NovelToon NovelToon
Kimi'S Destiny

Kimi'S Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Mafia / Cintapertama / Playboy
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: V3a_Nst

Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 - Kembalinya Tuan Muda Anderson

***

Memasuki perkarangan kantor yg lebih kurang sudah dua bulan lamanya tidak ia kunjungi. Tidak ada yg berubah. Yg berubah hanya para karyawan semakin berani unjuk gigi menunjukkan ketertarikan brutalnya pada sosok pria tampan nan gagah juga kaya raya tersebut.

"Cih! Muak sekali aku melihat tatapan memuja mereka buat kamu!." Darren berbisik sarkas di telinga William. William hanya berseringai di ujung bibir tanpa mau menoleh. Ia memang tidak akan mau banyak bicara jika di hadapan banyak orang. Maka dari itu ia di juluki si pria dingin dan gagah.

Tiba di ruangan kebanggaannya selama ini. Ia menduduki kursi kebesaran yg beberapa waktu terakhir digunakan oleh Darren. Menutup kedua mata, menarik napas panjang dan membuang secara perlahan.

"Rindu juga aku dengan bau-bau kantor."

Marsel dan juga Darren hanya berdecih menanggapi ucapan William. Darren sedang memberikan beberapa file pada Marsel. File itu juga yg nanti nya akan di jabarkan pada William. Tugas pria itu menghandle posisi William telah selesai. Belum selesai Darren memberi arahan ini dan itu pada Marsel, terdengar William berucap..

"Thanks dude."

Atensi keduanya beralih pada William. William mendekat dan ikut duduk di sofa yg di duduki oleh sepupu sekaligus sahabat William. Ia menepuk pundak Darren dan juga Marsel secara bersamaan.

"Santai..." Jawab Darren menutup rasa haru.

"Sudah sembuh total kamu memangnya? tidak butuh psikiater?" Sindir Marsel yg kembali fokus pada tumpukan kertas dihadapan.

William menendang tulang kering Marsel sampai mengaduh sakit. Kertas-kertas yg tadi nya ada di tangan kini terburai diatas lantai.

"Sakit, dasar tidak waras!"

Darren terbahak. "Ini baru bener dia sudah sembuh Marsel." Seru Darren bantu menertawakan pria itu, ia terbahak bersama William melihat Marsel yg kesakitan.

"Maaf, Lagi pula mulut kamu terlalu bau sampah! Makanya aku spontan menendang kamu." Ujar William santai.

"Spontan kamu bilang? ayo sini biar aku banting!" Marsel bangkit ingin mengejar William yg bersiap menghindar.

Sungguh hari pertama yg menghibur hati. William tampak sudah sembuh total dari rasa patah hati. Apa yg dikatakan sang ibu melekat erat di batin William. Satu hal yg ia pelajari, tidak semua masalah bisa kita selesaikan sendiri. Berbagi pada sang ibu atau oranglain yg dapat dipercaya, ternyata termasuk salah satu obat paling mujarab untuk orang yg mengalaminya.

***

Melakoni dua pekerjaan dalam satu hari, Kimi lakukan hanya untuk membantu keuangan keluarga. Sejak sang ayah mengalami korban penusukan dua bulan lalu, Jimi tidak bisa lagi kerja berat. Selama ini ia bekerja sebagai buruh harian. Tentu saja hal itu tidak bisa lagi ia lalui setelah kejadian terakhir yg menimpa dirinya.

Dengan sangat terpaksa Mira, dan khususnya Jimi mengijinkan sang anak bekerja di dua tempat sekaligus dalam satu hari. Mengingat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga hutang piutang yg masih melilit keluarga Jimi. Menjadikan Kimi sosok gadis yg lebih kuat dari sebelumnya.

Pekerjaan Kimi yg pertama adalah menjadi kasir toko supermarket besar yg terdapat di dalam sebuah Mall ternama. Dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore Kimi bekerja disana.

Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan kedua yaitu, kasir di sebuah Klub malam ternama. Bekerja mulai dari jam 7 malam hingga jam 3 dini hari.

Sekian jam saja waktu Kimi beristirahat, namun hal itu tidak pernah melunturkan semangat Kimi. Jika pun pernah mengeluh, tetapi bukan berarti menyerah. lelah wajar. Hal itu dirasakan oleh setiap orang, termasuk Kimi Kimura.

"Kamu mau langsung berangkat nak?" Tanya Mira sembari menyiapkan bekal cemilan untuk sang anak. Ia menatap lirih punggung Kimi yg tengah bersiap memakai sepatu. Ia meyakini, pasti anak nya itu teramat lelah. Akan tetapi jiwa Kimi yg sayang pada orangtua tidak pernah membuatnya mengeluh di depan Mira dan juga Jimi, padahal mereka berdua bukanlah orangtua kandung Kimi. Namun Kimi begitu rela berkorban demi mereka.

"Iya Ma, Kimi takut telat, soalnya jaraknya kan tidak dekat seperti kesupermarket." Kimi menjawab sambil berdiri setelah selesai dengan sepatunya. Ia menghampiri sang Ibu berniat pamitan sekaligus mengambil bekal yg telah di siapkan Mira.

Akan tetapi...

Hiks..

Kimi mendongakkan kepala menatap cepat ke sumber suara.

"Mama... Kenapa menangis!"

Kimi sontak mendekat lalu memeluk erat sang Ibu. Ia usap-usap punggung renta Mira. Sedangkan yg dilakukan Mira hanya semakin menangis dengan kencang.

"Mama sudah, jangan menangis. Nanti Papa bangun Ma, kan Papa lagi istirahat."

Mendengarkan sang suami tengah beristirahat. Mira bergegas menyeka air mata diwajahnya. Ia perlahan tenang dan menatap dalam wajah cantik Kimi.

"Ma-maafkan kami ya nak, hanya bisa menyusahkan kamu."

"Mama tidak boleh ngomong begitu! Kimi ini anak kalian, sudah seharusnya Kimi membalas jasa Mama sama Papa." Jawab Kimi tegar. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menjatuhkan bulir yg hanya semakin memantik keadaan menjadi semakin mendung.

Agar tidak terlalu lama larut dalam kesedihan. Kimi bergegas pergi saja dari rumah menuju tempat kerja yg kedua. Ia mencium pipi sang Ibu lalu bergegas keluar rumah.

Mira melihat kepergian sang anak. Ia menatap lirih dan kembali menitikkan air mata.

"Kamu memang anak yg baik Kimi."

***

Baru saja menginjakkan kaki di klub malam di tempat ia bekerja. Kimi sudah di pertontonkan adegan mesum yg dilakukan pengunjung tanpa rasa malu.

"Cih! Minimal di tempat tertutup kalau mau kokop-kokopan!" Gerutu Kimi saat melintasi dua sejoli yg sedang berciuman berbalut gairah.

Sepintas, Ya! Tiba-tiba saja sekilas bayangan dirinya dan William berciuman menari indah di pikiran Kimi. Dimana ia yg saat itu juga ikut terbuai dengan ciuman hangat yg diberikan William. Ia juga sempat...

"Ck! Otak sapi! mengapa berpikiran seperti itu!"

Kimi mengamuk pada dirinya sendiri, beberapa kali ia memukul sendiri kepalanya yg telah lancang membuka memori.. panasnya bersama William.

Tanpa Kimi sadari, tingkah absurd seorang Kimi di perhatikan dengan jelas oleh sosok pria di ujung ruangan terbuka. Ia menatap Kimi sejak pertama Kimi masuk. Ia menikmati tubuh sintal itu berdecak sebal karena mengamati sepasang manusia yg sedang bermesum ria.

"Cantik."

"Siapa?"

"Yg baru masuk. Dia... Kerja disini?" Ia bertanya begitu, pasalnya pakaian yg dikenakan gadis itu, seragam yg sama dengan pekerja yg lainnya.

"Kimi? Oh iya, Kimi anggota baru. Belum ada dua bulan dia bekerja disini." Jawab seorang pemilik klub malam tersebut. Mereka berdua menjadi satu pandangan ketika seorang pria yg di kenal pemilik klub bertanya sosok Kimi.

Yg sedang di amati gerak geriknya merasa seperti ada yg melihat. Ia pun menoleh ke segala arah. Namun karena klub malam tersebut begitu ramai pengunjung. Kimi memilih tidak mengedar pandangan terlalu jauh.

"Fokus Kim! Ngapain juga kamu melihat kesana dan kesini. Belum tentu juga ada yg mengenalmu disini." Gumam Kimi sembari membuka laci kasir, sekedar mengecek uang. Lalu ia kembali menutup laci tersebut.

***

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!