NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Larson, Robbins, dan para anggota kelompok yang lain bergerak cepat menjauh sejauh mungkin dari area hutan.

"Brengsek!" Larson menoleh ke arah hutan sesaat, melaju bersama Robbins di sebuah motor. Beberapa anggota pasukan lain berada di depan, samping, dan belakangnya.

Asap masih mengepul dari beberapa titik. Semua orang tampak waspada dengan serangan kejutan dari lawan.

"Beberapa anggota pasukan masih berada di gua dan lorong ketika penyerangan. Aku harap mereka berhasil selamat," gumam Larson.

Beberapa anggota pasukan Cortez dan pasukan Rebel mendapatkan pesan untuk menghabisi Larson dan pasukannya dalam waktu cepat, termasuk dua orang yang dibawa Larson. Mereka saling berpandangan sesaat, memberi kode, lalu bergegas mengarahkan pistol ke arah Larson dan pasukannya.

"Apa yang terjadi?" tanya Larson ketika melihat sebagian anggota pasukan justru berhenti dan mengarahkan pistol ke arahnya dan pasukannya.

Pasukan Larson segera mengarahkan senjata pada pasukan Cortez dan Rebel. Suasana semakin tegang karena tidak ada pembicaraan di antara dua kubu yang dulunya bersatu dan kini menjadi saling bermusuhan.

"Brengsek! Apa yang kalian lakukan?" tanya Larson.

Robbins segera mendorong Larson ke samping ketika seorang pria melesatkan tembakan. Ia memahami situasi yang terjadi dari seorang bawahannya yang memberi tanda padanya. "Rebel sudah mengetahui kebenaran mengenai tiruan Larvin dan yang lain. Dia mengerahkan pasukannya untuk menangkap Mex, Max, Zac, dan Zev sekaligus menghabisi Larson dan pasukannya. Aku harus segera melakukan sesuatu."

"Brengsek!" Larson melompat untuk menghindari tembakan susulan, menoleh ke arah Robbins sesaat.

Pasukan Cortez dan pasukan Rebel segera menyerang pasukan Larson. Pertarungan tidak bisa terelakkan di antara masing-masing pasukan.

Robbins menumbangkan anggota pasukan Cortez dan Rebel dengan mudah, mendekat pada Larson. "Rebel sudah mengetahui kebenaran mengenaimu. Dia menyerang tiruan ayahmu dan mengerahkan pasukannya untuk menghabisi seluruh pasukanmu."

"Apa?" Larson sontak terkejut. "Jadi–"

"Ya, Rebel juga memerintahkan Cortez dan pasukannya untuk menghabisimu dan pasukanmu sekarang. Karena itulah mereka menyerangmu dan pasukanmu." Robbins menendang dua lawan yang mendekat, mengambil pistol mereka.

"Brengsek!" Larson berdecak, mengarahkan tembakan pada pasukan Cortez dan Rebel yang akan menyerang pasukannya. "Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Tuan Alexander sudah memerintahkan pasukannya untuk menolong pasukanmu di Solvenith. Pasukan Cortez dan Rebel di tempat ini bukan masalah besar. Aku dan satu bawahanku bisa mengatasi mereka."

Larson mendengus kesal, menatap satu bawahan Robbins yang menghajar pasukan Cortez dan Rebel dengan sangat cepat. Ia marah dan kesal karena kejadian ini akhirnya terjadi. Dibandingkan menyesal karena mengkhianati Rebel, ia justru merasa sangat bersalah pada Cortez yang sudah mempercayainya selama ini.

Robbins bergerak cepat menumbangkan satu per satu pasukan Cortez dan Rebel. Ia bersama bawahannya saling bahu membahu mengalahkan mereka. Hanya dalam waktu cukup singkat, musuh berhasil dikalahkan.

"Ada musuh yang kabur," ujar Jaden, bawahan Robbins, bersiap mengejar.

"Biarkan dia! Rekan kita akan menguruskan orang-orang itu." Robbins menatap bawahan Larson yang sebagian terluka. "Kita memiliki masalah lain di sini.

Pasukan Larson akan bertanya-tanya pada Larson mengenai kejadian barusan. Sebagian besar dari mereka akan kecewa dan memulai pertarungan kembali."

"Larson, apa benar kau sudah berkhianat pada Rebel dan Cortez?" tanya salah satu pasukan Larson, "katakan alasanmu kenapa kau melakukannya!"

Larson mengepalkan tangan erat-erat.

"Jika kau tidak mengatasi mereka, kami terpaksa mengalahkan mereka," bisik Robbins.

"Aku akan menjelaskan semuanya pada kalian di tempat lain. Kita harus pergi dari tempat ini secepatnya sebelum musuh kembali menyerang," ujar Larson.

Beberapa bawahan Larson segera mengarahkan pistol ke arahnya. Mereka menjauh dari Larson, Robbins, dan Jaden. Orang-orang itu sadar jika mereka tidak akan menang melawan ketiga orang itu dengan mudah.

"Katakan sekarang, Larson!" Pria itu berteriak, mengarahkan pistol pada Larson. "Apa alasanmu mengkhianati Tuan Rebel, Cortez, dan bahkan mengkhianati kami, orang-orang yang sudah mempercayaimu sekaligus orang-orang yang sudah mengikutimu selamanya?"

Larson menggertakkan gigi. "Aku tidak pernah mengkhianati Cortez. Jika aku mengkhianatinya, aku pasti sudah menghabisi Cortez dan pasukannya sejak awal. Aku yakin Rebel berada dibalik peristiwa ini. Dia ingin menyingkirkanku dan ayahku sejak lama sehingga dia mengadu dombaku dengan Cortez, termasuk dengan kalian.”

Para bawahan Larson saling bertatapan.

"Dalam pesan yang dikirimkan oleh Cortez dan Tuan Rebel ke pasukan mereka, kau sudah mengkhianati mereka dengan membawa kelima orang asing yang mencurigakan, termasuk seseorang yang berpura-pura sebagai Tuan Larvin." Seorang bawahan Larson menunjukkan dua ponsel dari masing-masing bawahan Cortez dan Rebel.

"Dalam pesan lain, kau sudah bekerja sama dengan Alexander," ucap bawahan Larson yang lain, "apa tujuanmu sebenarnya, Larson? Kami tidak ingin mengikuti seorang penghianat sepertimu, Larson."

"Aku tidak mengkhianati Cortez. Rebel berusaha menyingkirkanku dan ayahku sejak lama. Untuk itulah, aku menempatkan ayahku di tempat yang aman." Larson mengepalkan tangan erat-erat. Ia memang sudah mencurigai Rebel sejak lama, bahkan sebelum dirinya terkunci oleh Xander. Rebel adalah mantan musuh ayahnya dan menjadi rekan setelah pertempuran akhir di antara keduanya. Beberapa kali tindakannya terkesan sangat mencurigakan, dan hal itu diakui oleh Larvin sendiri.

"Pilihan berada di tangan kalian sekarang. Apa kalian masih ingin bersamaku atau justru menjadi musuhku sekarang?" Larson mencengkeram pistol dengan kuat.

Bawahan Larson mulai ragu, saling berpandangan beberapa waktu.

"Kami akan mengikutimu sampai situasi aman dari musuh yang mengejar kita. Setelah itu, kami akan kembali memikirkan ulang pilihan kami. Kami hanya meminta jaminan jika dua bawahanmu tidak menyerang kami.”

"Mereka tidak akan menyerang kalian selama kalian tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerangku dari belakang," ujar Larson.

Larson, Robbins, Jaden, dan para anggota pasukan kembali bergerak. Di saat yang sama, pasukan Xander dan keluarga Hillborn sudah berada cukup dekat dengan mereka.

Larson berbisik di telinga Robbins. "Katakan padaku, apakah musuh yang aku dan Cortez hadapi masih memiliki hubungan dengan Alexander?"

Robbins melirik sekilas, tidak menjawab pertanyaan Larson.

Larson berdecak. Ia menganggap diamnya Robbins sebagai jawaban "ya” atas pertanyaannya barusan. "Alexander benar-benar menjijikkan. Dia nyaris selalu berada di balik semua hal yang berhubungan denganku."

Sementara itu, Cortez dan pasukannya bergegas menjauh dari hutan setelah mengalahkan dan menahan pasukan Larson.

Cortez belum mempercayai sepenuhnya kabar tersebut sehingga hanya membuat pasukan Larson tidak sadarkan diri dan meninggalkan mereka dengan kondisi terikat di pohon. Keputusannya sempat ditentang oleh pasukan Rebel sehingga keduanya sempat bersitegang meski pasukan Rebel akhirnya setuju.

"Brengsek! Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Larson? Apa kau mengkhianatiku karena berada dalam ancaman Alexander?"

Cortez dan pasukannya terus bergerak menjauh dari hutan. Bersamaan dengan itu, pasukan Rebel justru kembali untuk menghabisi pasukan Larson. Sayangnya, mereka datang di saat pasukan Xander dan keluarga Hillborn datang.

Di tempat berbeda, Rebel harus menahan emosi ketika ia belum mendapatkan orang-orang yang dibawa Larson, termasuk setelah mendengar kabar jika ada pasukan asing yang membantu pasukan Larson dari serangan pasukannya.

"Brengsek! Apa yang sebenarnya terjadi?" teriak Rebel di dalam mobil yang melaju kencang di jalan raya. "Di mana Xylo sekarang?"

"Dia melarikan diri ke arah utara setelah nyaris tertangkap oleh pasukan kita, Tuan," jawab bawahan Rebel yang duduk di samping pria itu.

"Segera temukan dia! Dia kemungkinan terlibat dalam pengkhianatan Larson dan berpura-pura berada di pihakku. Aku juga akan menghabisinya."

Xylo nyatanya tengah bersembunyi di ruang bawah tanah gedung pasukan Larson, mengobati lengannya yang tertembak oleh pasukan Rebel. "Brengsek! Tuan Rebel ternyata ingin menghabisiku juga, padahal aku sudah mengatakan jika aku tidak terlibat dalam pengkhianatan Larson."

Xylo meringis kesakitan, mengamati keadaan atas ruangan melalui layar. "Siapa pasukan asing yang sudah menolongku dan pasukan Larson?"

Sementara itu, pertempuran di hutan Daintree masih berlangsung di beberapa titik antara pasukan Pedro dengan pasukan Xander dan pasukan keluarga Hillborn, termasuk antara Donald, Arron, dan pasukan mereka.

Pedro, Shane, dan beberapa anggota pasukan sudah mencapai sisi hutan, bersiap untuk melakukan serangan kejutan pada Donald, Arron, dan anggota pasukan mereka.

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!