NovelToon NovelToon
Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Menjadi bayi
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Di khianati dan terbunuh oleh orang yang dia cintai, Nada hidup kembali di tubuh seorang gadis kecil yang lemah. Dia terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa?

"Kakak, tolong balaskan dendam ku." Pinta gadis kecil yang namanya hampir sama dengan Nada.

"Hah!! Gimana caranya gue balas dendam? tubuh gue aja lemah kayak gini."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.26

Pagi hari di kediaman Evelin begitu hening, tanpa aktivitas yang biasanya memenuhi rumah.

Suara canda dan tawa yang biasanya memenuhi rumah kini telah hilang, digantikan oleh hawa suram dan duka.

Evelin masih tak bisa menerima bahwa Kara telah pergi, meskipun dia melihat tubuh Kara, tapi jiwanya tidak ada.

Sekar, yang baru pulang mengikuti Satria dinas di luar kota, menatap rumah Evelin yang gelap dan sunyi.

Dia tidak tahu bahwa semalaman rumah itu tidak terang, karena baru pulang dan tidak terlalu memperhatikan.

Sekar memutuskan untuk mengetuk pintu.

"Evelin, kamu didalam?" tanya Sekar.

"Kara sayang, ini Tante Sekar. Kamu ada didalam? Kara, Evelin?" panggil Sekar dengan suara tinggi, sambil mengetuk pintu dengan keras.

Tak ada jawaban dari dalam, bahkan Alfa yang biasa nongkrong di teras pun tidak terlihat.

Khawatir terjadi sesuatu pada Evelin dan Kara, Sekar bergegas memberitahu suami dan anaknya.

"Papa, Jayden!" panggil Sekar.

"Pa, Jay, astaga mereka kemana, sih?" Sekar kesal.

"Ada apa, Ma? Kenapa teriak-teriak?" tanya Satria, muncul dari taman belakang.

"Pa, Evelin dan Kara. Aku khawatir sama mereka, mereka tidak menjawab dari dalam, pintu terkunci, dan semua gorden belum dibuka," jelas Sekar.

"Ya ampun, ayo kita ke sana. Jayden!" panggil Satria.

Tak lama, Jayden muncul setelah selesai bersiap.

"Ada apa, Pa?" tanya Jayden.

"Beritahu Pak RT dan suruh dia ke rumah Evelin. Mereka tidak menjawab dari dalam, Papa dan Mama khawatir," kata Satria.

"Apa? Mereka kenapa?" tanya Jayden panik.

"Sudah, nanti saja Papa beritahu, cepat sana," kata Satria.

"Iya, Pa," balas Jayden.

"Ayo, Pa, lama banget," Sekar menarik suaminya, mereka menuju kediaman Evelin.

Pintu terkunci dari dalam, Satria mencari jalan lain, tapi jalan belakang juga terkunci.

"Evelin, buka pintunya, Evelin!" teriak Satria.

Sementara itu, malamnya Evelin menatap foto Kara yang sudah dibanting karena kesal pada Alfa.

Dia mengusap membersihkan sisa-sisa kaca.

"Kara, buat apa Mama hidup jika tujuan Mama sudah pergi?" Evelin isak.

"Kalau kamu gak ada, lebih baik Mama menyusul kamu, ya?" Evelin mengusap sudut matanya. Namun, air mata terus mengalir.

Dia menatap foto Kara, merasa kesepian tanpa kehadiran putrinya.

"Kara, apa Mama boleh ikut?" bisik Evelin dalam keheningan, sementara waktu menunjukkan pukul empat pagi.

Evelin merasa sangat sedih dan kehilangan arah tanpa Kara.

Dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang bisa membuatnya merasa lebih dekat dengan Kara, seperti melihat-lihat kenangan mereka bersama.

****

Brak!

Pintu terbuka dengan paksa setelah Satria dan Pak RT merusak kuncinya. Mereka bergegas masuk, diikuti oleh warga lainnya. Sekar membuka gorden untuk membiarkan cahaya masuk.

Sementara itu, Jayden mencari Kara di seluruh rumah.

"Kara, kamu di mana?" teriak Jayden saat tidak menemukan Kara di kamarnya.

Dia kemudian menuju kamar Evelin dan terkejut melihat Evelin terbaring tak sadarkan diri dengan luka di pergelangan tangannya.

"Evelin, Evelin!" Sekar berteriak histeris.

"Cepat telepon ambulance!" perintah Pak RT.

"Kita sudah menelpon ambulance, Pak. Sebentar lagi sampai," sahut salah satu warga.

Evelin segera dibawa ke bawah, dan beruntung mereka masih bisa merasakan denyut nadinya meskipun lemah.

"Evelin, bertahanlah," isak Sekar.

Tak lama kemudian, ambulance tiba, dan tim medis segera membantu Evelin. Sekar ikut di dalam ambulance, sementara Jayden dan Satria menyusul di belakang.

Pak RT meminta warga membersihkan rumah Evelin.

****

Nada yang kini berada di tubuh Kara merasakan dadanya sesak dan sangat gelisah.

"Bagaimana keadaan, Evelin? Kenapa perasaanku tidak, enak?" gumam Nada, membuka jendela kamar untuk membiarkan udara pagi yang sejuk menyentuh wajahnya.

Pagi hari di panti memang sangat ramai dengan anak-anak SD, SMP, dan SMA yang bersiap untuk berangkat sekolah.

Nada masih ingat saat-saat dia berebut kamar mandi dengan Embun.

"Nada, kamu sudah bangun?" tanya Embun, membuyarkan lamunan Nada.

"Sudah, masuk aja, gak dikunci kok, Kak," sahut Nada.

Embun tertawa geli mendengar Nada memanggilnya "Kak".

"Kenapa ketawa?" tanya Nada, menatap Embun yang duduk di sisi ranjang.

"Gak apa-apa, lucu aja sih. Secara kamu Nada, yang umurnya dua puluhan, tapi sekarang ada di tubuh anak kecil," kata Embun sambil terkekeh.

"Ihh, nyebelin, Kak Embun!" goda Nada, dan mereka pun tertawa bersama.

Nada keluar bersama Embun menuju dapur, karena dia sangat rindu dengan Mbak Aida dan Bunda Tari.

Sementara itu, Samudra menyusun rencana untuk mencari bukti dan saksi.

Menurut Nada, ada seorang pemuda bernama Dimas yang mengetahui kejadian tersebut.

Samudra bertekad mencari racun dan pistol yang digunakan Rowman dan Salsa.

"Ini tidak mudah, tapi demi Nada, aku akan melakukan semuanya," gumam Samudra di dalam kamarnya.

Namun, kesedihan terlihat dalam matanya.

Samudra tidak bisa menghilangkan pertanyaan dalam pikirannya: jika semua sudah selesai, apakah Nada akan pergi?

Nada bukan sekadar saudaranya, dia adalah adik kecil yang selalu menjadi impian Samudra.

Setelah ibunya, Julia, tidak bisa memberikannya adik, harapan Samudra untuk memiliki adik kecil terwujud ketika orang tuanya memperkenalkannya pada Nada.

Namun, takdir berkata lain, mereka terpisah ketika Nada diculik oleh pengasuhnya saat masih bayi.

Bertahun-tahun mencari, akhirnya mereka menemukan Nada kembali.

Bersambung ...

1
Mochi 🐣
lanjut
Cinta Salsabila
lanjut dong
Epi Widayanti
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
AriNovani
Yang baru baca tolong jangan di skip ya!! soalnya ngaruh ke pendapatan kalo di skip, ya aku gk bayaran 😢
Diah Susanti
kirain udah SMP karena di bab sebelumnya disebut gadis kecil diduga kena pelecehan, ternyata masih balita. miris banget nasibnya, sampai meninggal dianiaya pacar ibunya
Epi Widayanti
lanjut 💪💪💪
Mochi 🐣
Lanjut /Determined//Determined//Determined/
Anonymous
semangat nulis/Determined/
AriNovani: /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Epi Widayanti
semangat Kara kamu pasti bisa /Determined//Determined/
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart/
AriNovani
luar biasa
Mochi 🐣
lanjut
Margaretha Indrayani
syukurlah nada sudah cerita masalahnya, dan lucas serta rowman tunggu saja kejatuhanmu
pecinta dunia fantasi
hai kak,aq pendatang baru 🥰
Epi Widayanti
next
Mochi 🐣
Lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart/
Mochi 🐣
Bagus 💙💙💙
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!