Hanya ada di noveltoon, bila ada yang lain maka plagiat.
Desa pandan Arum mendapatkan teror yang amat mengerikan selama satu tahun terakhir anak anak atau pun remaja, banyak yang meninggal dalam keadaan mengerikan dan itu hanya untuk berjenis kelamin laki laki saja.
Mereka di temukan dalam keadaan anus rusak parah, semua nya sudah tidak bernyawa ketika sudah kembali pada keluarga nya.
siapa yang sudah membunuh mereka?
siapa pula yang membuat teror mengerikan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Mencari Crish
Sudah di cari kemana pun anak nya tak kunjung juga ketemu membuat Morang cemas bukan kepalang, punya suami pun pasti tidak bisa mau di andalkan sekali oleh keluarga karena dia sibuk akan urusan sendiri yang tidak ada guna nya. pasti sekarang sudah nongkrong lagi di Lapo tuak, karena memang begitu lah kerjaan Ucok setiap hari.
Pantang ada uang sedikit saja maka akan langsung gas mencari barang barang ya ia sukai, padahal istri nya setiap shubuh harus berangkat ke pasar untuk berjualan di pasar. memang begitu lah cara mereka mencari makan, itu sudah agak lumayan hasil nya apa bila sampai bisa jualan di pasar pasar besar.
Cuma ya memang harus berangkat jam tiga atau paling lambat jam empat, sebab masih harus cari dari toke nya dulu dan baru ambil barang dan di jual lah di pasar, Morang berangkat sendiri tanpa pernah di antar kan oleh Ucok yang punya kesibukan tidak jelas itu.
Sama sekali tidak pernah di debatkan karena Morang sudah lelah, tabiat suami nya memang begini dan tidak bisa mau di rubah lagi. dari pada hanya buang tenaga tidak jelas bertengkar dengan suami, maka lebih baik diam diam saja menekuni pekerjaan dia yang menghasilkan uang lumayan untuk hidup bersama anak anak tentu nya.
Anak mereka ada lima orang, yang empat perempuan semua dan mereka besar nya susun tangga, jarak setahun sudah keluar lagi karena mereka memburu anak laki laki. memang orang Medan sangat harus punya anak laki laki untuk penerus marga, dan baru yang kelima dapat lah laki laki dan sekarang berumur tujuh tahun.
"Tuhan, di mana lah anak ku sekarang?" Morang sudah mau menangis karena panik.
"Mak! Mamak di mana ni?" terdengar Ika berteriak mencari Morang yang sedang panik.
"Mamak di sini, adik kalian belum ketemu soal nya!" jawab Morang keras dari arah sebelah kanan.
"Kok enggak ada ya ketemu si Crish ini, Astaga udah jam tujuh malam!" keluh Ika membawa senter.
"Dari mana kau tau Mamak ada di sini?" tanya Morang.
"Bapak suruh aku cari tadi, kata nya Mamak lagi cari Crish." jelas Ika.
"Kau lihat lah ini semua nya kosong, hewan gembala juga tidak ada di sini." Morang takut sekali.
"Crish! kau di mana, Dik?" Ika berteriak keras memanggil adik nya yang masih entah di mana.
"Mama takut kali lah, bagai mana kalau sesuatu terjadi pada nya seperti Rafli." isak Morang mulai menangis.
"Jangan lah Mamak berpikiran begitu, ayo kita cari dulu Adik sampai ketemu." hibur Ika walau dia juga takut kan hal itu.
Tapi kalau dia tunjukan juga rasa takut nya maka yang ada Morang akan tambah panik di buat nya, jadi lebih baik dia pura pura tenang saja agar tidak jadi masalah kedepan nya nanti. sebagai orang tua sudah pasti lah panik, kecuali orang tua bentuk Ucok yang tau nya cuma bersenang senang saja.
"Cepat lah ketemu, Nak!" Morang kembali berteriak di dalam hutan.
"Criiish!" Ika berteriak memanggil adik nya agar ada sahutan.
"Ayo lah kita pulang, ayo pulang sama Mamak, Nak!" Morang mengusap air mata nya yang mendadak saja meluncur.
"Criiisssh, ayo kita pulang!" pekik Ika menatap kanan kiri hutan.
"Apa dia semakin masuk kedalam ya, Ka?" tanya Morang.
"Ah tidak mungkin lah, Mak! mana ada anak gembala yang masuk sampai dalam sana, banyak serigala nya lah." Ika menolak apa bila di ajak masuk.
"Lalu kemana ini, Ya Tuhan aku tidak bisa kehilangan anak ku." Morang menangis sambil berjongkok.
Ika juga bingung harus bagai mana sekarang, mau mencari terus kedalam hutan pun dia tidak berani, untuk menangkan hati Mamak nya maka dia segera mengajak pindah atau bertanya pada pemilik hewan yang haru ini ini di gembalakan oleh Crish. atau bisa juga anak anak ini sedang mandi di sungai, biasa nya anak anak memang suka membuat ulah.
"Kita cari dulu di sungai ya, barang kali saja dia ada di sana sekarang." ajak Ika menuntun Mamak nya.
"Masa malam malam begini dia mandi, Ka?" Morang agak tidak percaya.
"Ya kan siapa tau, kita coba lah dulu cari biar agak tenang." ajak Ika.
"Ya sudah lah, mari kita kesana cari adik mu." angguk Morang setuju.
Dengan hati yang tidak karuan mereka pun segera menuju sungai untuk mencari Crish, barang kali saja dia ada di sana untuk mandi bersama teman teman. Ika sungguh berharap adik nya ada di sana dan segera di temukan, paling setelah itu adik nya akan habis di cubit karena sudah membuat cemas saja.
...****************...
Bu Mar di tangani dokter dan muka nya di balut perban full karena memang di kelupas habis, dokter saja sampai bingung kenapa muka pasien nya bisa seperti itu luka nya. seolah sangat tidak lazim sekali luka itu, aneh dan sangat nyata.
Mau di bilang karena jatuh tapi tidak ada gesekan aspal yang kuat, memang terlihat sengaja di kelupas habis dan Tiara hanya diam saat di tanya oleh dokter. mau bilang di kelupas hantu pun tidak mungkin, karena dokter tidak akan percaya akan ucapan nya itu, malah yang ada dia nanti akan di anggap gila.
"Ti, Ibu mau minum." pinta Bu Mar yang sama sekali tidak bisa melihat.
Tidak ada jawaban dari Tiara membuat Bu Mar agak takut juga mau menatap kesana kemari walau mata nya di tutup dengan kain kasa, tangan meraba di meja dan akhir nya dapat gelas yang berisi air. tanpa pikir panjang dia meminum lewat sedotan, tapi air terasa sangat lain.
"Tiara, ini air apa kok rasa nya aneh sekali?" tanya Bu Mar merasakan air itu.
"Hueeeek, amis sekali air nya!" Bu Mar malah muntah akhir nya.
Di cium nya air yang ada di gelas itu dan bau amis nya langsung menusuk hidung, ini jelas bau darah amat kental. tapi darah siapa yang di masukan kedalam gelas, Bu Mar mulai ketakutan karena dia baru sadar sedang di dalam ruang sendirian.
"Tiara kamu di mana? cepat temani Ibu di sini sekarang!" teriak Bu Mar meraba raba tempat tidur.
"Tiara!" Bu Mar panik sekali karena dia takut bukan main.
Tep, Tep.
Lampu dalam ruangan berkedip beberapa kali dan dari kain kasa nya itu bisa dia lihat secara samar bahwa di pojok ruangan ada sosok hitam berdiri menatap diri nya, entah menatap atau tidak namun yang jelas memang ada orang di sana.
Bab kedua ya guys, hari ini mau ajukan kontrak jadi jangan lupa like dan komen kalian ya.