NovelToon NovelToon
Seharum Cinta Shanum

Seharum Cinta Shanum

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Shanum dan Wira Wiguna sudah menikah selama 6 tahun dan memiliki seorang anak bernama Mariska namun kebahagiaan mereka harus diuji saat Niar, mertua Shanum yang sangat benci padanya meminta Wira menikah lagi dengan Aura Sumargo, wanita pilihannya. Niar mau Wira menikah lagi karena ingin memiliki cucu laki-laki yang dapat meneruskan bisnis keluarga Wiguna. Saat itulah Shanum bertemu Rivat, pria yang membuatnya jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasanya Sakit

Setelah insiden di pengadilan, Shanum memutuskan untuk tidak berlama-lama di Jakarta. Ia ingin segera menyelesaikan urusan perceraian dan kembali ke desa. Shanum mengurus semua berkas untuk perceraiannya dengan Wira, berinteraksi dengan staf pengadilan dan notaris tanpa ingin bertemu dengan keluarga Wiguna lagi. Ia hanya ingin semua ini cepat selesai.

Di hari terakhirnya mengurus berkas, Shanum sedang menunggu di sebuah kafe kecil tak jauh dari pengadilan. Ia menunduk, pikirannya dipenuhi kenangan pahit dan rasa sakit. Tiba-tiba, sebuah suara berat menyapa.

"Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Shanum mendongak. Di depannya berdiri Wira. Hati Shanum berdebar kencang. Ia terlihat lebih kurus, namun tatapannya yang bingung membuat hati Shanum sakit. Wira diam-diam menemui Shanum setelah melihat pertengkaran Helmi dan Niar. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, ia merasa mengenal Shanum, namun tidak bisa mengingat siapa wanita itu.

"Siapa Anda?" tanya Wira, sorot matanya lurus, tanpa ada sedikitpun pengenalan.

Shanum terdiam, tenggorokannya tercekat. Ia ingin sekali memeluk Wira, memintanya untuk mengingat semua kenangan mereka. Namun, ia tahu, itu tidak mungkin.

"Saya... saya bukan siapa-siapa," bisik Shanum, suaranya bergetar.

"Tapi kenapa mama dan papa bertengkar karena Anda? Kenapa saya merasa pernah melihat Anda? Kenapa..." Wira terlihat frustasi. "Kenapa saya merasa tidak asing dengan tatapan mata Anda?"

Pertanyaan-pertanyaan Wira seperti pisau yang mengiris hati Shanum. Ia tidak tahan lagi. Air matanya mulai menggenang.

"Anda jangan menangis. Saya... saya tidak bermaksud menyakiti Anda," Wira terlihat bingung. Ia mencoba menggapai tangan Shanum, namun Shanum dengan cepat menarik tangannya.

"Tidak... tidak apa-apa," ucap Shanum. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Wira. Ia tidak bisa menceritakan kebenaran. Hatinya terlalu sakit. Ia hanya ingin pergi.

"Maafkan saya," kata Shanum, lalu berdiri. Ia hanya menangis dan melarikan diri. Shanum berlari keluar dari kafe itu, meninggalkan Wira yang masih terdiam kebingungan. Derai air mata membasahi wajah Shanum, membuat pandangannya kabur. Ia tidak tahan melihat Wira yang tidak mengingatnya sama sekali. Shanum merasa sakit, namun ia tahu, inilah jalan terbaik. Ia harus melepaskan Wira, demi kebahagiaan mereka masing-masing.

****

Shanum melangkahkan kakinya yang lelah menuju sebuah masjid kecil di komplek Pengadilan Agama. Hatinya hancur berkeping-keping setelah pertemuannya dengan Wira. Melihat Wira yang tidak mengingatnya sama sekali, namun tetap merasakan ikatan aneh, membuat Shanum merasa semakin sakit. Ia butuh tempat untuk mencurahkan isi hatinya, dan ia tahu hanya ada satu tempat yang tepat: di hadapan Tuhan.

Setelah berwudu, Shanum masuk ke dalam masjid. Ia memilih tempat yang tenang di sudut, lalu mulai melaksanakan salat Dzuhur. Di tengah salat, air matanya tak henti-hentinya menetes, membasahi mukenanya. Ia berusaha khusyuk, namun kepedihan yang ia rasakan terlalu dalam.

Selesai salat, ia mengangkat kedua tangannya, memohon kepada Yang Maha Kuasa. Shanum berderai air mata, memohon kekuatan dan ketabahan. "Ya Allah..." bisiknya, suaranya parau. "Hamba tidak sanggup lagi. Hamba mohon, berikan hamba kekuatan..."

Shanum berdoa dengan tulus, mencurahkan semua kekesalan dan rasa sakitnya. Ia menceritakan tentang pertemuannya dengan Wira, tentang ingatannya yang hilang, dan tentang keputusannya untuk bercerai. Ia tidak menginginkan harta apa pun, ia hanya ingin lepas dari semua masalah ini.

"Ya Allah... Hamba mohon, semoga hamba diberikan ketabahan," isak Shanum, suaranya bergetar. "Hamba ingin kuat demi Mariska. Hamba tidak ingin anak hamba melihat hamba terus-menerus sedih."

Ia memohon agar Wira diberikan kesembuhan, dan agar ia bisa melupakan semua ini. Hatinya sudah terlalu lelah dengan segala drama yang ada. Ia hanya ingin ketenangan.

"Hamba tak mau terlibat dalam drama keluarga Wira selamanya," lanjut Shanum, suaranya terdengar pasrah. "Hamba ingin hidup tenang. Hamba ingin menjadi ibu yang baik bagi Mariska. Hamba mohon, mudahkanlah urusan ini."

Shanum terus saja berderai air mata sambil terisak memilukan. Seorang wanita paruh baya yang juga sedang berdoa di dekatnya melirik, namun ia tidak berani mengganggu. Ia bisa merasakan kesedihan yang mendalam dari tangisan Shanum.

Setelah beberapa saat, Shanum mengusap air matanya. Meskipun masalahnya belum selesai, ia merasa sedikit lebih lega. Ia percaya, Tuhan akan memberinya jalan keluar. Dengan kekuatan yang ia peroleh dari doanya, Shanum bangkit. Ia siap menghadapi apa pun yang akan terjadi di depannya.

****

Shanum duduk di sebuah kantor pengacara di Jakarta, ia menatap pengacaranya yang bernama Pak Chandra dengan mata berkaca-kaca. Hatinya masih diliputi kesedihan setelah pertemuannya dengan Wira. Shanum berkonsultasi dengan pengacaranya untuk mempercepat proses perceraiannya. Ia menceritakan semuanya, dari Wira yang amnesia hingga teror dari Niar.

"Saya hanya ingin semuanya cepat selesai, Pak Chandra," ucap Shanum, suaranya parau. "Saya sudah tidak sanggup lagi."

Pak Chandra mengangguk, sorot matanya dipenuhi simpati. "Baik, Bu Shanum. Saya mengerti. Kami akan mengurus semua berkas perceraian dan kami akan segera mengajukannya ke pengadilan. Anda tidak perlu khawatir."

Saat Pak Chandra sedang menjelaskan prosedur hukum, pintu kantor terbuka. Di ambang pintu, berdirilah Niar, wajahnya dipenuhi amarah. Aura dan Sheila mengekor di belakangnya. Niar rupanya sudah tahu Shanum ada di sana. Saat itulah Niar muncul.

"Kau!" bentak Niar, suaranya melengking. "Berani sekali kau mengurus perceraian?! Kau pikir kau bisa lolos begitu saja?! Kau hanya ingin harta Wira, kan?!"

Shanum terkejut, ia berdiri dengan gemetar. "Ma... Mama, bukan begitu. Saya tidak ingin harta apa pun. Saya hanya ingin... bebas."

"Bebas?!" Niar tertawa sinis. Niar memaki Shanum dengan kata-kata yang menyakitkan. "Kau pikir kau pantas bahagia setelah menghancurkan hidup Wira?! Kau wanita licik! Kau memanipulasi anakku! Kau ini cuma wanita rendahan yang haus harta!"

Air mata Shanum mulai menetes. "Tidak, Ma! Itu tidak benar! Saya tidak pernah menghancurkan hidup Wira! Saya hanya mencintainya!"

"Cinta?! Omong kosong!" Niar menunjuk wajah Shanum. "Cinta macam apa yang membuat kau pergi? Cinta macam apa yang membuat anakku kecelakaan?! Kau pembawa sial! Kau pantas menderita!"

Mendengar semua hinaan yang tak berdasar itu, Shanum tak kuasa menangis. Hatinya hancur berkeping-keping. Perkataan Niar sangat melukai perasaannya. Pengacara Shanum mencoba menenangkan Niar, namun Niar tidak peduli.

"Mohon tenang, Nyonya," ucap Pak Chandra. "Ini kantor hukum, bukan tempat untuk membuat keributan."

"Diam kau! Kau pengacara murahan yang membela wanita sialan ini!" teriak Niar, membuat suasana menjadi gaduh bukan main. Karyawan lain keluar dari ruangan, menatap Niar dengan tatapan terkejut.

Niar terus memaki Shanum, sementara Shanum hanya bisa menangis, merasakan kepedihan yang luar biasa. Ia merasa sangat tidak berdaya. Niar dengan kejamnya menghina dan menyalahkannya atas semua hal yang tidak ia lakukan.

1
Rohmi Yatun
dari awal cerita kok wira sama Bpk nya tu gk pinter jdi laki2.. heran aja🤔
Hatus
Shanum yang sabar ya.. terkadang mendapat suami baik ada aja ujiannya, apalagi jika ujian itu dari mertua 🥹
Hatus
Padahal, senang itu di puji🤭
Hatus
Romantisnya 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!