Dinikahi Miliader

Acara sederhana ulang tahun Arini berjalan lancar, tanpa mereka sadari dihalaman sudah berhenti mobil yang dikendarai Alex. pria tampan itu melangkah angkuh menuju pintu. pelayan wanita yang melihat kedatangan nya segera membukakan pintu.

"Silahkan masuk, tuan muda."

Alex masuk, Vella yang melihat kedatangan suaminya terkejut bukan main, begitu juga dengan Sena dan Arini yang tidak percaya. namun mereka segera menguasai keadaan.

"Selamat datang, dirumah kami yang sederhana ini. menantu." Arini berusaha bersikap seramah mungkin.

"Aku datang untuk menjemput istri ku." Alex melirik Vella seraya merangkulnya.

"Ya kan, sayang."

"I..iya mas."

Alex menunjukan keromantisannya, sehingga Arini dan Sena benar-benar dibuat kalah dan mati kutu. karena sudah meremehkan Ravela selama ini.

"Sangat tampan, Aku menyesal, coba waktu itu mengetahui jika calon suami Vella setampan pangeran, tentu aku akan senang hati mengajukan diri untuk menggantikan posisinya." Gumam Sena menyesali kebodohannya dulu yang salah paham.

"Coba saja, Alex yang menjadi menantu ku yang sesungguhnya, bukan gadis yatim piatu ini. mungkin aku akan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia ini." gumam Arini dengan rasa sesal yang tidak bisa. dia ungkapkan, bahkan bibirnya tidak mampu untuk melukiskan lagi senyuman palsu.

Tiba-tiba Sena berjalan mendekati Alex, seraya memperbaiki penampilannya.

"Hallo adik ipar, silahkan bergabung bersama kami menikmati makanan ini." Sena bertingkah genit, merasa dia paling cantik berharap pria itu akan tertarik melihat nya. namun nyatanya berbanding terbalik dengan harapan Sena, Alex lebih senang menatap kearah Vella.

"Suamiku, ayo ikutan makan."

Vella menarik lembut tangan Alex, menuju meja makan. Alex mengikuti saja mengingat dan menghargai status Ravela sebagai istrinya.

Selesai menikmati makan siang, Vella yang ringan tangan. seperti biasanya membantu tugas-tugas pelayan, merapikan kembali bekas makan mereka.

"Ravela istriku, aku tidak suka kamu melakukan pekerjaan ini, aku tidak ingin tanganmu yang lembut ini lecet. cukup aku saja yang kamu layani." Terang Alex yang membuat semuanya ternganga tidak percaya dengan perubahan hidup Ravela yang benar-benar nyata.

"Dia, memperlakukan Ravela kayaknya seorang ratu, ini tidak mungkin."

Sore mulai beranjak malam, waktunya Vella dan Alex kembali pulang kerumah mewah mereka. suasana hati Vella mulai tidak menentu melihat perubahan suaminya, apakah semuanya hanya acting dihadapan mama dan Sena atau Alex benar-benar sudah menerima kehadiran nya sebagai seorang istri yang dicinta nya.

"Tuan Alex, Ravela. terimakasih atas kunjungan kalian dihari ulang tahun mama yang sangat sederhana ini, mama senang sekali." ucap Arini berbasa-basi. Alex tidak menjawab, sedangkan Vella tersenyum tulus seraya mengangguk.

"Mama, kami pulang dulu ya."

"Ya nak, hati-hati dijalan."

Sena dan Arini mengantar sampai teras depan, mereka memasang wajah ceria dihadapan Alex. seraya melambaikan tangan saat mobil itu mulai beranjak meninggalkan halaman. setelah itu Sena menghentakkan kakinya kesal masuk kembali kedalam rumahnya.

Sepanjang perjalanan pulang, Vella lebih banyak diam dan duduk agak ke tepi. dia berusaha meyakinkan hatinya untuk tidak terbawa suasana dengan sikap manis yang ditunjukkan Alex barusan. karena itu hanya semu, sampai kapanpun Alex hanya milik Natali, kata-kata itulah yang sering terlontar dari bibir Alex. sehingga tertanam dalam benak Vella, tapi sekarang semua terlihat berbeda sehingga sulit bagi Vella membedakan antara sandiwara atau sungguh-sungguh dari perasaannya.

"kenapa diam?"

Alex menarik dagu Vella, memaksanya untuk melirik wajahnya, seketika pandangan mereka bertemu, Vella kembali menunduk. Alex tersenyum dia paham apa yang dipikirkan gadis itu.

"Kedepannya mungkin aku harus lebih lembut lagi pada Vella, agar dia tidak berfikir untuk berpisah dariku lagi." bathin Alex.

Tanpa terasa mereka sudah sampai dirumah, Vella langsung menunju kamar untuk segera mandi, sedangkan Alex duduk di sofa mengangkat panggilan masuk dari asisten Rey untuk membahas pekerjaan.

Setelah menutup telpon, Alex membuka pakaian nya bersiap untuk menyusul Vella mandi. tapi belum sempat dia masuk Vella sudah keluar seraya mengenakan jubah mandi.

"Cepat sekali kamu mandi nya?"

"Saya kedinginan."

"Kan bisa pakai air hangat."

"Mas, aku lelah dan ingin langsung istrahat saja." balas Vella.

Alex melonggos kesal, niatnya untuk mandi bareng Vella buyar, tapi dia tidak menyerah begitu saja, jika Vella kedinginan setelah selesai mandi. maka Alex akan segera menghangatkan sang istri, sehingga dia mempercepat mandinya.

Saat mendengar pintu kamar mandi terbuka, Vella segera berpura-pura memejamkan matanya. namun terlambat Alex sudah mengetahui sandiwaranya. lalu mendekati Vella seraya tersenyum mesum. sebelah tangannya menarik paksa selimut lalu membuangnya asal.

"Aku harus tetap berpura-pura tidur, jika diladeni. singa ini tidak akan pernah puas. mengerayangi ku hingga pagi menjelang, seperti dia memiliki cukup banyak tenaga untuk melakukannya."