Rel kereta api di bagian Utara kampung pandan Arum menjadi hangat di perbincangkan belakangan ini, sebab beberapa orang pernah melihat akan keberadaan seorang wanita memakai gaun berwarna merah.
Bila sudah ada yang mengatakan melihat wanita itu maka dapat dipastikan esoknya akan ada yang meninggal dunia, menurut kabar yang beredar wanita itu adalah korban pembunuhan dari suami sendiri dan wanita itu dalam keadaan hamil.
Siapa kah wanita bergaun merah itu?
Lalu siapakah suaminya?
ikuti terus kisah ini bersama dengan Novita Jungkook, kisah ini tidak ada menjiplak karya mana pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Part mewek
Purnama duduk di sebelah Arya yang sedang duduk termenung sendirian, mungkin saja dia sedang memikirkan bagaimana soal menangkap kuntilanak merah yang ada di rel kereta api. tapi mungkin saja Arya juga sedang memikirkan bagaimana hubungan dia dan Purnama yang bisa secepat ini menjadi renggang dan tidak ada sedikitpun kedekatan kembali, Purnama masih tidak tahu apa yang adik nya itu pikirkan.
Selama ini memang Purnama tidak pernah memikirkan perasaan Arya, sebab setahu dia Arya bila sedang cemburu maka akan terang-terangan menunjukkan pada semua orang atau bahkan pada dia bahwa Arya memang sedang cemburu terhadap keberadaan Nolan yang begitu di perhatikan.
Tapi selama ini Arya tidak menunjukkan karena dia berpikir bahwa mungkin saja itu terlalu berlebihan, takut pula di anggap egois dan tidak memikirkan perasaan Nolan juga yang sedang berusaha untuk menjadi siluman baik dan dia memang butuh bimbingan dari seseorang yang dia sayang atau bahkan yang memiliki hubungan darah dengan dia.
Jadi Arya memutuskan untuk tidak menunjukkan rasa cemburu dan berusaha untuk menelan semua itu sendiri saja, dan lagi memang hanya beberapa member yang tahu bahwa Arya sedang berusaha menahan rasa cemburu di dalam hati agar jangan sampai di ketahui oleh banyak orang atau oleh Purnama sendiri yang sedang gencar mendekati Nolan.
Sekarang Purnama baru menyadari bahwa adik nya yang sangat sensitif ini begitu butuh kasih sayang dari dia, sebab selama ini memang selalu bersama melewati suka dan duka. lalu sekarang mendadak semuanya dia harus sendiri bahkan kasus pun harus mengurus sendiri, mereka seolah sudah memiliki jalan hidup masing-masing.
Setelah protes Aksara baru Purnama pun berusaha untuk kembali mendekat agar hubungan mereka tidak terlanjur renggang, nanti bila sudah renggang maka Arya bisa saja hilang arah seperti dulu ketika dia baru menyukai seorang gadis bernama Sari. Purnama tidak mau bila itu terjadi lagi, secepat mungkin dia memang harus berusaha mendekati Arya.
"Jadi bagaimana perkembangan soal kuntilanak merah itu?" Purnama membuka obrolan sambil membawa telur rebus.
"Belum ketemu titik terang." Arya menoleh pada sang kakak.
"Oh, jangan terlalu bekerja keras nanti suatu saat dia pasti akan muncul dan menampakkan diri pada kita." Purnama mengupas telur lalu memberikan pada Arya.
Arya menoleh sesaat namun segera mengambil telur itu dan memakannya, Purnama tersenyum manis sambil mengelus kepala sang adik yang berambut lurus itu. sebenarnya saat ini Purnama juga tahu bahwa Arya sedang menahan air mata, entah apa yang membuat Arya ingin menangis sehingga dia meneteskan air mata dan berusaha untuk menyembunyikan nya sekarang.
"Kau begitu berdosa pada dia karena mengabaikan perasaannya." ada suara berbisik di hati Purnama.
"Hei kenapa kau menangis seperti itu?" Purnama tidak tahan juga ketika melihat adik yang dia sayang makan sambil menangis.
"Tidak." Arya menggeleng dengan mulut yang penuh dengan telur.
"Maafkan Kakak ya." akhirnya pertahanan Purnama juga jebol sehingga dia meneteskan air mata.
"Sialan, tau gini aku tidak ikut tadi." Maharani menangis sambil memeluk pohon yang ada di sebelah nya.
"Hiks, Hiks." Arya sesunggukan menahan air mata ini.
"Maafkan Kakak." Purnama begitu menyesal dan dia memeluk Arya dengan erat.
"Alah aku jadi menangis juga." Nana mendongak keatas agar tidak jatuh air mata ini.
Namun dua ular itu masih menangis dan berpelukan sehingga mau tidak mau mereka juga ikut menangis pilu akibat terharu bagaimana dekatnya hubungan mereka ketika sedang akur, mau setua apa pun atau bahkan sudah bau tanah tapi tetap saja hubungan antara saudara bisa membuat kita menangis dan juga tidak bisa lepas.
Apa lagi Arya dan Purnama ini adalah kembar sehingga mereka terus saja memiliki kontak batin yang begitu kuat, jadi mau Purnama sekarang usianya sudah tua atau juga Arya yang sudah memiliki cucu sekali pun, Iya tetap saja tidak bisa untuk lepas dari sang kakak dan perasaannya begitu sensitif.
"Kenapa kau tidak mengatakan pada Kakak bahwa kau sedang merasakan cemburu?" Purnama bertanya dan terus memeluk sang adik.
"Tidak, aku tidak ingin di anggap egois dan aku harus berusaha untuk berbagi." Arya menggeleng.
"Kakak salah karena tidak bisa membagi waktu dengan mu, kakak hanya fokus pada Nolan saja dan melupakan tentang kebahagiaan kita." Purnama begitu menyesal.
"Sebenarnya aku juga tidak keberatan bila Kakak akan mengurus Nolan di goa es, tapi ketika melihat matahari terbenam hati ku begitu pilu karena tidak bisa lagi menikmati berdua saat kita baru di tinggal oleh Ibu dahulu." ujar Arya mengungkap kan hati nya.
"Bangsat, anak ular ini ntar sekali membuat hati orang merasa sedih!" Jeno menjauh dan memunggungi mereka berdua.
"Huhuuhuuuu hati ku sakit sekali membayangkan Arya yang sok bersikap dewasa karena menahan cemburu." Nana menangis di bawah pohon.
"Ih lebay sekali sih mereka." Sukma hanya menatap dan melirik Nana.
"Huhuhuuu kau kurang ajar sekali Purnama!" Maharani juga merutuk.
Dua yang sedang menangis tapi peserta lain juga ikut menangis karena membayangkan mereka yang biasa berdua bahkan tertawa bersama menikmati pemandangan sore, atau juga kadang menikmati malam bulan purnama berdua. itu tidak pernah terjadi lagi, mungkin itu yang membuat Arya begitu sedih dan merana.
"Ayo pergi." Sam datang dan langsung menggendong Nana yang sedang menangis.
"Aku sedih karena hubungan mereka sebenarnya sangat dekat, aku punya saudara tapi tidak bisa dekat seperti itu." Nana teringat dengan Nani.
"Ah sudah tidak usah di bahas, nanti kamu malah bertambah sedih saja." Samuel tidak ingin Nana semakin berduka.
"Ayo sayang!" Jeno juga menarik tangan sang istri.
"Aku mau nya gendong." rengek Maharani.
Jeno berjongkok dan menggendong burung hantu ini agar segera pergi dari sini, nanti yang ada dia akan tambah menangis saja dan bisa jadi malah bergulung-gulung. Jeno sudah membayangkan soal itu sehingga dia tidak mau mengambil resiko, lebih baik segera membawa pergi dari sini.
"Hiks, hiks. sudah tidak ada orang, aku jadi bisa menangis." Sukma berjongkok menangis juga.
"Kan malu kalau di lihat yang lain, padahal aku juga ingin sekali punya saudara seperti itu! saudara ku gila harta semua, jadi mana mungkin mereka punya kasih sayang." sesal Sukma.
Persaudaraan Arya dan Purnama jelas bisa membuat siapa saja yang merasa iri dan ingin merasakan saudara yang seperti itu, Sukma tidak mungkin bisa merasakannya karena ini justru membuat dia terkenang dengan masa buruk ketika masih hidup dulu, dia di lahirkan saja hanya untuk di jadikan tumbal semata.
Jangan lupa like dan komen nya, SAYAAAAAANG!
bacanya abis pulang kerja di saat stress karena pekerjaan yang menumpuk dan semua minta selesai sedangkan tangaku cuma 2...
selamat malma ka... lanjut besok ya buat semangat aku mengawali hari...
Nilam bnar klu tu setan makan menggunakan perut nya
kyak monster seram nya
hpne mlayu dewe🥴
dan akhir'y di buat metong juga manusia yang sok berani dan sok kuat, mana kang ngeyel pula🤣🤣🤣emang bagus kalo metong biar g bikin orang waras stres dengan kelakuan'y