Season 2 sudah tayang ya🥰
"Karena rezki telah tertakar dan jodoh tidak akan tertukar."
Sebuah pembuktian seorang gadis bernama Raras kepada seorang lelaki yang bernama Simon Anderson yang telah dijodohkan oleh Mirna ibu mempelai pria bahwa putra satu-satunya itu bukanlah pria Impoten seperti rumor yang beredar.
Raras adalah pribadi yang supel mudah bergaul dengan siapapun dan dimanapun, dia juga punya dua teman gesrek yang tergabung dalam geng Trio Cendol Dawet yang selalu bisa membuat semua orang tertawa dengan semua tingkah konyol dan absurd juga kocak mereka.
Shanum dan Mala juga mempunyai kisah pahit dan manis bersama dengan pasangan mereka masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Gemeteran
...Happy Reading...
⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘
Dan ketika cinta telah menyapa, siapa yang mampu tidak menoleh. Sekalipun enggan berpaling?
Cinta memiliki pengaruh yang hebat dalam hidup seseorang, ketika seseorang tersebut telah disapa olehnya, ia tak akan mampu menolaknya, sekalipun ia bersikeras ingin menolaknya.
Kamar Simon yang sudah berhiaskan bunga - bunga mawar yang bertebaran diatas sprei putih berbentuk Love itu memberikan kesan romantis bagi siapapun pasangan suami istri yang melihatnya.
Tapi tidak dengan mereka.
Simon hanya menatap jengah dengan hasil karya Mirna mamahnya, siapa lagi yang berani masuk dan mengubah isi kamarnya kalau bukan mamahnya.
Begitupun dengan Raras, dia terpaku sejenak melihatnya.
Setelah dia keluar dari kamar Mirna dengan membawa sebuah paperbag berisi apa lagi ya kan?
Baju haram pastinya!
Baru berwarna merah maroon yang berbahan adem dan menerawang itu kini ada digenggaman Raras.
Namun dia tidak berniat sama sekali memakainya, membayangkannya saja sudah geli, apalagi memakainya, dijamin masuk angin dah.
Saat mereka berdua melihat ranjang kingsize Simon, mereka berdua terkesima melihatnya.
Bukan karna kagum, tapi malah berdiri semua bulu kuduk mereka.
" Pak.. kalau liat kek gitu, jadi keinget kuburan nggak sih? aku kok malah jadi merinding ya?"
Ucap Raras mengusap lengannya sendiri.
" Ini bukan malem jumat kliwon kan Ra?"
Ucap Simon ikut membumbui omongan Raras.
" Pakkk.. jangan nakut - nakutin gue deh! ngeri tauk!"
Ucap Raras makin bergidik ngeri mencium baunya.
" Yawdah bersihin sono!"
Suruh Simon.
" Diihh.. ogah! bapak aja sonoh, ini kan kamar bapak!"
tolak Raras.
" Tapi kamu kan ISTRI saya, jadi kamu lah yang wajib membersihkannya, itu kan tugasmu!"
Degh!
Raras jadi teringat tentang kenyataan hidupnya, bahwa mulai tadi siang, dia sudah resmi menjadi istri Simon Anderson.
Astaga..! gue beneran nikah ama dia, ini nyata! bukan mimpi.. aduuh gusti.. aku harus gimana ini?
" Malah bengong lagi! woiiii Ra..!"
Teriak Simon.
" Ahh.. emm.. kenapa nggak suruh bibi aja!"
Ide Raras muncul dengan sendirinya, karena dia tadi melihat banyak sekali orang yang memakai baju pelayan di istana Simon ini.
" No.. tidak ada seorangpun yang boleh masuk ke ruanganku, kecuali mamah!"
Ucap Simon tegas.
" HAH..? jadi aku? aku pergi nih?"
Tanya Raras terkejut sendiri.
" Kecuali kamu juga! kamu kan istriku!"
Ucap Simon santai sambil rebahan ditepi kasur yang tidak ada bunganya.
Seerrrrr..
Hati Raras selalu saja berdesir dan berdetak kencang ketika mendengar Simon menyebutnya ISTRIKU.
Ada rasa bangga tapi ya sedih juga, pokoknya menikah dengan Simon sangat sulit diterjemahkan dengan kata - kata.
" Yawda aku bersihin dulu sebentar!"
Raras langsung mengambil tong sampah dan segera memasukkan mawar merah itu kedalam tong sampah.
" Aku buang keluar dulu!"
Pamit Raras ketika sudah selesai membersihkan sprei dari bunga mawar itu.
" Hemm.."
Hanya itu yang keluar dari mulut Simon.
Saat selesai menaruh sampah didepan pintu, Raras tertarik melihat tangga menuju ke atas.
" Bukannya mamah Mirna dulu bilang dia punya bioskop di lantai paling atas?"
Gumam Raras perlahan.
Raras melangkahkan kaki menuju lantai atas, penasaran ingin melihat bioskop pribadi rumah sultan.
" Wuaaah... beneran kayak bioskop ini mah, bahkan lebih keren dan ekslusif."
Raras duduk disofa empuk nan lembut.
" Mending gue tidur disini aja kali ya? ngeri - ngeri sedep gue kalau tidur bareng Mr. Impo!"
Raras menselonjorkan kakinya sambil memijit pelan dengan memejamkan mata, merasakan pijatannya sendiri yang tidak seberapa enaknya, betis kakinya masih terasa pegel dengan segala rentetan acara.
Tiba - tiba kaki Raras seperti terganjal sesuatu, pijitan tangan hangat terasa dikakinya, lembut tapi mantap.
Saat Raras membuka matanya?
Jeng.. jeng..
" Bapak?"
Ucap Raras terkejut saat melihat Simon sudah duduk disampingnya sambil memijit kakinya.
" Kamu ngapain disini?"
Tanya Simon datar.
" E.. aku.. aku.. mau nonton film, hehe.."
" Trus kenapa nggak dinyalain layarnya?"
" E.. itu.. anu.. aku nggak tahu caranya?"
Padahal bukan karena ingin menonton film, lebih tepatnya menghindar dari Simon.
" Ini ada Remotnya, tinggal pencet aja, mau nonton film apa?"
Tanya Simon dengan tangan sebelah masih memijat kaki Raras.
" E.. apa ya?"
" Romantis? action atau horor?"
Sebenernya pengen yang romantis sih, tapi nanti kalau ada adegan plus - plusnya gimana dong? keki sendirian gue?
" Action aja!"
Akhirnya Raras menentukan pilihan.
Saat adegan pemain utama hampir disayat tubuhnya dengan sebilah pisau yang tajam, Raras heboh teriak ketakutan, sound diruangan itu semakin membuatnya tegang.
" Astaga.. aaaawwww!"
Raras menutup matanya sendiri.
" Kamu ini? bikin aku kaget aja!"
Simon terkejut dengan suara teriakan Raras.
" Ganti aja deh! mending horor sekalian daripada pembunuhan gitu!"
Ucap Raras bergidik ngeri.
Simon menurut saja, dia ganti film horor, dan saat ada hantu ngesot dengan berlumuran darah dan mata melotot dizoom kelayar, Raras bahkan lebih heboh dari yang tadi.
" Aaawwww...!"
Raras sontak memeluk Simon dengan erat, dengan layar sebesar itu, hantu itu terlihat nyata.
Simon tidak bergerak sama sekali, dia hanya mematung ditempat, baru kali ini dia merasakan pelukan seorang wanita selain mamahnya.
" Aah.. maaf, aku.. aku tidak sengaja, aku terkejut pak, ganti aja deh!"
Raras tersenyum canggung.
Akhirnya ganti drama romantis plus - plus no sensor.
Saat adegan romantis dan terbilang wow itu, dia melirik ke arah Simon.
Gilaaak.. nggak ngefek ternyata dia, gue aja merem melek lihatnya, dia..? tampangnya datar aja melihat adegan romantis itu, tidak ada pergerakan, fix..! beneran deh dia Impo..! apa gue coba aja ya? pancing dikit aah.. halal ini kok?
Raras tersenyum licik, lebih kepenasaran dengan sosok pria disampingnya, akhirnya dia keluarkan jurus yang selama ini dia hindari dalam berpacaran.
Raras perlahan tapi pasti merapatkan tubuhnya ke tubuh Simon.
Masih tidak ada pergerakan, sama sekali.
Dan itu makin membuat jiwa playgirlnya terusik, perempuan seperti apa yang bisa menarik perhatian seorang Simon.
Raras menyandarkan kepalanya di lengan Simon yang bersandar pada kursi dan melipat tangannya.
Masih tidak ada perubahan, Raras makin gemes dibuatnya.
Akhirnya dia memberanikan diri untuk memeluk tubuh Simon yang mematung.
Dig dug dig dug..
Terdengar suara detak jantung Simon berdetak lebih cepat dari detak jantung normal.
Dasar Raras bukannya berhenti malah makin gencar menggoda Simon, makin keenakan dia menggoda sosok lugu dalam bercinta itu.
Coba gue tes dulu sedikit, penasaran dengan rasa bibir yang masih belum ternoda, katanya tapi? siapa tahu dia lebih mahir, cuma mamah Mirna aja yang kagak tahu yakan?
Kita coba yuk pemirsah? 🤣
Raras menegakkan tubuhnya perlahan, dan makin merapatkan tubuhnya, dengan santainya dia mengalungkan tangannya ke leher Simon yang masih terpaku dengan pandangan ke layar film.
Degh!
Akhirnya pandangan mereka bertemu, tidak ada ada pergerakan atau raut wajah Simon yang berubah, dia benar - benar seperti orang yang tidak punya nafsu.
Raras yang makin dirundung rasa penasaran memejamkan matanya dan mulai memiringkan kepalanya, perlahan dia menempelkan bibir ranumnya ke bibir Simon.
Cup
Tidak ada penolakan dari Simon, namun tidak ada juga balasan dari Simon, padahal sudah seperskian detik Raras menempelkan bibirnya.
" Aaahh.. maaf, aku.. aku terbawa suasana, apa bapak marah?"
Tanya Raras menegakkan tubuhnya.
" Tidak."
Hanya satu kata yang keluar dari bibir Simon.
Apa? TIDAK? jadi dia tidak keberatan? tapi kenapa dia diam saja? tidak membalasnya?
Makin penasaran Raras dibuatnya.
Raras kembali memeluk Simon dengan mesra, ditiup - tiupnya leher Simon biar sedikit terangs*ng, namun masih dengan posisi yang sama.
Akhirnya Raras bertekad kembali mengulangnya, menempelkan bibir ranumnya.
Cup
Masih sama, tidak ada balasan, akhirnya Raras sedikit menggigit bibir Simon, masih sama tidak ada balasan juga.
Diraihnya tengkuk Simon dan ditekankan ciuman Raras dengan sedikit L*m*t*n dalam seperskian detik.
Astaga.. dia sama sekali tidak bereaksi, Raras kesal sendiri dibuatnya, manusia seperti apa sih dia ini.
" Pak.. bapak pernah ciuman nggak sih?"
Raras memberanikan diri menanyakan hal tabu itu, karena emosinya sudah benar - benar diubun - ubun.
Emosi plus hasrat yang menggebu karena penasaran.
" Pernah lah..!"
Jawab Simon santai.
" Berapa kali?"
Tanya Raras kepo.
" Berkali - kali, bahkan sering!"
Ucap Simon kembali.
" HAH..? de.. dengan si.. siapa?"
Raras seakan tidak percaya.
" Mamah."
Ucap Simon memandang Raras.
" HAHHH...? MAMAH..?"
Raras memegang jantungnya sendiri yang hampir copot mendengarnya.
Kalau kalian gimana sayang?
Tunggu kegilaan Raras lagi ya?
Jangan lupa tinggalkan VOTE dan LIKE kalian ya?