚SITI.R💚🌷
klu sdh kehilangan baru terasa ya ham
Mundri Astuti
tuhhh...peliharaanmu dtg ham...itu yg kamu sebut memperbaiki ???
Samsiah Yuliana
lanjut Thor 🙏🙏🙏
Richard
Luna benar-benar gak punya otak dan gak punya hati, pantes dia cocok sama si ilham itu
Richard
sweet banget sih ammar 🥰
Richard
intinya ammar butuh istri yang solehah bukan istri yang suka pamer
Richard
Saking takutnya Sofia di ambil orang, ammar sampai gak sabaran gitu. sabar ammar, Sofia belum resmi bercerai dengan ilham. nanti kalo dah resmi langsung gasss🔥😅
Richard
Lanjut kak
Richard
Luna jadi yang paling tersakiti mencari keadilan kesana kemari padahal saat melakukan perselingkuhan sama ilham, Diam-diam aja tuh bahkan gak mikirin Sofia.
Richard
Semangat Sofia
Richard
Kalo dah kaya gitu gimana tuh ham?
Richard
ilham plim plan. laki-laki seperti dia gak berhak bahagia, semoga ilham segera mendapatkan karma
Richard
Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman, tempat untuk pulang namun kini berubah menjadi rumah hantu karena sudah tercemar oleh ilham dan juga selingkuhan nya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!