NovelToon NovelToon
HIDDEN MARRIAGE

HIDDEN MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Pernikahan rahasia
Popularitas:497
Nilai: 5
Nama Author: Wendy081104

Elena terikat pernikahan sejak umurnya menginjak 17 tahun. Awalnya pernikahan ini tidak ia ketahui, hingga saat umurnya menginjak 20 tahun, barulah ia mengetahui bahwa ia sudah menikah selama 4 tahun. Namun yang membuat Elena bertanya, siapa pria yang berstatus sebagai suaminya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wendy081104, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Mereka menatap Elena dan Alex penuh tanda tanya, bagaimana tidak? Alex keluar dari kamar dengan bekas tamparan kecil di pipinya, sedangkan wajah Elena sudah memerah seperti tomat.

"Ada apa dengan kalian berdua?" tanya Mariana penuh selidik.

Elena dan Alex saling melirik satu sama lain, tanpa ada yang berniat untuk menjawab pertanyaan Mariana. Sedangkan Damien yang duduk di samping Jack, hampir tertawa lepas dengan hal ini. Damien tahu, pasti Alex melakukan sesuatu pada Elena hingga gadis itu berbuat seperti itu.

Makan malam mereka berjalan dengan lancar, tapi ada satu hal yang menganggu konsentrasi Alex, yaitu Elena. Namun Alex akan bertanya nanti di kamar mereka. Setelah selesai makan malam, Elena membantu Helena dan Mariana membereskan meja makan, karena sudah terbiasa dengan hal ini, Elena sangat cepat dan telaten dalam hal ini. Karena ini adalah hal yang di tanamkan oleh Helena, sejak Elena masih kecil.

Sedangkan para pria di usir oleh Helena dan Mariana, untuk kembali ke kamar mereka dan membiarkan para wanita yang menangani hal ini, setelah selesai Elena tidak langsung pergi ke lantai 4 di mana kamar Alex berada, melainkan dirinya keluar melalui pintu belakang.

Dan di sinilah Elena di taman belakang mansion itu, sebelumnya Elena sudah pernah datang ke sini tepatnya di rumah kaca yang di penuhi oleh bunga itu, dan lucunya dirinya tersesat dan di tolong oleh suaminya itu. Elena berjalan dengan bertelanjang kaki, karena hujan sudah berhenti namun tetap saja masih basah di sekitar taman ini, Elena memilih untuk duduk di bangku di depan taman kaca itu, sambil menaikan kakinya.

"Mengapa tidak memanggilku?" suara berat Alex, mengejutkan Elena

Elena terkejut dan berbalik, mendapati Alex yang berjalan mendekatinya, dengan memegang jas hitam di tangannya. Alex memakaikan jas itu pada Elena, dan duduk di sebelah gadis itu. Tangan Elena memeluk lututnya, sepertinya banyak hal yang Elena pikirkan.

"Ada apa?" tanya Alex.

Elena melihat Alex sebentar, lalu kembali fokus ke depan. Dirinya masih terpikirkan oleh kejadian di mana Lily datang ke mansion tadi.

"Kita harus masuk, sudah terlalu malam di luar." Elena bangun dan menarik tangan Alex, untuk masuk kembali ke dalam mansion.

Alex bingung dengan perilaku dan sikap Elena, menurut Alex itu sangat mencurigakan. Alex memeluk pinggang Elena dan langsung membuat tubuh gadis itu menempel dengan tubuhnya. "Ada apa? Katakan padaku? Kamu tahu...aku tidak suka melihatmu diam seperti ini..." kata Alex, dia lebih suka melihat tingkah random Elena, dari pada melihat Elena yang diam seperti ini.

Namun Elena tidak menjawab pertanyaan itu, dia memilih diam dan menatap ke arah lain. Dia tidak ingin menatap Alex. Alex yang melihat tanggapan diam Elena hanya menarik napasnya pelan, dengan cepat dia menggendong Elena bridal meninggalkan taman belakang, menuju ke kamar mareka. Saat sampai di dalam kamar, Alex menggendong Elena masuk ke dalam kamar mandi, dan mendudukannya di sana, kemudian mencuci kaki Elena yang kotor.

"Kamu sangat diam hari ini, sweetie." kata Alex, sambil menatap Elena.

Elena menggeleng pelan. "Aku hanya mengantuk." kata Elena.

"Benarkah? Aku tahu kamu berbohong, Sweetie." tangan Alex mengusap pergelangan kaki Elena yang masih basah, dengan lembut, lalu mencengkram erat pergelangan kaki Elena, seperti ingin memasang rantai di sana.

Elena menghela napasnya pelan, "Wanita itu...apa dia akan datang lagi?" ungkap Elena.

Alex tidak bodoh, untuk menafsirkan kalimat Elena yang baru saja di katakan olehnya, Alex berdiri dan menggendong Elena, keluar dari kamar mandi dan meletakkannya dengan lembut di atas ranjang itu. Elena berbaring membelakangi Alex, pria itu lalu naik dan berbaring di belakang Elena.

Elena merasakan pinggangnya di peluk erat, hembusan napas Alex terasa di tengkuk belakang miliknya membuat seluruh tubuh Elena menegang.

"Tenang saja...hari ini adalah terakhir kalinya kamu melihat wanita itu..." bisik Alex lembut.

·–·–·–·–

Sementara itu di sisi lain, Lily meringkuk ketakutan karena dirinya di culik oleh sekelompok orang yang mengenakan jubah hitam dan topeng mereka, bahkan Lily tidak bisa berteriak meminta tolong karena tubuhnya yang sudah di suntik oleh sesuatu.

"Bawa wanita itu." perintah salah satu dari mereka.

Lily di seret paksa ke dalam sebuah gudang terbengkalai, yang jauh dari kota. Mereka melemparkan tubuh Lily paksa ke tengah mereka. Lalu di antara kerumunan orang itu, Lily melihat seseorang yang duduk di kursi roda, yang mendekatinya, di dorong oleh salah satu dari mereka.

"Lepaskan penutup mulutnya." perintah pria itu.

Salah satu dari mereka menganggukan kepalanya, lalu membuka penutup mulut Lily, membuat wanita itu tidak mati kehabisan napas.

"Uhuk...uhuk..." Lily menatap takut pada mereka semua.

Namun dirinya tidak bisa melakukan apapun, tubuhnya dan sarafnya seperti tidak berfungsi, karena suntikan itu.

"Lumayan...apa kamu yang mengkhianati Lorenzo?"

Lily terdiam mendengar pertanyaan itu.

"Kamu mengkhianati Lorenzo, lalu sekarang...ingin menghancurkan pernikahan keponakan kecilku? Kamu memang punya nyali yang besar." pria itu bangkit dari kursi roda.

"Gantung dia." perintah pria itu, yang langsung di laksanakan oleh para bawahannya.

·–·–·–·

2 minggu kemudian...

2 minggu belakangan ini, Elena maupun Alex sangat sibuk dengan aktivitas mereka, bahkan 2 minggu ini Elena di tinggal hampir tiga kali, karena Alex selalu pergi ke luar kota atauatau negara, untuk pekerjaan bisnisnya.

Elena menarik tubuhnya, akhirnya dirinya sudah menyelesaikan beberapa masalah terkait tugasnya, yang di berikan oleh profesor Arland.

Elena langsung merapikan semua perlengkapannya, dan keluar dari perpustakaan. Jam telah menunjukan pukul 18.47, hampir memasuki makan malam, Elena selalu di jemput oleh David karena Alex tidak bisa menjemputnya, setelah Elena masuk ke dalam, mobil langsung melaju meninggalkan parkiran kampusnya.

Sepanjang jalan, Elena terus menguap kecil, dirinya ingin sampai di rumah dan tidur. Sesampainya di dalam penthouse, Elena langsung melangkah ke arah kamar mereka, masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Entah kapan dirinya pulang..." gumam Elena.

Sehabis melakukan ritualnya, karena sudah sangat mengantuk, Elena langsung naik ke atas ranjang, dan dalam hitungan menit dirinya sudah tertidur dengan nyenyak.

Sementara di perusahaan Alex, pria itu duduk dengan tenang di ruang rapat, sambil mendengarkan penjelasan partner bisnisnya, yang adalah seorang wanita. Sudah lama dirinya duduk di ruangan ini, namun dirinya belum menemukan apa yang menarik untuk bekerja sama dengan mereka, dan itu membuat emosi Alex memuncak.

"Kita sudah berada di ruangan ini lebih dari 2 jam, dan sekarang? Kalian bahkan belum menemukan titik tertentu." bentak Alex, tanpa memikirkan partner bisnisnya.

Karena sudah muak, Alex bangkit dan meninggalkan ruang rapat itu, dirinya tidak tahan jika harus berada di ruangan yang sama, dengan wanita yang terus melirik ke arahnya.

"Aku ingin memeluknya." batin Alex, saat masuk ke ruangnya, Alex mendapati David di sana.

"Kamu sudah mengantar istriku?" tanya Alex, sambil melonggarkan dasinya.

"Sudah tuan. Nyonya sudah sampai di penthouse sesuai perintah." jelas David, yang membuat Alex puas.

"Lalu bagaimana dengan wanita itu?" tanya Alex yang sudah duduk di kursi kekuasaan miliknya.

"Tuan...sejak malam itu, wanita itu menghilang tanpa ada yang mengetahui keberadaannya, bahkan orangtuanya James dan Yumi sudah melapor, namun belum ada kemajuan hingga hari ini." jawab David.

Alex mengetuk meja beberapa kali menggunakan jarinya, ini aneh. Bahkan Alex ingin memberikan pembalasan setimpal untuk wanita itu, namun dirinya menghilang bak di telan bumi, dan itu membuat Alex merasa tidak perlu mengotori tangannya.

"Tuan beberapa hari lagi, anda di undang ke ulang tahun perusahaan tuan Steven, dan beliau mengharapkan anda untuk hadir di sana." sambung David.

"Aku akan membawa istriku, jadi persiapkan semuanya." kata Alex, yang di angguki oleh David.

·–·–·–·–

Elena terbangun dari tidurnya karena haus, namun saat berbalik, Elena tidak mendapati Alex di sana. Elena hanya menarik napasnya pelan, mungkin saja suaminya itu sedang lembur. Ia turun dari atas ranjang, lalu pergi ke bawah untuk mendapatkan segelas air dingin. Namun saat Elena berada di bawah, dirinya melihat jas Alex di atas sofa penthouse itu.

"Apa dia sudah pulang? Tapi di mana dia?" gumam Elena meliarkan pandangannya, dan sekarang sudah menunjukan pukul 11 malam.

Elena melangkah menuju dapur, dan melihat gelas di sana, dirinya menuangkan air dingin dan meminumnya dengan sekali tegukan. Lalu menyimpan gelas itu di atas meja dapur, namun saat melangkah, sebuah lengan kekar memeluknya dari belakang, membuat Elena hampir berteriak.

"Ini aku..." bisik Alex.

Elena menarik napasnya pelan, dirinya hampir melemparkan gelas ini ke arah Alex. "Kamu pulang? Mengapa tidak membangunkanku?" tanya Elena, sambil menyentuh tangan Alex di pinggangnya.

"Kamu tidur seperti orang mati, istriku." Elena tersedak mendengar perkataan Alex.

Elena memejamkan mata saat bibir Alex menempel lembut di lehernya, meninggalkan jejak panas. Napasnya tersengal saat tangan Alex mulai membuka menarik resleting gaun tidurnya.

"Alex...." panggil Elena pelan.

"Apa kau ingin menghentikannya?" bisik Alex, napasnya panas di kulit leher Elena, tangannya merayap ke bawah, menelusuri lekuk tubuh Elena.

"Tidak." bisik Elena, suaranya serak.

Elena merasakan tubuhnya melemah di bawah sentuhan Alex, sebuah kerinduan yang tak tertahankan menguasai dirinya. Alex mencium leher Elena dengan lembut, lalu menuruni tulang selangkanya, setiap sentuhannya membakar api di tubuh Elena. Ia merasakan jantungnya berdebar kencang, tubuhnya bergetar, seperti badai yang mengamuk di dalam dirinya.

·–·–·–·

to be continue...

1
nyonya
jangan bilang lu sengaja menta ditembak lex
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!