Duda Arogan Milik Gadis Culun

"E-eh, Mas. Kok balik lagi?" Miky tersenyum kaku dengan tangan bergerak mematikan panggilan Abian.

Tanpa Miky sadari, icon yang ia pencet bukanlah tanda merah, melainkan hijau.

"Mama menelfon barusan, mau menginap di sini selama seminggu. Saya ingatkan untuk kamu tidak menceritakan apa pun!" Raga berjalan mendekati Miky, kearoganannya berkobar menyudutkan wanita berambut kepang dua yang menatapnya dengan tatapan polos.

Dari seberang sana, Abian mendengar suara tegas penuh ancaman yang dilayangkan Raga.

Perasaan Abian tidak enak. Kenapa suara pria yang sedang bicara dengan Miky terdengar ketus dan sombong?

"Iya, Mas. Miky janji nggak akan macem-macem," sahut Miky.

"Saya pegang janjimu!" Dengan kearoganannya, Raga berbalik, melenggang keluar dan menutup pintu dengan kasar.

Miky tersentak kaget, ia memegangi dadanya sambil menggelengkan kepala. Gerakan kepalanya sontak terhenti ketika melihat layar ponselnya menampilkan wajah kaget Abian.

"Astaga!" pekiknya panik, buru-buru ia mengerahkan kamera ponsel ke wajahnya, "Kak Bian ...."

Sorot mata Abian meredup, menampilkan tatapan teduh diiringi rasa iba.

"Dia suamimu, 'kan?"

Miky melipat bibir, ia ragu untuk menjawab pertanyaan dari Abian.

"Emmm i-iya," jawab Miky pada akhirnya.

Terdengar helaan napas berat yang berasal dari Abian. Pria itu menatap Miky dengan tatapan kasihan, dan Miky tidak suka akan hal itu.

"Jangan-jangan kamu terluka juga karena suamimu itu?" Abian bertanya dengan suara pelan, jelas sekali kekhawatiran di wajah pria itu.

Miky menggeleng, "Enggak, ini murni karna kecerobohan Miky, Kak," sahutnya dengan mata bergerak liar ke arah lain.

Lagi-lagi Abian menghela napas, "Miky, aku akan selalu ada untukmu, jangan takut." Abian mencoba meyakinkan Miky.

"Makasih udah peduli sama Miky, tapi beneran ini karna kecerobohan diri sendiri." Miky menarik paksa kedua sudut bibirnya, menampilkan senyum manis yang membuat Abian semakin tak tenang.

"Suaranya terdengar dingin tadi," ungkap Abian, karna jujur saja ia masih ragu akan jawaban Miky.

"Mas Raga memang begitu, tapi aslinya baik kok, ini aja yang ngobatin kaki Miky ya mas Raga." Tanpa sadar nada suara Miky berubah antusias.

Abian yang mendengarnya hanya bisa tersenyum hambar.

"Baiklah kalau begitu, udah dulu ya, sebenar lagi client dari Bali datang."

"Iya, Kak. Semangat kerjanya." Miky melambaikan tangan sembari mengulas senyum yang menjadi akhir dari percakapan mereka.

Miky meletakkan ponselnya di atas ranjang. Ia menghirup udara sedalam mungkin, kemudian menghembuskannya dengan perlahan.

***

Bertepatan pada jam makan siang, ibu mertua Miky berkunjung ke kediaman keluarga kecilnya.

Di meja makan mereka berkumpul bersama sambil menikmati makan siang yang sudah disiapkan oleh bi Yeyen.

"Fika malam ini tidurnya sama Oma ya, Oma kangen banget sama Fika," ucap Dara—mama Raga.

Bocah gembul itu sontak menoleh pada omanya dengan mulut penuh makanan, "Tapi Fika maunya tidul cama papi dan mimi."

Raga dan Miky berhenti mengunyah, mereka duduk saling berhadapan dengan mata saling beradu tatap. Sementara itu, Dara melirik anak dan menantunya sembari tersenyum samar.

"Tidur sama papi dan mimi? Di mana?" pancing Dara.

Fika menelan makannya, lalu memandangi wajah sang oma dengan tatapan polos, "Di kamal cana, Oma." Jari telunjuk Fika menunjuk ke arah ruangan yang terhalang oleh pembatas dinding, "Fika pelnah tidul cama mimi dan pipi, yakan, Mi?" ucap anak itu seraya menoleh pada Miky untuk mencari dukungan.

Miky sedikit tersentak, ia menatap Fika dan mama mertuanya secara bergantian, "Iya, Sayang."

Seketika senyum mama Raga melebar. Apakah putranya sudah membuka hati untuk menantunya?

"Kalau begitu, Fika tidur sama Oma ya, biar mimi sama pipi bisa beri Fika hadiah," bujuk Dara.

Raut wajah Fika berubah bingung, alisnya bertaut seakan tengah berpikir keras. Begitu pun dengan Miky dan Raga yang sama bingungnya akan ucapan Dara.

"Hadiah?" Suara gemas bocah itu menguarkan banyak tanda tanya.

Dara mengangguk, "Iya hadiah. Fika mau adik, 'kan?"

Seketika suasana berubah hening. Bahkan, Raga tak lagi melanjutkan aktivitas makannya, sedangkan Miky diam terpaku melihat reaksi Fika.

Fika terlihat ....

Bersambung ....

Duhhh Fika kenapa itu?🤔🤔🤔