"Ibu Ayah!”.
Seorang wanita cantik terisak melihat Ibu dan Ayahnya yang menjadi pusat perhatian orang-orang
Di tengah acara pesta ulang tahun sepasang suami istri paruh baya dengan rendahnya mengelap lantai di tengah kerumunan pesta, padahal pesta itu adalah pesta calon besan mereka.
.
.
Lily dan Roy sepasang kekasih yang sudah menjalani hubungan mereka selama 4 tahun, mereka hubungan mereka yang baik membuat kedua insan itu hendak melakukan hubungan lebih serius yaitu pernikahan
Tapi siapa sangka Ibu Roy tidak merestui mereka, karena latar belakang Lily yang hanya dari keluarga sederhana tidak seperti Roy yang memang dari kasta tinggi, segala cara Ibu Roy melakukan hal kezam untuk memisahkan dua orang itu
Hingga Lily akhirnya menyerah karena kedua orang tuanya, dia meninggalkan kesan kelam pada Roy dan keluarganya pergi dengan cara elegan membuat seorang pria dalam pesta itu tertarik kepadanya
.Guys yang ngerasa relate jangan lupa baca ya🥺☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Sebulan berlalu dari kepergian Lily wanita itu benar-benar tidak kembali kepadanya memikirkan bagaimana kabar wanita itu setiap saat ternyata membuat Alex frustrasi hanya dengan menerka-nerka jika saja Lily mengandung benihnya atau tidak.
Perasaan tidak karuannya bertambah saat kedua orang tuanya berada di eropa dan tidak menghubunginya sama sekali, kecuali saat Alex menelfon mereka berkali-kali itupun mereka akan menjawab seadanya
Tring. Ponsel pria itu berbunyi sepeprti biasa matanya kembali bersinar mengharapkan seseorang dia tunggu di sana, benar tapi orang itu bukan orang yang Alex sangat ingin harapkan "Michelle....huh kau mengirim pesan lagi, tapi aku muak..."
Pria itu menatap layar ponselnya dengan hampa meski wanita itu memberi kesempatan padanya tapi dia merasa sangat hampa
Michelle yang sangat aktif di media sosial masih membagikan hari-harinya yang bahagia bersmaa suaminya, tapi kenapa wanita itu masih mengganggunya hanya untuk membuatnya menjadi pilihan kedua? Meski dia punya kesempatan itu Alex sama sekali tidak menginginkannya lagi
Tangannya terulur untuk menghubungi wanita itu di ujung sana, Michelle menerimanya menyambut pria itu dengan suara yang lembut
"Halo Alex....bagaimana kabar mu, aku punya waktu minggu ini karena Imron ada pekerjaan di luar negeri...ingin bertemu?"
"Cukup"
"Apa maksud mu Lex? Kenapa tiba-tiba begini, belakangan ini juga kau lama membalas pesan ku...apa aku ada salah pada mu?". Terdengar kecemasan Michelle dari ujung sana
Tapi Alex tidak berbohong jika hatinya lelah dia hanya memikirkan Lily sepanjang harinya, memikirkan apa yang di lakukan wanita itu dan apa wanita itu sudah mengandung anaknya, atau apakah wanita itu sudah memiliki kekasih lain?
Itu membuatnya cukup frustrasi, dan Michelle yang belakangan ini selalu menghubunginya hanya untuk menjadi opsi kedua, itu membuat dirinya menjadi pria yang tak ada harga diri
Seharusnya aku menahan Lily, aku tidak seharusnya melakukan ini setelah apa yang kulakukan padanya. Seakan kena karma, Alex menderita karena kelakukannya sendiri
"Alex...jawab aku". Suara Michelle terdengar dari ujung sana membuat kebisingan di telinga Alex
"Berhenti Michelle aku muak dengan mu, jangan ganggu aku lagi karena aku tidak ingin berhubungan apapun lagi dengan mu"
"What! Aku tidak punya salah untuk itu, kita masih saling menginginkan!". Michelle terdengar sangat murka di ujung sana dia tidak terima diputuskan secara sepihak oleh mantan kekasihnya
"Aku tidak bisa Michelle, jika kau terus menganggu ku seperti ini aku akan melaporkan mu pada Imron". Alex menutup panggilannya
Perkataan Alex nyantanya berhasil membuat Michelle bungkam di ujung sana, karena itu adalah hal terburuknya dia akan di buang oleh Imron dan begitu juga dengan ALex
"Aku harus menemukan Lily...tapi apa yang harus ku lakukan, aku bahkan tidak tahu di mana dia tinggal sekarang". Pikiran pria itu melayang sampai tertuju pada sahabat karib wanita itu
Untungnya Elin sudah pindah ke tanah air kembali keperusahaan utama, dia bisa mendapatkan sedikit informasi dari wanita itu meski dia tahu dia harus sedikit memohon
.
Roulex Group
Elin masuk kedalam ruangan Alex tanpa mengetuk menatap pria itu tajam "Apa yang anda inginkan?!"
"Tidak bisakah kau sopan sedikit huh!?". Alex kesal "Kau tidak ingin bekerja lagi sini?"
"Cih kenapa saya harus bersikap sopan pada anda? Atasan saya adalah tuan Alderson bukan anda"
Alex terdiam seakan ada belati yang melukai harga dirinya, tapi dia sendiri tidak bisa menghindar karena benar jika orang seperti Elin, Lily dan juga Mac adalah orang khusus dari Alderson untuk bekerja di sana
Orang-orang itu memiliki integritas tinggi untuk di jadikan atasan di perusahaannya, selain muda mereka juga terlalu cerdas membuat mereka memiliki licensi khusu dari Alderson yang tidak bisa di gugat oleh siapapun
"Begini..aku ingin meminta bantuan mu..aku.."
"Anda ingin mencari Lily? Terlambat dia sudah pergi dan saya tidak ingin membantu anda dalam bentuk apapun". Elin dengan beraninya menatap tajam pada pria itu "Dulu anda mempermainkan perasaan saya, saya bisa memaafkan itu...tapi anda menyakiti sahabat saya, orang yang sudah saya anggap seperti saudara...dan yang lebih buruk...anda menodai kesuciannya!"
"Aku tidak bermaksud Elin...". Alex berbicara pelan mencoba menyembunyikan kebohongan namun tentunya Elin tidak bisa mempercayai pria itu
"Maksud anda saya harus mempercayai anda? Jika anda dan Lily di beri obat...saya tahu orang seperti apa anda, kecerobohan dan ego anda yang membawa Lily dalam bencana ini, hanya karena anda terluka anda membuat orang lain merasakan luka anda?!"
Elin mengepal tangannya dia masih mengingat bagaimana dulu Alex membuatnya jatuh cinta dengan perhatiannya, walau dia tahu perhatian itu hanya pelarian dari hubungan Alex yang kandas karena di tinggal menikah
Saat Elin benar-benar jatuh cinta pada pria itu ALex meninggalkannya begitu saja, mungkin tidak seburuk Lily karena mereka tidak pernah bercinta . Alex dahulu tidak ingin menodai wanita itu karena dia thau jika Elin adalah wanita baik-baik yang tidak ingin melakukan s*x sebelum menikah
"Elin...ini berbeda, aku benar-benar tertarik kepada Lily karena itu aku berani melakukan itu padanya, karena aku ingin mendapatkannya"
Elin menggeleng dia tidak bisa mempercayai pria itu begitu saja, terutama dia sudah berjanji dengan sahabatnya jika dia kan menutup rapat-rapat informasi dirinya dari siapapun itu.
"Elin tolong aku, aku merindukannya...". Alex mendekat pada wanita itu, tapii Elin mundur begitu cepat menutup mulutnya rapat-rapat dan enggan memberi informasi pada pria itu
"Tidak akan, tidak sama sekali"
Setelah mengucapkan itu Elin keluar begitu saja meninggalkan Alex dengan perasaan hampanya, pria itu kembali frustrasi dia yang mencoba mencari Lily dengan cara apapun tidak membuahkan hasil
"Arggh kenapa hidup ku rumit seperti ini!, Papa dan Mama juga menekan orang kepercayaan ku, aku tidak bisa menyuruh sembarangan orang untuk mencari keberadaan Lily...".
Alex menghempaskan tubuhnya di kursi kehormatannya memijit pangkal hidungnya berpikir untuk kesekian kalinya dia harus menemukan Lily dengan caranya sendiri
"Baik Lily....kau membuat permainan in, saat aku menemukan mu hidup atau mati, lihat apa yang akan aku lakukan pada mu! Kau tidak akan bisa lari dari ku!"
******
Sementara itu di sisi lain, Lily menatap tes pack di tangannya dia sudah mengetes selama seminggu belakangan semua tes pack itu menyatakan dirinya sedang hamil
Tangannya kembali gemetar tidak pernah dia membayangkan jika dirinya akan hamil tanpa menikah, harga diri yang sudah lama dia jaga rusak oleh seseorang yang sangat dia benci
"Ck...apa yang harus ku lakukan? Aku tidak ingin mengugurkannya". Lily bergumam di dalam kamarnya kosannya, saat wanita itu sendiri pikirannya kembali kosong sedangkan jika kemali bersama orang tuanya adalah pilihan sulit dia tidak ingin kedua ornag tuanya ikut menderita karena dirinya
Setelah pindah pun Lily memutuskan untuk tetap berpisah tempat tinggal dengan orang tuanya, dengan alsan wanita ketenangan dan mencari jati diri
Dani dan Ciara tidak punya pilihan lain selain melepaskan putri mereka untuk hidup mandiri, walau begitu Lily dan Jack masih mengunjungi kedua ornag tuanya di akhir bulan membuat dua orang itu masih sedikit terhibur
"Aku haruus bagaimana? Apa aku harus jujur pada Ibu dan Ayah?"
maen" am hati perempuan
demi batu kali, kehilangan berlian
lotus putih
belum jadi besan sudah begitu, kasian ayah ibu
melow aku kalau sudah menyangkut orang tua