NovelToon NovelToon
Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Favreaa

Kisah CEO dingin dan galak, memiliki sekretaris yang sedikit barbar, berani dan ceplas-ceplos. Mereka sering terlibat perdebatan. Tapi sama-sama pernah dikecewakan oleh pasangan masing-masing di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

"Astaga, kamu benar-benar norak, Cassandra!" teriak Elena, menambah kemarahan dan rasa malu di hati Cassandra. Tapi wanita itu tak lagi berniat membalas ejekan itu. dia lebih memilih cepat-cepat berdiri dan berlalu.

"Ayo cepat naik ke mobil, kita sudah terlalu lama di sini!" ajak Alvaro di saat Elena masih mengumandangkan tawanya.

"Iya sebentar, saya sedang bahagia." Katanya, setelah itu Elena pun masuk ke dalam mobil. Bayangan saat Cassandra terjatuh, membuatnya sulit menghentikan tawa.

"Jangan terlalu bahagia menertawakan kesialan orang lain! Nanti kalau kamu mengalami hal seperti itu, gimana?" tegur Alvaro. Tapi Elena salah menduga. Alvaro menegurnya seperti itu karena dia masih ada hati pada Cassandra. Elena pun tak menjawab lagi. Tapi memalingkan wajahnya ke luar jendela.

"Elena, kamu tidak ingin tanya-tanya tentang saya?" tanya Alvaro dengan penuh percaya diri. Elena yang masih kesal, melirik dengan ekor matanya.

"Gak perlu, gak penting buat saya."

"Apa, gak penting katamu? Nanti kalau kamu melakukan kesalahan, bayaran kamu akan saya potong per kesalahan."

Elena diam lagi dan hanya mendengus dengan posisi wajah yang tetap mengarah ke jendela. Entah kenapa dia jadi sebal saat tadi Alvaro menegurnya.

Setelah beberapa saat Elena masih tetap diam. Alvaro merasa heran, karena tidak biasanya gadis ini membisu. Tapi dia pun malas untuk mencari tahu. Biarkan saja, kalau ada pertanyaan, pasti Elena akan bicara. Begitu pikirnya.

Sampai tiba di basemant gedung apartemen Alvaro, Elena masih tetap membisu. Mungkin dia tengah merajuk, tapi bagaimana mungkin si dingin Alvaro mengerti dengan apa yang dirasakan pacar gadungannya ini.

"Erwin, tolong bawakan belanjaannya!"

"Baik tuan," kata Erwin sambil membuka pintu dan langsung membuka bagasi mobil.

Setelah itu Elena pun segera turun lebih dulu tanpa disuruh. Lalu berjalan mengikuti Erwin dengan meninggalkan Alvaro di belakang.

"Pak Erwin, saya bantu?" gadis itu menawarkan bantuan. Tapi Erwin malah tersenyum sambil menggeleng.

"Tidak perlu non, mendingan non Elena temani tuan Alvaro saja."

"Apa pak? Ogah banget saya."

"Jangan begitu non, kata orang kalau kita tidak suka secara berlebihan pada orang lain, Tuhan akan membalikkan hati kita, malah jadi suka pada orang yang dibencinya."

Erwin terkekeh, menggoda Elena. tentu saja gadis itu langsung mencibir.

"Itu tidak akan berlaku untuk saya, pak."

Erwin terkekeh lagi. Dia suka pada gadis ini tak pernah bersikap pura-pura atau bahkan bersikap sok ngebos mentang-mentang dekat dengan bosnya.

"Langsung tutup aja pak, pintu liftnya!" Pinta Elen, jahat, saat dia dan Erwin sudah berada di dalam kotak besi itu. Padahal Alvaro pun sudah ada di depan pintu lift yang masih terbuka.

Erwin hanya terkekeh mendengar ucapan kekanakan gadis itu.

"Kenapa kamu cengengesan gitu, Erwin?"

Tanya Alvaro yang kini sudah ikut masuk. Dia menatap tajam pada supirnya lalu menekan tombol panah berhadapan dan pintu lift pun tertutup.

"Tidak apa-apa tuan, sepertinya nona Elena sedang kesal." Jawab Erwin jujur.

Elena langsung melotot pada laki-laki lemes itu.

"Memangnya kamu kesal kenapa?"

"Memangnya orang gak boleh kesal kalau gak ada sebab? Suka-suka saya lah!" Elena menjawab dinis dan memperlihatkan wajah kesal.

Mendapat jawaban seperti itu, Alvaro kembali cuek sambil mengedikkan bahunya.

***

Dengan bergaya seorang wanita kaya raya, Cassandra masuk ke salah satu otlet yang menjual tas dan sepatu branded di mall tersebut.

Matanya langsung berbinar saat melihat deretan tas-tas dan sepatu-sepatu dengan desain cantik dan mewah, tersusun rapi dan ditata sedemikian rupa di etalase hingga menarik mata untuk memandang dan jatuh hati pada barang-barang super mahal itu.

"Oh thanks God, akhirnya aku bisa merasakan kembali masuk ke toko ini. Seharusnya kamu lihat Alvaro, tanpa kamu pun aku bisa memborong semua barang-barang yang aku suka. Aku juga bisa tinggal di apartemen mewah seperti yang pernah kamu berikan dulu. Cuma sayang, jika Anton dibandingkan dengan kamu, yaaa oke, Jauh tanah dari langit hihihi_ tak apa yang penting duitnya banyak."

Nit nit nit

Lamunan Cassandra buyar saat terdengar bunyi di ponselnya. Di layar tertera nama Anton memanggil.

"Hallo om sayang~" jawab Cassandra dengan suara dibuat semanja mungkin.

"Kamu di mana Cassandra? Aku merindukanmu, sayang. Aku sekarang sedang berada di apartemen kita. 'Adikku' sedang rindu berat pada 'adikmu'." Balas suara genit Anton meniru kemanjaan Cassandra. Jika ada orang yang ikut mendengar, pasti akan termuntah-muntah karena ke-enek-an yang luar biasa.

"Tunggu ya, om sayangku yang ganteng, aku sedang berbelanja dulu. Ada beberapa barang yang aku suka, tapi uangnya tidak cukup." Cassandra sedikit merengek.

"Barang apa sayang? beli saja nanti uangnya ku transfer!"

"Benarkah? Oh, kamu memang terbaik sayang. Baiklah, nanti jumlah yang harus dibayarkan akan aku share pada om. Terimakasih sayang, mmmuachhh, aku akan segera pulang!"

Akhirnya dengan kalap,Cassandra membeli barang apapun yang dia mau, tanpa harus memikirkan, berapa jumlah uang yang harus Anton keluarkan untuk membayar semuanya. Toh dia juga sudah memberikan 'jasa' yang setimpal.

Ya, semakin hari kehidupan Cassandra semakin tak terkendali. Karier modelnya yang biasa-biasa saja tidak dia perdulikan. Dia pikir, buat apa capek-capek kerja tapi penghasilannya tidak seimbang dengan tenaga yang dia keluarkan. Mendingan jadi sugar baby. Tinggal meng*ngkang dan mend*sah, duit ngalir seperti air.

Sedang asyik matanya berkeliling mencari barang lain yang menarik matanya, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sosok Neysa yang datang bersama 2 perempuan lainnya. Bibir Cassandra tersungging senyum dan ia akan menjadikan kesempatan ini untuk show off di depan mantan calon mertuanya.

Dengan langkah gemulai, dia menghampiri Neysa yang belum menyadari keberadaan Cassandra di situ. Neysa, Alesha dan Carline, memang tengah asyik melihat-lihat dan memilih.

"Hallo tante Neysa sayang. lagi belanja juga ya? Barang-barang di sini memang original dan keren-keren. Lihat, aku sudah dapat beberapa, tapi mataku masih betah mencari yang lainnya." Kata Cassandra, membanggakan diri sambil memamerkan kedua tangannya yang penuh dengan tentengan paper bag berisi barang-barang yang sudah dibelinya di toko tersebut.

Neysa menoleh pada wanita yang sekarang sangat dibencinya itu. tatapannya begitu sinis saat Cassandra memamerkan apa yang dibelinya.

"Rupanya kamu sudah mendapatkan mangsa baru setelah dicampakkan putraku?" sindirnya tajam. Sama sekali tak ada aura keramahan yang terpancar dari wajah cantik wanita paruh baya itu.

"Hahaha! tante, tante, life must go on! Gak ada dalam kamusku untuk terus terpuruk meratapi putramu. Tak ada gunanya, toh sekarang aku sudah punya segalanya, meski tanpa putra tante!"

Neysa benar-benar muak dengan lagak wanita ini. dia pun tak mau ambil peduli lagi dan lebih memilih berinteraksi dengan Alesha dan Carline.

"Mmm- tante, kalau aku boleh tebak, tante pasti bermaksud menjodohkan gadis ini dengan Alvaro kan?"

Neysa kaget mendengar ucapan Cassandra. Matanya menatap wanita itu penuh selidik.

"Darimana kamu tahu?"

"Tentu saja Dari Elena dan Alvaro. Malah aku sempat dengar kalau Elena tadi sempat mengatakan hal jelek tentang, dia!" tunjuk Cassandra pada Alesha. Dan membuat amarah Alesha langsung naik dan terpancing emosinya.

"Memangnya dia bilang apa?" tanya Alesha

Cassandra terdiam sejenak, karena dia tadi cuma mengarang saja untuk memfitnah Elena.

"Katanya, kecantikan kalian tidak sebanding, jadi tidak mungkin kalau Alvaro akan memilihmu." Kalimat itu terlintas begitu saja dari pikiran Cassandra, membuat Alesha semakin geram pada Elena.

"Tante dengar apa yang dia katakan?"

Alesha menatap Neysa dengan emosi dan tidak terima. Sementara Cassandra tertawa puas dalam hatinya karena sudah berhasil mengadu domba Elena dan Alesha.

"Sebaiknya kamu tidak terlalu percaya dulu pada wanita ini. Siapa tahu dia hanya ingin mengadu domba kalian. Lebih baik kamu tenang dulu!" kata Carline menenangkan putrinya. Tapi Alesha malah terlihat tambah marah.

"Mommy kamu benar Alesha, kita tanyakan saja langsung pada Elena. Tante yakin, perempuan ini hanya mengarang cerita."

"Hahaha, tanyakan saja, toh tak akan ada maling yang ngaku!"

Neysa tak melayani ucapan Cassandra. Dia malah mengeluarkan ponselnya dan menelepon Alvaro.

"Hallo, Alvaro, kamu ada di mana?"

**

"Oke."

Setelah itu dia kembali menutup teleponnya.

"Ayo kita pergi dari sini dan jangan dengarkan wanita ini. dia hanya orang iri."

Neysa langsung menarik tangan keduanya dan segera berlalu dari hadapan Cassandra.

***

"Kenapa Mrs.Gracia tidak ada di sini?" Tanya Elena curiga. Dari tadi dia ikut bantuin Alvaro menata bahan makanan yang tadi mereka beli, ke kulkas dan ke dalam rak penyimpanan. Tak sekalipun Mrs.Gracia yang dulu menerimanya saat datang ke sini untuk mengambil baju ganti Alvaro, menampakkan batang hidungnya.

"Mrs.Gracia memang sudah tidak bekerja di sini. Dia kembali ke negara asalnya, Australia. Saat kemarin bekerja di sini hanya untuk sementara saja."

"Terus yang bantuin kamu sekarang siapa?"

"Kamu! Karena sepertinya sebentar lagi akan ada yang datang ke sini. Kamu harus mulai berakting sekarang sesempurna mungkin."

Masih dengan perasaan kesal tadi yang masih dirasakannya, Elena berdiri setelah pekerjaannya merapikan belanjaan selesai.

Dia mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih lalu meminumnya.

"Anda yakin saya bisa berakting dengan sempurna?"

"Kenapa kita tidak mencoba berlatih dari sekarang?"

Alvaro menghampiri Elena dan berdiri di belakangnya. Perlahan tangannya terulur menyentuh pinggang ramping gadis itu.

Tangan Alvaro semakin terulur dan sekarang sudah melingkari pinggangnya. Tubuh Elena bergetar, dia mulai merasa tak nyaman. Tapi sebaliknya Alvaro semakin mempererat pelukannya. Bersamaan dengan itu, bibirnya menempel di telinga Elena. Dia mulai memberikan kecupan ringan di situ.

"Tuan, tolong jangan lakukan ini!" Elena berusaha memberontak.

"Diamlah!" Alvaro kembali berbisik.

Hembusan napas hangatnya menggelitik, membuat bulu kuduknya meremang.

"Jangan seperti ini pak, saya mohon."

"Tenanglah El, ini bagian dari akting kita, kan?"

"Tapi sekarang ti-"

Ceklek

Tok tak tok tak

Terdengar suara langkah sepatu menggema hingga sampai ke area dapur, dimana Alvaro sedang memeluk Elena.

"Siap ya?!"

1
A F I S ❀
lanjutt
Azwan Ramhan
lanjut
Siti Rahayu
up
Siti Rahayu
seruuuu bgt ..lanjut
Siti Rahayu
up
Rasshke Cndv
aku suka banget,ceritanya ngak membosankan.
Rasshke Cndv
sangat suka ceritanya...up terus ya...
Adyava
sukaa banget sama ceritanya/Kiss/
diselingkuhi sama tunangannya gak bikin FL nya nangis sampe mewek² tapi malah tetep tegar/Kiss/
A F I S ❀
upp
Sri Buwana Yuliati
bacanya lumayan
Yong Chel
cerita yang sangat menarik🥰up
HjRosdiana Arsyam
Luar biasa
Dewi Andayani
Nice, please... up thor
A F I S ❀
lanjutt
Bunda HB
gaya lah semampunya, klo gubuk reot knpa gk diperbaiki rmh nya biar jdi istana. angel" org miskin gaya org KAYA SULTAN...
Denna
biarin aja si cassandra ketimpa sama buldoser biar sekalian end aja/Grin//Chuckle/
Denna
kan kan si cassandra kejebak sama mucikari/Tongue/
Queen
seorang elena mau dilawan? ya jelas kalah lah si ulet bulu cassandra itu
Queen
al, gak mau to the point aja gitu sama mamamu alasan kalian putus?? daripada mantanmu makin ngarang ceritanya ke mamamu.
Queen
bau bau cassandra bakal dijual sama dika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!