seorang perempuan yang mempunyai kesalahan untuk jatuh cinta terhadap seseorang, dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini mengapa ia pilih laki-laki itu untuk menjadi kekasih hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naura hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Di perjalanan menuju rumah dafa memakan waktu sekitar 30 menit.
Sesampainya di rumah Dafa, dirinya langsung merebahkan diri di kasur kamar Dafa dengan kasur yang berwarna putih bersalur hitam.
"akhirnya nyampe juga," ucap Hasna lega.
Dafa menggantikan bajunya yang berada di dalam kamar yang sedang ditiduri oleh Hasna, tanpa mengucapkan permisi terlebih dahulu kepada Hasna.
Ia membuka kancing kemejanya satu per satu dari atas hingga bawah, tanpa memperdulikan seorang istrinya yang berada di belakang.
Hasna yang sedang memejamkan matanya, entah dapat angin dari mana, Tiba-tiba reflek Hasna membuka matanya yang sedang tertutup rapat Karena rasa ngantuk yang melandai matanya.
"Loh kamu? Kok sembarangan banget sih ganti bajunya, kan bisa di kamar mandi, mesum banget ih."
"Iya kah? Emangnya kenapa kalo aku ganti baju disini, hm? Masalah buat kamu?" ekspresinya terlihat polos seperti tidak merasa bersalah, dia tetap melakukan aktivitasnya itu di hadapanku.
"Ya masalah lah kocak, itu aurat yang tidak pantas di tampilkan di lawan jenis kayak gue, dari tadi udah gue usir suruh ke kamar mandi kok tetep aja diam disini," hasna merasa kesal dengan nada tinggi.
Dafa mendekat ke arah hasna, lalu berkata. "Kamu lupa? Kita kan sudah menikah, kamu sudah menjadi tanggung jawabku, mengapa kamu masih malu dengan kehadiranku di hidupmu?"
Karena dipancing dengan nada obrolan seperti terpaksa, emosi Hasna pun semakin meluap. "Kita ini cuma hasil perjodohan doang daf! Lo jangan harap kita bisa harmonis, dan gue manggil lo sayang, gue juga gak mungkin akan suka sama lo."
"Kalo gitu, aku aduin juga kelakuan kamu terhadapku tak sopan seperti ini kepada kedua orang tua kamu," Dafa kembali mengancam Hasna.
"oh, silahkan-silahkan saja, bagiku dan bagi keluargaku itu sangat tidak masalah, gue akan bodo amat saja jika semua kelakuanku panjenengan laporkan kepada kedua orang tuaku."
Karena kekesalan yang mendalam, Hasna berlari cepat meninggalkan Dafa yang sedang mengomentari sikapnya di kamar seorang diri.
"Nak Hasna, kamu mau kemana!" teriak kedua orang tuanya ketika melihatku melarikan diri dari menjauh dari rumah Dafa.
Untungnya, Hasna berlari belum terlalu jauh dari pekarangan rumah Dafa.
Dengan rasa panik, mama Riska memanggil anak laki-lakinya untuk mengejar ku yang sedang berlari menjauh dari halaman rumah. "Dafa, tolong panggil istri kamu, itu loh istri kamu ada di luar!"
Dengan pikiran yang sangat berantakan dan tidak beraturan, Dafa berusaha membiarkan istrinya untuk keluar sementara dari rumahnya. "Aku udah bujuk dia bu, tapi dia mungkin belum siap menerima kenyataan bahwa dia sudah menjadi seorang istri, yang mungkin tanggung jawabnya akan lebih berat, biarin dia pulang dulu ke rumah orang tuanya, biarkan dia menyiapkan diri terlebih dahulu."
Riska merasa ragu-ragu dengan kepergian sementara sang menantu barunya itu. "Tapi, nak."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
POV HASNA :
Suara sepatu dan langkah kaki wanita terdengar dari luar, berakibat semua orang di dalam rumah itu mendengarnya. "Siapa itu?"
Seseorang dibalik pintu berusaha mengendap-endap memasuki ruang tamu, supaya tidak di dengar oleh orang rumah.
"Halo ibu, papakuuu, anak perempuan kalian datang!" Seru hasna kepada ibu dan papanya.
"Loh nak, kok kamu balik lagi ke sini? Bukanya tadi kamu sudah tinggal di rumah suami kamu? Kalian kenapa lagi?"
"Aku merasa gak betah di sana, bu," keluh hasna.
"Oke, gak apa-apa itu baru awal, baru pendekatan saja, its okay."
Rani memeluk putrinya yang sedang mengeluh tentang kehidupan barunya ini.
