“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13.
“Apa Mbah?” Yayuk mengulangi lagi pertanyaannya karena Mbah Seno masih diam saja.
“Ya sama Bu, Yatmi hanya menangis sambil bilang...” ucap Mbah Seno.
“Bilang apa Mbah? Hanya Yatmi yang tahu siapa laki laki yang telah menghamilinya.” Saut Yayuk..
“Yatmi bilang takut, begitu kata istri saya. Ya paling Yatmi takut sama Gendruwo itu Bu.. Saya juga takut.. “ ucap Mbah Seno lalu kembali menyabit rumput rumput di belakang rumah.
“Halah Mbah aku kira Yatmi bilang mengatakan siapa laki laki yang sudah menghamili nya..” ucap Yayuk.
“Bukannya Yatmi di sini hanya dua minggu Mbah. Kata ibu ibu tadi Yatmi meninggal ber bulan bulan setelah keluar dari kerja di sini. Memang Yatmi masih sering ke sini setelah keluar dari sini Mbah?” tanya Bu Yayuk.
“Iya Bu, kalau siang dia kadang ke sini mengantar makanan untuk Tarno. Lah Gendruwo itu siang siang juga mau graayang graayang kok Bu. Sumi itu pernah mengalami. Ya mungkin saja Yatmi siang habis menghantarkan makanan tertidur di sini.” Ucap Mbah Seno lagi.
“Hmmm kasihan Yatmi dan anaknya. Kenapa Tarno juga tega membunuh Yatmi. Padahal bisa test DNA janinnya untuk mengetahui siapa yang sudah menghamili Yatmi.” Gumam Yayuk lalu melangkah masuk.
“Lha pembanding untuk test DNA nya siapa Bu, kalau tidak diketahui siapa laki laki yang sudah menghamili. Apalagi katanya penunggu pohon duwet itu yang menghamili. Apa iya mau mencabut bulu bulu Gendruwo itu Bu..” ucap Respati sambil melangkah di belakang istri nya.
“Ya siapa saja yang berhubungan dengan Yatmi Pak.” Ucap Yayuk sambil terus melangkah.
“Bu, hati hati ya.. kamu jangan tidur sendirian. Harus selalu aku temani.” Ucap Respati sambil merangkul pundak istrinya dari samping.
“Aku sekarang ngantuk Pak. Mau tidur aku, tadi hampir semalaman tidak bisa tidur.” Ucap Yayuk sambil masuk ke dalam kamar.
“Bu, kata Mbah Seno tadi penunggu pohon duwet itu siang siang juga graayang graayang je..” ucap Respati yang juga ikut masuk ke dalam kamar.
“Mohon perlindungan Allah, Pak. Aku ngantuk banget sekarang.” Ucap Yayuk melepas kerudungnya lalu dia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Respati yang takut istrinya digerayangi oleh penunggu pohon duwet ikut duduk di tepi tempat tidur.
“Pak sampeyan keluar sana. Nanti dikira Mbah Seno siang siang kita kelonan. Aku tidur sebentar saja kok. Habis itu aku mau buat rencana kerja dan masak. Sampeyan sudah pastikan Somad dan teman temannya besok pagi ke sini kan.” Ucap Yayuk lalu memejamkan kedua matanya.
Respati yang takut sang istri tercinta digeraayangi oleh penunggu pohon duwet. Tetap tidak mau keluar dari kamar. Dia tetap duduk di tepi tempat tidur sambil mengusap usap layar hand phone nya, untuk menghubungi Somad dan petugas PLN.
Waktu pun terus berlalu. Yayuk benar hanya tidur satu jam saja. Setelahnya dia bekerja. Respati pun juga bekerja mengawasi petugas PLN yang membetulkan instalasi listrik di kamar sebelah.
Kavling rumah sebelahnya juga dibersihkan oleh Mbah Seno, karena akan dipakai oleh Somad dan teman teman.
Hari itu juga Yayuk dan Respati belanja material untuk membuat atap di belakang rumah agar lebih aman.
Malam harinya, mereka berdua masih saja diganggu oleh makluk makluk gaib. Akan tetapi hanya suara suara bagai benda benda jatuh di belakang rumah. Dan suara suara duk duk duk tembok yang bersebelahan dengan rumah yang tadi siang dibersihkan oleh Mbah Seno. Bagai suara orang memukul mukul tembok dari arah luar.
Respati malam ini juga minum obat tidur. Tetapi dia meminumnya lebih malam agar tidak terbangun di dini hari. Sedangkan Yayuk yang sudah mengaji hanya mengabaikan suara suara itu.
Keesokan harinya. Yayuk dan Respati bangun lebih segar dari hari kemarin. Respati dan Yayuk hari ini juga lebih bersemangat karena Somad dan teman temannya akan datang.
Akan tetapi tiba tiba terdengar suara notifikasi di hand phone milik Respati.. Respati cepat cepat meraih hand phone nya. Dan segera membuka pesan chat yang masuk..
Ekspresi wajah Respati tampak kecewa setelah membaca pesan chat ..
“Bu, Somad dan teman teman ditunda tidak pagi ini ke sini.. kata nya ada tetangga meninggal dia mau ke sini setelah acara pemakaman.” Ucap Respati
“Ya tidak apa apa Pak. Ditunggu saja. Paling siangan mereka ke sini.” Ucap Yayuk sambil membuat anggaran belanja untuk keperluan rencana kerja nya.
Akan tetapi hingga siang hari, Somad belum juga memberi kabar lagi. Respati pun mulai gelisah.
Respati sudah mencoba menghubungi nomor hand phone Somad, ada nada sambung tetapi tidak diterima oleh Somad.
“Tidak diangkat Bu, apa mereka membatalkan ya..” gumam Respati semakin gelisah.
“Tunggu saja Pak. Mungkin Somad ikut angkat jenazah jadi tidak bisa menerima panggilan sampeyan.” Ucap Yayuk..
Akhirnya sore hari Somad mengabari akan berangkat menuju ke lokasi proyek.
“Bu, Somad baru berangkat. Aku nanti menjemput mereka sudah gelap Bu..” ucap Respati sambil membalas pesan chat dari Somad.
“Mana harus lewat jembatan seram itu Bu.. hiii...” ucap Respati sambil mengangkat kedua bahunya dan geleng geleng kepala bergidik ngeri.
“Nanti sama aku Pak menjemputnya.. kata orang orang , rumah Yatmi sebelum jembatan kalau dari sini. Aku kok masih penasaran kisah Yatmi dan Tarno ya..” Ucap Yayuk dan membuat Respati semakin takut.
Habis magrib Somad mengabari lagi kalau sudah turun dari bus sesuai pesan Respati. Respati dan Yayuk pun segera keluar rumah menuju ke mobil untuk menjemput Somad dan teman temannya..
“Bismillah..” ucap Yayuk dan Respati saat mobil mulai berjalan pelan pelan meninggalkan rumah.
Suasana di lokasi itu sudah gelap dan sepi. Lampu penerangan hanya dari dua teras rumah, dan dari lampu mobil yang dikemudikan oleh Respati.
Semakin menjauh dari rumah yang mereka tempati suasana semakin gelap karena kini hanya ada penerangan dari lampu mobil saja..
Saat mobil sampai di dekat pintu gerbang bulu kuduk mereka berdua meremang. Tidak hanya karena teringat oleh kisah Yatmi dan penunggu pohon duwet. Akan tetapi tiba tiba angin bertiup sangat kencang hingga ranting pohon duwet menjuntai dan menghalangi mobil yang mereka tumpangi.
“Bu, piye iki, kenapa ranting sampai turun begitu ya.. “ ucap Respati, ekspresi wajahnya sudah tampak tegang, panik dan takut..
“Kalau kita nekad nanti kalau ada yang patah tertabrak, marah tidak itu penunggunya..” ucap Respati yang jantung nya sudah berdebar debar lebih kencang.
Respati tidak berani menoleh ke arah pohon.. Hanya mendapat cerita dari Yayuk dan Mbah Seno saja, Respati sudah terbayang bayang sosok Kunti dan Gendruwo penjaga pohon duwet itu.
mkne gamuk karna di fttnah padahal bukan dia
pantes aja gguin org2 trus karna gamuk dia
bukan tarno terus siapa yaaa
yayuk is the best pokok e
lanjut terus yuk biar terungkap dan pembangunan g mangrkak lagi
yu huu
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦