NovelToon NovelToon
Fake Princess

Fake Princess

Status: tamat
Genre:Petualangan / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:25.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: FufuHima

Dilarang spam promo di sini!

Warning! Banyak tindak kekerasan, penuh masalah moral. Harap ditanggapi dengan bijak!

Tahap Revisi!

Genre : Dystopia, High Fantasy, Romance, Action, Mystery, Psychology, Adventure.

Sakura, gadis yatim piatu berotak cerdas, yang selama hidupnya dibesarkan di sebuah Panti Asuhan.

Karena sebuah tragedi, ia dilahirkan kembali menjadi seorang Putri di Negeri Asing. Negeri di mana, seorang perempuan berusia empat tahun akan dipaksa bertunangan dengan seorang asing, lalu saat perempuan tersebut menginjak tujuh belas tahun ... Dia akan dieksekusi jika laki-laki yang menjadi tunangannya itu, menolak mentah-mentah dirinya.

Tak ada kebebasan untuk perempuan, yang ada hanyalah ... Hukum mutlak jika hanya laki-laki yang berkuasa, perempuan tak lebih berharga dari seekor hewan.

Ini kisah Sakura, yang berjuang untuk mendapatkan keadilan. Ini kisahnya, kisah yang akan membawamu ke sisi paling kelam kehidupan.

Semangat, cinta kasih, haru biru, memenuhi perjuangannya di dalam kisah ini. Perjuangan, yang akan membawa nasib perempuan untuk kedepannya.

2 chapter, up daily.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FufuHima, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter XXIX

"Putri.." sebuah suara terdengar dari arah belakangku

"Ada apa?" tanyaku sembari tetap fokus mengarahkan anak panahku ke arah target panahan yang berada di hadapanku

"Undangan pertunangan mu telah datang..." ucap suara laki-laki tadi

"Eh? pertunangan?" ucapku berbalik menatapnya

"Raja menunggumu di ruangannya, Putri." ucap Pengawal yang berbicara denganku tadi

"Lalu, dimana Tsubaru?" balasku kembali menatapnya

"Semuanya sedang menunggumu disana..." ucapnya lagi seraya menatapku

Berjalan aku menuju tumpukan busur panah yang berada di sisi kananku, kuletakkan busur panah yang aku pegang tadi di atas busur panah yang telah tersusun rapi sebelumnya.

Kembali berjalan aku mengikuti Pengawal tadi meninggalkan tempat latihan, kulangkahkan kaki kecilku menyusuri luasnya Istana.

Gugup, begitulah yang kurasakan saat ini. Keringat dingin mengalir perlahan keluar dari dalam pori-pori kulitku, jantungku berdetak semakin cepat, kugenggam kuat kedua telapak tanganku sembari tetap berjalan dengan kondisi kepala tertunduk...

Selama hampir satu tahun ini aku sibuk membantu Ayah menyelesaikan masalah yang terjadi di Kerajaan. Bank yang sedang kami rancang sudah berjalan setengah dari proses pembangunannya. Begitupun dengan kopi maupun gula dan beberapa produk lainnya diterima baik oleh semua lapisan masyarakat, baik dari dalam Kerajaan kami sendiri maupun Kerajaan tetangga. Hingga aku, melupakan sesuatu yang lebih penting...

Kutarik udara sebanyak-banyaknya ke dalam paru-paru ku, kutahan sebentar lalu ku keluarkan secara perlahan, kulakukan hal itu berulang-ulang.

Pintu ruangan kerja Raja terbuka perlahan oleh Pengawal yang berdiri membelakanginya. Kulangkahkan kakiku berjalan masuk ke dalam ruangan, tampak Raja, Haruki dan Izumi duduk di kursi mengelilingi sebuah meja yang terletak sebuah kotak kayu berwarna putih penuh ukiran bunga di atasnya.

Tsubaru, Tatsuya, Tsutomu dan bahkan Satoru berdiri di sudut kanan ruangan. Kuperhatikan Tsubaru yang tampak tertunduk cemas dari jauh, kualihkan kembali pandanganku ke arah Ayah dan kedua kakakku seraya kulangkahkan kakiku menuju ke arah mereka...

"Ayah, kau memanggilku?" ucapku berpura-pura tidak mengetahui apa yang tengah terjadi

"Duduklah..." ungkapnya pelan tanpa menatapku

Berjalan dan duduk aku di samping Izumi, terlihat raut khawatir tergambar jelas di wajah-wajah mereka...

"Ada apa, Ayah? apa ada sesuatu yang penting?" ungkapku menatapnya

"Undangan pertunangan mu telah datang, di dalam kotak putih itu berisi sebuah pita yang akan menentukan siapa yang akan menjadi tunanganmu..." ucapnya tertahan

"Apa Ayah mengetahui siapa yang akan menjadi tunanganku?" tukasku seraya menatapnya

"Tidak akan ada yang tahu sampai saatnya tiba, semuanya ditentukan oleh Pendeta Agung. Apa kau ingin membuka kotaknya sendiri?" ucapnya lagi seraya menatap dalam padaku

"Bisakah Ayah atau Kakakku saja yang membukanya, Sachi terlalu takut untuk melihat isi di dalamnya" ungkapku tertunduk

"Aku saja yang membukanya.." Ucap Izumi memotong pembicaraan

Ditariknya nafasnya dalam-dalam seraya dihembuskannya dengan sangat kuat. Diarahkan dan diletakkannya kedua tangannya di atas kotak kayu berwarna putih yang berada tepat di hadapannya itu. Berkali-kali ia menelan air ludahnya sendiri, wajahnya yang putih tampak basah dipenuhi keringat...

"Ahh sialan, melihatnya membuat rasa gugupku meningkat.." ucapku dalam hati seraya menatapnya

"Pita biru.." ucap Haruki seraya mengambil sebuah pita panjang yang terletak di dalam kotak kayu yang dibuka oleh Izumi

"Biru kah?" ungkap Raja seraya duduk tegap dengan kedua tangan disilangkan nya ke dada

"Biru? Apa yang dimaksud dengan pita biru?" ucapku balik menatap mereka satu persatu

"Pita yang dikirimkan oleh Pendeta Agung untuk pertunangan terdiri dari tiga warna. Putih, merah dan biru..." ungkap Haruki menatapku

"Putih berarti pertunangan yang terjadi, baik laki-laki maupun perempuan nya mempunyai usia yang sama. Dengan kata lain, mereka bertunangan saat usia mereka sama-sama menginjak empat tahun..."

"Merah berarti pertunangan yang terjadi, dimana usia perempuan nya jauh lebih tua daripada usia laki-laki. Sedangkan biru, adalah sebaliknya..."

"Tunggu, nii-chan. Berikan aku waktu untuk meresapi apa yang terjadi.."

"(menghela nafas) Kami para laki-laki tidak sama seperti kalian para perempuan yang harus ditunangkan saat usia kalian menginjak empat tahun. Kami, para laki-laki mendapat sedikit keistimewaan..." Ucap Haruki lagi seraya membuang pandangannya ke samping

"Laki-laki dapat bertunangan di usia berapapun..." ungkap Raja kembali menatapku

"Eh? lalu nii-chan, pita apa yang kau dapatkan saat itu?" ungkapku seraya menatap ke arah Haruki dan Izumi

"Aku? Putih. Aku bertunangan saat usiaku menginjak empat tahun."

"Akupun begitu, aku mendapatkan pita putih saat itu" sambung Izumi menimpali

"Lalu bagaimana denganmu sendiri, Tsubaru?" ucapku seraya menatap Tsubaru yang tertunduk

"Merah. Aku bertunangan saat usiaku baru satu tahun.." ungkapnya sembari tetap tertunduk

"Lalu bagaimana dengan tunanganku sendiri?" ucapku seraya menatap mereka satu persatu

"Entahlah, mungkin dia berusia sepuluh tahun lebih tua darimu, atau mungkin dua puluh lebih tua.."

"Mungkin juga dia berumur empat puluh tahun.." sambung Izumi seraya menimpali perkataan Haruki

"(menghela nafas) Kau jangan terlalu terpengaruh dengan perkataan kakak-kakakmu. Bersiap-siaplah, besok kita akan berangkat ke Kuil dimana semua pertunangan akan dilaksanakan, termasuk pertunanganmu..." Ucap Raja kembali menatapku

________________

Kubaringkan tubuhku ke ranjang kamarku, kututupi wajahku menggunakan bantal yang tergeletak di atas kepalaku...

"Sachi.." terdengar suara Lux mengetuk telingaku

Semenjak kunjungan kami ke desa Kuma dan kembali ke Istana, aku meminta Lux untuk tidak meninggalkan kamarku apapun yang terjadi. Hanya aku, Haruki, Izumi dan Tsubaru lah yang mengetahui keberadaan Lux, bahkan Raja pun tidak mengetahui keberadaan Lux sendiri, aku benar-benar tidak ingin terjadi apapun padanya...

"Apa Lux?" ucapku seraya mengangkat bantal yang menutupi wajahku

"Apa ada sesuatu yang mengganggu?" ucapnya seraya terbang dan duduk di sampingku

"Tidak terjadi apa-apa.." ungkapku seraya menatap kosong ke langit-langit kamarku

"Apa kau lupa, kami bangsa Peri sangat sensitif dengan perasaan manusia..." ucapnya lagi seraya meluruskan kaki kecilnya

"Besok, aku akan melakukan perjalanan dengan Ayahku ke Kuil tempat aku akan ditunangkan. Kau masih ingat bukan tentang pertunangan yang dulu pernah aku ceritakan.."

"Aku mengingat nya... Apa kau takut, Sachi?" ucapnya lagi

"Entahlah. Dibandingkan rasa takut, aku lebih mengkhawatirkan rasa cemas yang dirasakan keluargaku.." ucapku pelan seraya kupejamkan kedua kelopak mataku

1
Tini Nurhenti
keren nih abang JaGo,tw bae adinya mata ijoan /Sneer//Facepalm/
Tini Nurhenti
kayak tessy dong cincinnya tiap jari ada /Joyful//Joyful//Joyful//Curse/ dasar mata ijo mata duitan /Silent//Facepalm/
Tini Nurhenti
the best kawann wekwek nie,ngakak abissss /Joyful//Joyful//Curse//Facepalm/
Tini Nurhenti
/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm/
Tini Nurhenti
se7 bgt schiiiii
Tini Nurhenti
/Determined//Determined/
Tini Nurhenti
imejic bgt othore mu,lanjut dbaca ulang lgiiii gk bosen2 thor.
Tini Nurhenti
/Joyful//Joyful//Joyful//Determined//Facepalm/
Tini Nurhenti
/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm/
Tini Nurhenti
/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Determined/
Tini Nurhenti
dasar wanita ttap aja matre wkwkwkwk /Smile//Facepalm/
Tini Nurhenti
/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm/ giginya taring smue zek
Tini Nurhenti
masi cuilik sdh darling2an( sayang) ea sachi /Joyful//Joyful//Facepalm/
Tini Nurhenti
kakak laknat /Joyful//Joyful//Joyful//Curse//Facepalm/
Tini Nurhenti
mengandung bawang /Sob//Sob//Sob/
Tini Nurhenti
tak baca ulang ni novel gk ngebosenin,trio wekwek ni ngangenin klo lgi debat cocot/bacot/ bicara /Curse//Determined//Facepalm/
Tini Nurhenti
tak kasi kopi biar melek lnh lama /Grin//Grin//Facepalm//Tongue/
Tini Nurhenti
/Curse//Curse//Hammer//Facepalm/
Tini Nurhenti
/Facepalm/
Tini Nurhenti
/Joyful//Skull//Skull//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!