NovelToon NovelToon
Pewaris Untuk Om Khan

Pewaris Untuk Om Khan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Setiap perempuan yang berstatus seorang istri pasti menginginkan dan mendambakan memiliki seorang keturunan itu hal yang wajar dan masuk akal.

Mereka pasti bahagia dan antusias menantikan kelahirannya, tetapi bagaimana jadinya kalau seorang anak remaja yang berusia 19 tahun yang statusnya masih seorang gadis perawan hamil tanpa suami??

Fanya Nadira Azzahrah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Dia harus memilih antara masa depannya ataukah kehidupan dan keselamatan kedua saudaranya.

Apakah Caca bersedia hamil anak pewaris Imran Yazid Khan ataukah harus melihat kakaknya mendekam dalam penjara dan adiknya meninggal dunia karena tidak segera dioperasi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 29

Jakarta…

Di tempat lain…

“Nyonya Besar bagaimana kalau Tuan Muda Emir bertemu dengan Non Caca,” tanyanya Rendy.

“Kalau ketemu yah sudah biarkan saja berarti memang sudah waktunya diakhiri main kucing-kucingannya,” jawabnya Bu Ratu dengan entengnya.

“Kalau Tuan Muda Emir sampai mengetahui kalau selama ini kita sudah bohongin bisa-bisa dia ngamuk dan marah-marah dan menganggap kita sudah berbohong besar dan menutupi kenyataan besar dari dia,” ujarnya Rendy.

“Nggak apa-apa juga kalau dia akhirnya sadar dari kebodohannya selama ini tidak mudah disadarinya. Dia saja yang terlalu naif nggak mau cari tahu siapa sebenarnya Caca itu,” ucapnya Bu Maryam dengan mudahnya.

“Mungkin kalau Nyonya, Tuan Muda nggak terlalu marah, tapi gimana denganku kalau mengetahui kami berdua sudah menipu tuan Muda Emir,” ucapnya Rendy dengan cemas tapi wajahnya kembali melempeng.

Bu Maryam berdiri dari posisi duduknya,” itu sih derita Lo! Emangnya enak hidup dalam rahasia besar!? Kami pasti kecewa karena kalian berdua sudah menipu dan menyembunyikan kebenarannya.” ejek Bu Maryam dengan santainya.

Rendi tersenyum tipis,” bukannya nyonya juga ikut bersekongkol dengan kami yang sudah menyembunyikan kebenaran keberadaan Caca.”

Langkahnya terhenti ketika mendengar ucapannya Rendy, Bu Maryam menolehkan wajahnya ke arah Rendy sang bodyguard berwajah datar dan kaku itu.

“Itu masalah mudah, aku cukup bilang maafkan Mama Nak mama nggak bermaksud melakukannya,” ucap Bu Maryam lalu meninggalkan Rendy yang melongo keheranan mendengarnya.

“Anak dengan mamanya sama-sama aneh!” gerutu Rendy.

Di Makassar…

Chelsea dan Zahira digendong oleh Emir menuju ke dalam ruangan khusus pemilik yayasan atau petinggi sekolah.

“Uncle ganteng, mau nggak jadi pacarnya bunda kami?” Tanyanya Chelsea tiba-tiba.

Emir yang mendengarnya terkekeh seketika itu juga,” Nanti ayahmu marah kalau Uncle pacaran dengan bundanya Chelsea.”

“Bundanya kami belum menikah, iya kan dek Zahira kalau bunda belum punya suami” Chelsea berusaha untuk meyakinkan Emir.

“Kalian ini masih kecil tau apa masalah pernikahan, seharusnya kalian itu fokus bermain dan belajar,” sangkal Emir.

David mengambil gambar apa yang dilakukan oleh Emir dengan kedua anak kecil yang tidak dikenalnya dan mengirimkan ke nomor hpnya Bu Maryam dengan Imran. Tetapi, keduanya karena saking sibuknya sampai-sampai tidak sempat membuka pesan chat itu.

Malah Imran yang sedang menjaga Abyan tanpa sengaja memainkan ponsel papanya hingga foto yang dikirimkan David malah dihapus tanpa sengaja oleh anaknya sendiri.

Emir mendudukkan kedua bocah cantik dan menggemaskan itu ke atas sofa di dalam ruangan itu.

“Kalian berdua jangan nakal jangan sampai bosan menunggu Uncle! Mau rapat soalnya. Tunggu Om David dibeliin kalian es krim dan coklat yang banyak,” ucapnya Emir seraya bergantian mengecup kening keduanya secara bergantian.

Keduanya menaikkan kedua jari jempolnya,” oke Uncle ganteng! Kami siap menunggu Uncle dengan tenang dan nyaman sampai selesai rapat.”

“Anak yang pintar! Good girls!” pujinya Emir kemudian gegas meninggalkan ruangan itu.

Amirah yang baru saja datang karena jam pulang sekolah sudah tiba, ketakutan dan mencemaskan kondisi kedua anaknya yang tidak ada di kelasnya.

“Astaghfirullahaladzim, putriku kemana? Mereka tidak ada di kelasnya,” gumamnya dengan panik.

Seorang security yang melihat Amirah yang berjalan tergesa-gesa segera menemui Amirah.

“Maaf Bu Amirah, Chelsea dan Zahira ada di ruangannya kepala sekolah,” ujarnya Pak security.

“Maksudnya di kantor kepala sekolah!? Ngapain anakku di sana, apa mereka melakukan kesalahan, apa mereka baik-baik saja kan, Pak Sudirman?” Tanyanya Amirah yang sontak panik dan cemas ketika mendengarnya.

“Saya juga kurang tau Bu Amirah, saya cuman sempat melihat keduanya berjalan bersama pemilik yayasan sekolah itu saja selebihnya saya juga nggak tau,” ngaku pak Sudirman apa adanya.

“Makasih banyak atas informasinya Pak,” Amirah gegas meninggalkan Pak Sudirman dan berjalan cepat menuju ruangan kepala sekolah yang ada di lantai tiga di salah satu bangunan itu.

Nafasnya ngos-ngosan wajahnya memerah karena kelelahan berlari ke arah ruangan tujuannya.

Amirah sampai terheran-heran melihat kedua anaknya yang begitu santainya menikmati es krim, cokelat dan snack dengan merk paling bagus ada di atas pangkuannya mereka.

“Syukur alhamdulillah kalian baik-baik saja,” cicitnya Amirah yang sudah berdiri di hadapan bocah cilik banyak akal itu.

“Ibu Amirah,” ucapnya Chelsea sambil menikmati es krim rasa cokelat kesukaannya.

“Ibu Amirah mari makan es krim, rasanya enak-enak,” ajaknya Zahira yang mulutnya cemon karena noda sisa es krim strawberry yang disantapnya.

“Habiskan cepat makanannya, kita harus pulang cepat nanti Bunda Caca marah-marah karena kalian nakal,” ujarnya Amirah sambil membantu menyeka sisa es krim di wajah putrinya.

Keduanya buru-buru menghabiskan es krimnya yang memang sisa sedikit. Amirah membawa kedua anaknya dan juga beberapa bungkusan makanan kemudian meninggalkan ruangan tersebut tanpa berpamitan kepada siapapun karena bagi Amirah tidak perlu melakukan hal itu.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Emir berjalan tergesa-gesa ke arah ruangan dimana kedua anak perempuan yang menyita perhatiannya dari hari pertama mereka bertemu.

“Chelsea! Zahira! Uncle Emir balik nih,” ucapnya sumringah Emir sambil membuka pintu ruangan tersebut.

Brak!!

Pintu yang terbuka dengan kuat itu berdenting mengenai dinding hingga terdengar bunyi nyaring.

Tapi, apa yang dia dapatkan ruangan itu sudah kosong melompong tidak ada lagi satupun orang yang terdapat di dalam sana. Emir mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat tersebut.

“Pak Anwar!l Pak Jauhari!” Teriak Emir.

Kedua Pria dewasa yang namanya dipanggil gegas berjalan ke arah dalam ruangan itu dengan terbirit-birit saking takutnya mendengar suara teriakan yang terdengar horor dan menakutkan di telinga kepala dan wakil kepala sekolah.

“A-da a-pa Tuan Emir?” Tanyanya Pak Anwar yang terlihat ketakutan sembari mengusap wajahnya yang berkeringat dingin tiba-tiba.

“Ada yang bi-sa kami bantu Pak Emir?” Tanyanya Pak Jauhari yang tergagap saking takutnya melihat tatapan tajamnya Emir.

“Dimana Andara Elvira Chelsea dan Alana Zahira Malika?” Tanyanya Emir yang raut wajahnya nampak horor sama sekali nggak ada ramahnya.

Keduanya langsung celingak-celinguk mencari keberadaan dua bocah cilik yang dicari oleh atasannya itu.

“Ka-mi juga tidak tau mereka ada dimana, Pak Emir,” jawab Pak Anwar sekenanya.

“Mung-kin mereka sudah pulang ke rumahnya, Pak Emir,” jawabnya Pak Jauhari jujur apa adanya.

“Alamat mereka ada di mana?” Tanyanya lagi Emir yang tidak ada ramah-ramahnya saking kesalnya karena gara-gara Chelsea dan Zahira yang sudah tidak ada di tempatnya.

Pak Jauhari buru-buru mencari buku administrasi beberapa siswa untuk mencari alamat tempat tinggalnya anak-anak tersebut.

“Ini dapat Pak Emir, alamatnya ada di jalan Jipang Raya Gunungsari kecamatan Rappocini tepatnya di Clariti Residence,’ tuturnya Pak Anwar yang masih mengusap wajahnya menggunakan sapu tangannya yang tak henti-hentinya menetes membasahi pipinya.

“Kami bisa mengantar Bapak kalau mau ke sana,” tawarnya Pak Jauhari yang menawarkan dirinya.

“Makasih banyak, tidak perlu repot-repot. Insya Allah, saya masih sanggup dan tidak bakalan kesasar,” sahutnya Emir yang gegas berjalan ke arah parkiran dimana mobilnya berada.

Pak Jauhari dan pak Anwar akhirnya bisa bernafas lega setelah Emir angkat kaki dari ruangan itu.

“Syukur Alhamdulillah,” lirih Jauhari melihat kepergian Emir dari hadapannya.

“Pak Emir ternyata lebih garang dan bengis daripada Pak Yazid Khan dan pak Imran Khan,” pak Anwar terduduk lemah ke atas sofa.

Keduanya bisa bernafas lega karena jabatan dan pekerjaannya tidak terganggu dengan kemarahan Emir.

“Besok-besok dua anak itu harus kita jaga dan perhatikan dengan baik,” seru pak Jauhari.

“Betul banget, kayaknya mereka ada hubungan keluarga sehingga bersikap begitu perhatian kepada anak itu,” sahut Pak Anwar.

Emir berjalan tergesa-gesa ke arah David yang senantiasa menunggu kedatangannya.

“David, kamu tidak perlu ikut bersamaku! Pulanglah beristirahat, aku masih punya urusan yang harus aku selesaikan!” Titahnya Emir yang sudah berada di dalam mobilnya.

Emir tidak menunggu balasan dari David dan cepat-cepat menjalankan mobilnya menuju ke arah jalan raya.

“Entah kenapa aku merasa aku ada hubungan dengan kedua anak itu.”

Sedangkan di tempat lain…

Caca sudah sudah duduk berhadapan langsung dengan kepala sekolah Athirah. Keduanya berjabat tangan setelah sepakat dengan kerjasama mereka untuk beberapa tahun kedepan.

“Selamat datang di sekolah kami Bu Fanya,” ucap ramah kepala sekolah tersebut.

“Makasih banyak Pak Farhan atas sambutannya,” sahut Caca yang tersenyum bahagia karena akhirnya telah resmi bekerja di sekolah itu sebagai guru bahasa Indonesia.

Sekolah Athirah memiliki beberapa lokasi. Alamat kantor pusatnya adalah Jl. Kajaolalido No. 22, Makassar. Selain itu, terdapat juga lokasi di Bukit Baruga, yaitu di Jl. Raya Baruga Sektor Mahameru, Makassar.

Caca berjalan meninggalkan area sekolah setelah bertemu dengan beberapa guru yang akan bekerjasama dengannya. Caca juga mengikuti beberapa rapat sebagai penyambutannya di sekolah tersebut.

“Alhamdulillah, makasih banyak ya Allah setelah hampir setahun menunggu panggilan dapat kerjaan di sini juga akhirnya. Sekolah yang sudah lama aku impikan,” gumamnya Caca sambil memperhatikan bangunan sekolah tersebut sebelum meninggalkan sekolah tersebut.

Caca mengemudikan mobilnya menuju ke rumahnya karena hari sudah sore, dia ingin memasak makanan untuk putrinya tercinta sebelum ke tokonya untuk mengecek pekerjaan pegawainya.

Emir baru saja mematikan mesin mobilnya setelah menemukan alamat rumah yang ditempati oleh Chelsea dan keluarganya.

“Lumayan bagus juga perumahan di sini karena keamanannya terjamin sehingga para orang tua tidak perlu khawatir dengan keamanan anak-anak mereka,”

Emir memperhatikan sekitarnya dan melihat Chelsea bermain dengan beberapa anak seumurannya. Dia tetap berada di dalam mobilnya tanpa berniat untuk menemui Chelsea, ia hanya memperhatikan dengan seksama apa yang anak-anak itu kerjakan.

“Ya Allah, andaikan aku menikah dengan Caca pasti anak kami akan sebesar mereka. Betapa bahagianya hatiku bisa memiliki Caca, tapi sayangnya Caca memilih menikah dengan pria lain dan meninggalkanku tanpa sepatah kata perpisahan,” lirihnya yang tiba-tiba kenangan demi kenangan indahnya muncul di benaknya seperti sebuah kaset yang diputar kembali.

Sesekali terlihat senyuman di wajah Emir dikala melihat tingkah lucu anak lima tahun lebih itu yang super lucu, menggemaskan dimatanya.

Hingga beberapa menit berlalu, ia tak bosan dan tak merasa capek memperhatikan Chelsea dan Zahira, tetapi dia lebih fokus kepada gadis balita cantik yang mirip anak blasteran Timur Tengah itu berbaju biru.

“Caca, kakak kangen banget sama kamu. Cintaku dan rasa sayangku kepadamu terlalu besar sehingga tidak ada wanita yang sanggup menggantikan dan menggeser posisimu dihatiku, aku tak akan pernah melakukannya apapun yang terjadi,”

Suara teriakannya Chelsea yang cukup lantang dan cempreng membuyarkan lamunannya.

“Bunda Caca!!” Teriak Chelsea ketika melihat Caca berjalan ke arahnya.

Betapa terkejutnya melihat siapa perempuan yang memeluk Chelsea gadis imut yang mampu membuatnya tertarik kepada pandangan pertama.

“Aku pasti hanya salah lihat, aku terlalu merindukannya sehingga semua perempuan yang aku temui mirip dengan Caca,” Emir tidak mempercayai apa yang dilihatnya saat ini.

1
Yani
Dua" nya Imran , Emir !
Nar Sih
semoga sgra jelas semua nya
Nar Sih
semagatt kak thorrr💪
Yani
Jangan" Jacky punya wil jangannmain api Jacky
Nar Sih
itu bnran caca emirr ,hayoo buran samperin cinta mu
Nar Sih
ya ampun kasihan anisa udah didua kan jht si zacki demi kedudukan rela menghianati istri nya yg udah di ajak berjuang dlm suka duka kini kaya lupa diri kta nya cinta anisa tpi mendua 🤣🤣
Yani
Pede banget Rafli
Yani
Siapa ya?
Yani
Pasti Emir luat istri Imran
Yani
Ya... Ayahnya sama
Yani
Siapa ya jodohnya makin penasaran
Yani
Selamat buat Caca kelahiran trepelnya sehat " ibu dan bayi
Yani
Imran ga bener
Yani
Sehat" ya Caca
Yani
Keceplosan kan
Yani
Hello Imran kamu ga nyadar lahir dari rahim perempuan
Yani
Jadi ikutan deg" an
Yani
Imran belum sadar ntar giliran dia yang bucin
Yani
Jangan sula menghina cewek miskin juga udah hamil kamu Imran
Yani
Siapa ya jofohnya Caca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!