NovelToon NovelToon
Membawa Benih Mafia

Membawa Benih Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Aliansi Pernikahan / Iblis
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Shanca Evalyne Armandez tak pernah meminta hidup seperti ini. Sejak kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan misterius, ia menjadi tawanan dalam rumah sendiri. Dihabisi oleh kakak tirinya, dipukuli oleh ibu tiri yang kejam, dan dijual seperti barang kepada pria-pria kaya yang haus kekuasaan. “Kau akan menyenangkan mereka, atau kau tidak akan makan minggu ini,” begitu ancaman yang biasa ia dengar. Namun satu malam mengubah segalanya. Saat ia dipaksa menjebak seorang pengusaha besar—yang ternyata adalah pemimpin mafia internasional—rencana keluarganya berantakan. Obat yang ditaruh diam-diam di minumannya tak bekerja seperti yang diharapkan. Pria itu, Dario De Velluci, tak bisa disentuh begitu saja. Tapi justru Shanca yang disentuh—dengan cara yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBM

Flashback: Tahun-Tahun Sunyi di Mansion Lamara, Italia — 22 Tahun Lalu

Gemerincing piano mengalun pelan di ruang musik mansion keluarga Lamara. Seorang bocah laki-laki, usia sekitar tujuh tahun, duduk di ujung tangga dengan kepala tertunduk. Rambutnya hitam gelap dan kulitnya pucat, sorot matanya dingin sejak usia dini—Alaska.

Dari balik jendela, ia mendengar percakapan lirih namun tajam.

“Kau yakin ingin menikahi wanita itu, Paolo?” suara seorang wanita tua—nenek dari pihak ibunya, penuh nada tuduhan.

“Kau baru kehilangan istrimu belum genap dua tahun.”

“Iya, Bu. Tapi anak-anak butuh sosok ibu. Dan Uca… dia bukan wanita biasa. Dia lembut, penyabar, dan mencintai anak-anakku seperti darahnya sendiri,” suara lelaki tenang namun berwibawa menjawab—Paolo Lamara, ayah Alaska.

Lalu terdengar suara perempuan muda, dengan suara tenang tapi tidak ragu-ragu.

“Saya tak ingin menggantikan posisi ibu kandung mereka. Saya hanya ingin anak-anak ini tumbuh tidak membenci dunia karena kehilangan. Saya akan menjadi pelindung mereka, bukan penjaga.”

Nama wanita itu adalah Uca. Dan sejak hari itu, Uca masuk ke dalam mansion bukan sebagai pengasuh atau pelayan, melainkan istri sah Paolo Lamara, ibu tiri dari Alaska dan ibu kandung dari Tio, anak lelaki yang hanya berselisih tiga tahun dari Alaska.

Mansion Lamara, Tahun-Tahun Setelahnya

Alaska tumbuh bersama Tio—dua anak dari ayah yang sama, dua ibu yang berbeda. Tapi mereka tidak pernah benar-benar tahu hubungan darah itu hingga keduanya hampir remaja.

Tio selalu memanggil Alaska dengan penuh hormat, sedangkan Alaska selalu bersikap dingin. Tapi dalam diam, mereka saling melindungi.

“Kenapa kau nggak pernah mau bicara banyak sama Mama Uca?” tanya Tio waktu mereka masih belasan.

“Karena aku tahu dia bukan ibuku,” jawab Alaska datar.

“Tapi dia selalu tidur di dekat tempat tidurmu saat kau demam, bro…”

“Itu bukan alasan untuk mencintai orang.”

Namun seiring waktu berjalan, Uca tak pernah menyerah. Ia mendidik keduanya dengan adil, bahkan terkadang membela Alaska lebih dari Tio sendiri. Dan pada akhirnya, hati Alaska—yang tertutup rapat karena kepergian ibu kandungnya yang tragis—mulai sedikit terbuka.

Transisi Kembali ke Masa Kini — Di dalam mobil hitam menuju mansion Alaska

Alaska menatap keluar jendela mobilnya. Sorot lampu kota berganti-ganti menerpa wajahnya. Di tangannya ada foto lama: dirinya kecil, duduk di pangkuan Mama Uca saat ulang tahunnya yang ke-9. Di belakang mereka, berdiri seorang bocah lelaki tersenyum—Tio.

Suara hati Alaska berbicara lirih:

“Dulu aku tak pernah tahu arti perlindungan. Kupikir dunia hanya memberi luka. Tapi Mama Uca membuktikan, bahwa cinta bisa datang dari wanita yang tak melahirkanmu.”

“Dan sekarang, aku… aku justru melukai wanita yang membawa darahku di rahimnya.”

Wajah Sancha melintas dalam pikirannya. Senyum sendunya, tatapan pasrahnya, dan permohonan lembutnya untuk membiarkan cinta lahir, bukan hanya tubuh.

“Apa aku akan mengulang apa yang Eyang katakan… menjadi satu generasi yang mengulangi luka karena terlalu keras kepala?” gumam Alaska pelan, hampir tak terdengar.

Dan di saat itulah, ia mengambil keputusan.

Sesampainya di mansion, ia akan bicara. Bukan sebagai tuan besar, bukan sebagai penguasa… tapi sebagai pria yang ingin diampuni dan didengarkan.

Karena bahkan iblis pun pernah menjadi anak kecil yang kehilangan kasih sayang—dan ingin diselamatkan.

Malam Hari Mansion Alaska, Canada

Langit telah gelap sempurna. Embun malam mulai menyelimuti kaca-kaca jendela besar mansion mewah milik Alaska. Deru mesin mobil berhenti di halaman utama mobil hitam khas sang pemilik akhirnya kembali dari Mansion Lamara.

Alaska turun dari mobil dengan langkah panjang dan dingin, jasnya masih rapi, meski sedikit berdebu setelah seharian berkunjung dan berbicara dengan para sesepuh keluarga.

Sesaat setelah masuk ke dalam mansion, Nana pelayan kepala menghampiri dan menunduk hormat.

“Selamat malam, Tuan Alaska. Sancha sudah tiba lebih dulu sekitar satu jam yang lalu.”

“Dia dimana…?” tanya Alaska singkat, matanya langsung menatap tangga spiral menuju lantai atas.

“Nyonya sudah masuk ke kamarnya, yang berada tepat di sebelah kamar Anda. Ia tampak lelah setelah dari taman dan langsung beristirahat.”

Alaska diam sejenak. Tangannya terkulai santai“Apa dia makan?”

“Ya, Tuan. Makan dengan baik malam ini. Bahkan dua porsi sup dan sedikit salad. Kami juga sudah menyiapkan makanan sehat untuk besok pagi sebelum cek kehamilan.”

“Hmph,” desis Alaska pelan. Sorot matanya sedikit mengendur. “Besok jam berapa?”

“Jam 9 pagi. Kami sudah menjadwalkan dengan Dokter Luna, dan semua pengawalan siap. Mobil khusus sudah disiapkan.”

Alaska mengangguk dan mulai melangkah menaiki tangga. Suara langkah kakinya bergema namun tenang.

Di depan kamar Sancha, ia berhenti. Hening.

Ia tidak mengetuk.Tidak memanggil.Hanya berdiri, seolah ingin memastikan perempuan itu benar-benar baik-baik saja.

Sesaat ia ingin membuka pintu itu, lalu mengurungkan niat.Lalu berbalik ke kamar pribadinya dan masuk perlahan.

Namun saat ia berdiri di depan kaca raksasa kamarnya, menatap pantulan dirinya sendiri, ia membatin:“Dia makan… dia tidur… dan besok akan memeriksa anak yang ada di dalam rahimnya. Itu cukup, bukan…?”

Namun jiwanya menjawab:“Bukan. Kau ingin lebih dari itu, Alaska…”

1
Faulinsa
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!