NovelToon NovelToon
Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Selama lima tahun pernikahan, Niken dan Damar tampak seperti pasangan sempurna di mata semua orang. Di balik senyum yang mereka pamerkan, ada luka yang mereka sembunyikan—ketidakmampuan untuk memiliki anak. Niken tetap bertahan, meski setiap bisikan tajam dari keluarga mertua dan orang sekitar menusuk hatinya.

Hingga badai besar datang menghantam. Seorang wanita bernama Tania, dengan perut yang mulai membuncit, muncul di depan rumah mereka membawa kabar yang mengguncang, dia adalah selingkuhan Damar dan sedang mengandung darah dagingnya. Dunia Niken seketika runtuh. Suami yang selama ini ia percayai sepenuh hati ternyata menusuknya dari belakang.

Terseret rasa malu dan hancur, Niken tetap berdiri tegak. Demi menjaga nama baik Damar dan keluarganya, ia dengan pahit mengizinkan Damar menikahi Tania secara siri. Tapi ketegarannya hanya bertahan sebentar. Saat rasa sakit itu tak tertahankan lagi, Niken mengambil keputusan yang mengguncang. Ia memutuskan untuk bercerai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Rumah besar itu sepi ketika Niken dan Bastian tiba. Matahari telah sepenuhnya tenggelam, menyisakan langit jingga yang meredup perlahan. Niken membuka pintu rumahnya, membiarkan Bastian masuk lebih dulu. Suasana terasa hening, hanya terdengar deru napas mereka yang masih belum benar-benar tenang sejak percakapan panas di pabrik tadi.

Begitu menutup pintu, Bastian menarik tangan Niken, membawanya ke ruang tamu. Tanpa berkata-kata, ia langsung memeluk wanita itu erat, seakan tak ingin melepaskan.

“Aku benci saat pria lain menyentuhmu,” bisik Bastian di dekat telinganya. Pelukannya mengencang. “Tapi aku lebih benci saat melihatnya menyakitimu, mencoba merebut mu dariku.”

Niken tidak menjawab. Ia hanya membiarkan dirinya tenggelam dalam dekap hangat itu. Tangannya naik perlahan, membalas pelukan Bastian dengan ragu, tapi tulus.

Bastian mengusap kepala Niken lembut, jemarinya menyisir rambut panjang wanita itu dengan penuh kasih. Lalu ia menarik sedikit tubuh Niken agar mereka bisa saling menatap. Mata Bastian terlihat sayu, dalam, seolah menyimpan banyak kata yang tak terucap. Dan sebelum Niken bisa berkata apa-apa, bibir Bastian sudah kembali menyentuh bibirnya—kali ini lebih dalam, lebih lembut, namun juga penuh hasrat yang tertahan.

Ciuman itu bukan sekadar emosi sesaat. Ada rasa sakit, cinta, dan kerinduan yang berbaur jadi satu. Tangan Bastian menyentuh wajah Niken, lalu turun menyusuri pinggangnya, mendekapnya lebih erat. Niken pun tak bisa mengelak. Ia larut, membiarkan dirinya terbawa dalam arus perasaan yang membingungkan namun indah.

Mereka bercumbu beberapa saat, tenggelam dalam dunia kecil yang hanya mereka miliki. Nafas semakin berat, sentuhan semakin panas. Hingga akhirnya, Bastian menghentikan semuanya dengan satu tarikan napas panjang dan mata yang terpejam.

“Aku tidak bisa,” gumamnya lirih, menarik diri dengan berat hati. “Aku takut... kebablasan.”

Niken terpaku, masih setengah limbung. Ia memandang Bastian yang kini duduk bersandar di sofa dengan wajah gelisah.

Lalu, Niken tertawa. Tawa lembut yang melegakan, melepaskan ketegangan yang sempat menyesaki udara.

“Kau sendiri yang memulai... tapi kau juga yang takut khilaf?” godanya sambil duduk di samping Bastian.

Bastian mengusap wajahnya, ikut tertawa pelan. “Iya, karena kalau aku lanjutkan... aku tidak yakin bisa berhenti.”

Niken menyandarkan kepalanya di bahu pria itu. “Terima kasih... karena masih bisa mengendalikan diri.”

“Aku menghargai mu, Ken. Dan aku akan menunggu kamu siap untuk aku nikahi. Tapi jangan terlalu lama, ya,” bisik Bastian, mengecup kening Niken.

Di ruang tamu yang remang, dua hati itu kembali belajar tentang kepercayaan—tentang batasan, dan bagaimana cinta sejati tak selalu harus terburu-buru.

***

Prakkkk....!!

Pecahan gelas menghantam lantai marmer, menyebar dalam dentingan keras yang menggetarkan seluruh rumah. Damar berdiri di tengah ruang tamunya dengan napas memburu dan mata merah menahan amarah. Di tangannya masih tergenggam sisa gelas yang tadi ia lempar ke dinding. Emosinya meledak, tak mampu ia kendalikan lagi sejak meninggalkan pabrik milik Niken.

Bayangan wajah Bastian terus berputar dalam benaknya—sosok pria yang berani berdiri di hadapannya, menatapnya penuh amarah, dan tanpa ragu mengklaim Niken sebagai miliknya.

Pria itu... terlalu percaya diri, pikir Damar.

Terlalu yakin seolah Niken benar-benar sudah sepenuhnya berpindah hati.

Dan yang paling menyakitkan—itu mungkin saja benar.

Damar mendekap rambutnya, duduk di sofa dengan tubuh yang terguncang gelisah. “Aku sadar aku salah,” gumamnya lirih. “Aku tak boleh berharap banyak pada wanita itu… Tapi aku belum sepenuhnya bisa melepasnya.”

Kata-kata itu meluncur seperti pengakuan yang menyayat. Ia sadar semua ini salah. Ia yang dulu meninggalkan Niken, memilih wanita lain karena kebodohannya sendiri. Tapi kenyataan bahwa wanita itu kini benar-benar menjauh, berpindah hati, bahkan hampir menjadi milik pria lain, tetap membuat hatinya perih.

Tiba-tiba suara langkah cepat terdengar. Tania muncul dari arah tangga dengan wajah marah dan mata berkaca-kaca.

“Kau pikir aku tidak dengar?” teriaknya tajam. Tanpa memberi kesempatan Damar bicara, Tania menghampirinya lalu menampar pipinya keras.

*Plak!*

Damar terpaku, wajahnya memerah bekas tamparan. “Tania…”

“Dasar pembohong!” teriak Tania dengan suara gemetar. “Kau bilang ingin belajar mencintaiku. Katanya hatimu akan jadi milikku sepenuhnya. Tapi nyatanya? Bahkan saat aku sedang mengandung anakmu, pikiranmu masih dipenuhi wanita itu!”

Tania menahan air matanya, namun suaranya semakin parau. “Aku benci padamu, Mas Damar! Aku benci karena aku percaya kau bisa aku miliki sepenuhnya!”

Dengan langkah tergesa, Tania berbalik dan meraih tasnya yang tergantung di dekat pintu. Damar berdiri, panik. “Tania, tunggu! Jangan pergi seperti ini!”

Namun Tania sudah melangkah keluar rumah. Di depan gerbang, sebuah taksi melintas dan langsung ia hentikan. Tanpa menoleh lagi, ia membuka pintu dan masuk ke dalamnya.

“Tania! Dengar dulu penjelasanku!” Damar berteriak, berlari menyusulnya tanpa alas kaki. “Jangan pergi! Kumohon!”

Tapi taksi itu sudah melaju, meninggalkan Damar yang berdiri terpaku di tengah jalan, napasnya memburu dan hatinya kacau. Langit di atasnya tampak kelabu, mencerminkan perasaannya yang kini dipenuhi sesal, marah, dan rasa kehilangan yang semakin dalam.

Ia telah menyakiti dua wanita sekaligus. Dan kini, tak ada yang benar-benar tinggal.

"Arght.... Sial! Kenapa hidupku bisa sial seperti ini?!" teriak Damar sambil menjambak rambutnya sendiri.

Bersambung....

Hallo, para pembaca sekalian👋👋👋

Harap berikan like tiap selesai membaca disetiap bab, sebagai bentuk dukungan untuk penulis. Jangan lupa untuk membaca bab secara berurutan agar retensi buku ini baik. Terimakasih....🙏

1
Rahmawati
bagus ceritanya
Rahmawati
baru dua hari loh pacarannya, udah di lamar aja
Rahmawati
semoga ortu Bastian berubah pikiran dan menerima niken sbg calon mantu
Rahmawati
td salah ketik nama, yg ngobrol dengan Bastian masak Tania thor
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺: terimakasih atas koreksinya. author keder, sudah di revisi ya😂🙏😘
total 1 replies
Rahmawati
Bastian pasti ada rasa nih sm niken makanya mau bantu niken
Rahmawati
ini nih tipe perempuannya yg gk mau dia ajak berjuang, maunya langsung sukses
Rahmawati
jgn ke pede an km damar,, gk mgkin niken ngemis minta rujuk sm km
Daneen
Semangat Thomas
Azizah Hazli
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih🙏
Rahmawati
km masih muda Tania seharusnya km bisa bekerja keras agar gk hidup susah
Rahmawati
ternyata damar cuma numpang dirumah niken
Rahmawati
aku mampir Thor
Daneen
Kapok lu damar
Uba Muhammad Al-varo
bagus
Vien Habib
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih sudah datang berkunjung🙏
Ma Em
Makanya Damar kalau sdh punya istri yg baik itu jgn bertingkah sekarang kerasa sama kamu kan perbedaannya antara Niken dan Tania, kalau sama Niken kamu dihargai dan di hormati tapi dgn Tani Kamu cuma dijadikan babu.
Ma Em
Semangat Niken mungkin kamu akan mendapatkan lelaki yg lebih baik dari Damar, bkn Niken yg akan menyesal tapi Damar yg akan menyesal karena sdh menduakan mu Niken.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!