Sebuah keputusan yang boombastic bagi seorang Chantika menjatuhkan pilihan nya kepada seorang petualang cinta yang super gila. Hanya gara-gara ingin memberikan hukuman terhadap cinta pertama nya. Namun, tak ada yang gratis di muka bumi ini. Semua harus ada take and gave.
"Jadi kan aku yang kedua dan akan ku pastikan semua sakit hatimu, akan terbalaskan!" ucap Rendy sembari menyeringai.
Haruskah ia menerima tantangan itu? Dari mana awal segalanya di mulai? Menjadi kan seorang Rendy pengantin nya pengganti cinta pertama yang telah menghianati kesucian cinta nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Handoko Abraham Soedibyo
Satu minggu sudah wartawan pencari berita sudah berjejer dan berjubel di depan gerbang pagar besi rumah mewah kediaman Soedibyo. Namun, belum mendapatkan jawaban yang pasti dari keluarga Sodiebyo.
Mereka menunggu perwakilan dari keluarga Soedibyo yang akan memberikan klarifikasi tentang pembatalan pernikahan putranya yaitu Mahendra Sodiebyo, yang di gantikan dengan pengusaha muda Rendy Suryodinata, yang dianggap pahlawan kesiangan bagi nama baik keluarga Sodiebyo.
Masih ada hubungan darahkah antara Keluarga Soedibyo dan Keluarga Suryodinata?
Ternyata setelah di usut rentetan sejarah antara Keluarga Soedibyo dan Keluarga Suryodinata masih mempunyai hubungan darah.
Rendy Suryodinata adalah cucu pertama dari pasangan David Suryodinata dan Naura Abraham Soedibyo. Ibu kandung Rendy telah meninggal dunia semenjak pemuda itu berusia 17 tahun.
Sementara cucu kedua dari Kakek Handoko Abraham Soedibyo adalah Mahendra Soedibyo. Dia terlahir dari pasangan Hendrik Abraham Soedibyo dan Inneke Kusumawati.
Semenjak Ibu dari Rendy tiada, hubungan darah yang melekat akhirnya merenggang. Hendrik Abraham Soedibyo menginginkan tahta pewaris terkuat sebagai penerus Abraham Soedibyo Group.
Namun, kakek Handoko enggan mewariskan tahta tersebut kepada putra tunggalnya Hendrik Abraham Soedibyo.
-
-
-
Malam yang sama di tempat berbeda.
Suara decitan di atas ranjang menjadi saksi bisu tingkah dua anak manusia yang sedang memadu kasih. Tetes peluh membanjiri tubuh keduanya.
Di sela-sela permainan panas mereka, si wanita yang berada di bawah kungkungan sang jago mengucap kalimat lirih. Namun, cukup membuat dua bola mata si lawan mainnya hendak keluar dari tempatnya.
"Besok pagi aku harus pergi ke Paris," lirih wanita itu terbata-bata.
Mahendra menuntaskan hasratnya yang sudah di ubun-ubun dengan terburu-buru. Usia keduanya mendapatkan yang diinginkan, Mahendra menyudahi permainan itu dengan kasar. Pria itu segera meraih dan mengenakan kembali pakaiannya yang tercecer di lantai kamar hotel.
Mahendra mengambil sebatang rokok dari dalam kotak bungkusnya, lalu menyulut ujungnya. Menatap datar sang wanita yang terbaring lemas usai pertemuan panas mereka beberapa menit yang lalu. Pria itu menyeringai. Lalu meniupkan asap rokok dengan perasaan kesal.
"Kau pikir aku membatalkan pernikahanku demi siapa? Begitu bodohnya aku, mempercayai ucapan wanita sepertimu. Aku yang telah rela mencoreng nama baik Sodiebyo, demi memperjuangkan wanita sepertimu, sekarang kau balas dengan caramu seperti ini! Apa maksud dari ucapanmu tadi! Kau hendak pergi meninggalkan aku sendiri di sini! Lelucon apalagi yang mau kau tampilkan di hadapanku!"
"Aku tidak meninggalkan kamu, my hubby! Ku mohon percayalah, aku akan menyelesaikan kontrak ini hanya dalam waktu satu tahun. Setelah aku kembali dari Paris, kita akan segera menikah!" ucap wanita itu di atas ranjang, tidak dengan sungguh-sungguh.
Mahendra Soedibyo adalah pria tampan dan memiliki postur tubuh yang perfect, temperamennya yang sulit diatur dan dikendalikan mirip sekali dengan banteng yang sedang mengamuk pada matadornya. Dia hanya partner *** di atas ranjang panasnya. Pria yang hanya dibutuhkan untuk penghangat ranjangnya dan sebuah mesin pencetak uang dalam hidupnya.
"Gila! Kalau begitu, kita putus saja! Percuma perjuanganku selama ini, tidak pernah kau hargai! Kau pikir aku tidak tau sepak terjangmu dalam duniamu! Kau terbiasa tidur dengan banyak pria! Tapi aku tetap diam. Namun, jika kau tetap kekeh untuk pergi ke Paris! Aku persilahkan, tapi jangan harap kau bisa kembali lagi denganku!"
Degg.. Glekk
"Kau jahat, Mahendra! Aku hanya ingin meraih cita-citaku selama ini! Aku tidak pernah tidur dengan laki-laki lain yang seperti kau tuduhkan! Aku tak sekotor yang kau pikirkan! Picik kau!" jerit wanita itu penuh emosi.
Mahendra menyeringai. Pria itu mematikan rokoknya yang masih separuh di asbak depan matanya.
Bruakk
Pria itu membanting daun pintu kamar hotel.
"Kita ke mana, Tuan Mahendra?"
"Pulang ke rumah utama!"
-
-
-
Kembali ke Aleta.
Sambil berjalan tertatih-tatih, Aleta perlahan merasakan angin dingin yang menusuk tulangnya dan suara bising kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.
Seorang pria dengan tangan yang kuat memegang pinggangnya. Menuntun Aleta keluar dari kerumunan lautan manusia yang sedang menikmati gemerlap dunia, bergoyang bebas semau mereka.
Pandangan matanya masih belum jelas. Tapi, perlahan. Ia bisa mendengar, kalau pria yang menolongnya memberi perintah kepada seseorang untuk segera melajukan kendaraan yang mereka duduki.
"Aku mau dibawa kemana?" rancau Aleta dengan mata terpejam.
"Sssssttt.. Kau tidur saja yang nyenyak! Kau sudah aman dari kandang buaya!" pria itu tidak melepaskan genggaman tangannya dari pinggang Aleta melainkan mempererat pelukannya dan membiarkan kepala Aleta bersandar di pundaknya.
20 menit kemudian.
Aleta hanya bisa merasakan tubuhnya seakan melayang, ketika seseorang membopong tubuhnya dengan hati-hati. Mendengar suara pintu dibuka perlahan dan kemudian dibaringkan tubuhnya yang lemas itu di atas ranjang yang empuk.
Lalu, perlahan terdengar suara langkah seseorang yang mulai menjauh dari ranjang empuk itu.
-
-
-
Kelopak mata Aleta terlihat bergerak, lalu perlahan terbuka. Dia mengernyit saat merasakan kepalanya berdenyut kembali.
Aleta memegang kepalanya, kedua mata berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kamar. Ia melihat sekeliling yang terasa asing di matanya, lalu menoleh ke samping kanannya.
"Aku ada di mana?"
Aleta berusaha menemukan serpihan ingatannya semalam, apa yang sedang terjadi padanya? Kerutan di dahinya semakin dalam dan jelas. Bagaimana dia bisa sampai di tempat asing ini?
Suara pintu terbuka, pandangan matanya terfokus pada arah sumber suara.
"Kau sudah bangun?" Pria tampan bertubuh tegap itu masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan di tangan yang berisi satu porsi sarapan pagi lengkap dengan segelas susu hangat.
"Aku membuatkan sarapan pagi untukmu." ucapnya sembari menaruh nampan di atas meja lipat kecil di taruh di atas ranjang empuk itu.
"Eh, maaf" Aleta segera bangun dari baringnya, menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.
Aleta menatap tanpa berkedip tidak percaya pada pria yang ada di hadapannya, seperti ada sesuatu yang tiba-tiba menggelitik hatinya saat ini.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Dayat menyadarkan Aleta dari lamunannya.
"Ohh, tidak ada apa-apa" jawab Aleta gelagapan.
"Makanlah dulu sarapannya, mumpung masih hangat. Biar kembali tenaga tubuhmu"
"Iya terimakasih"
-
-
-
Awak media kian ramai menyiarkan berita tentang menghilangnya seorang putra tunggal Keluarga Soedibyo dari acara pernikahannya dengan seorang gadis bernama Chantika. Hingga ada seorang pemuda tampan pengusaha muda dari keluarga Suryodinata yang rela menjadi pengantin pengganti demi hargai diri seorang perempuan yang tidak terhormat di tinggal oleh pengantin prianya.
Dari kejauhan supir pribadi Mahendra Soedibyo melihat sekerumpulan awak media pencari berita tentang tuannya.
"Tuan Mahendra, di depan rumah utama, banyak wartawan yang sudah menunggu kedatangan tuan."
"Apa?"
"Bagaimana ini tujuan, lanjut pulang ke rumah atau ke..?"
"Belokkan arah setir mobilmu! Pulang ke Apartemen, sekarang juga!" titah Mahendra pada supirnya.
💞💞💞💞
Dari wawa yang selalu menanti dukungan kalian readers kesayangan..
niat ko pelakor😑
Kangen dengan keuwuwan mereka😚😘
Terus ini si Yuyud mau ngapain ya? Hadeuh terniat banget nih orang mau menggoda Randy. Pakai apa tuh dia mau memperdaya bang Rendy? semoga bang Randy tak tergoda sama ulet bulu itu😒
Kasihan orang tuamu Yud, mereka sudah Rendy anggap keluarga sendiri, tapi kamu bisa mencorengnya dengan kelakuan kamu macam itu.
sini tak tabok pake bakiak dl biar ga konslet tuh otaknya😆