NovelToon NovelToon
Kawin Kontrak Sama CEO Galak

Kawin Kontrak Sama CEO Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Duda / CEO
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Komang andika putra

Sinopsis:

Nayla cuma butuh uang untuk biaya pengobatan adiknya. Tapi hidup malah ngasih tawaran gila: kawin kontrak sama Rayyan, si CEO galak yang terkenal perfeksionis dan nggak punya hati.

Rayyan butuh istri pura-pura buat menyelamatkan citranya di depan keluarga dan pemegang saham. Syaratnya? Nggak boleh jatuh cinta, nggak boleh ikut campur urusan pribadinya, dan harus bercerai setelah enam bulan.

Awalnya Nayla pikir ini cuma soal tanda tangan kontrak dan pura-pura mesra di depan umum. Tapi semakin sering mereka terlibat, semakin sulit buat menahan perasaan yang mulai tumbuh diam-diam.

Masalahnya, Rayyan tetap dingin. Atau... dia cuma pura-pura?

Saat masa kontrak hampir habis, Nayla dihadapkan pilihan: pergi sesuai kesepakatan, atau tetap tinggal dan bertaruh dengan hatinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komang andika putra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertemuan rahasia dibtengah malam

Malam itu, HP gue geter pelan. Ada pesan masuk dari nomor tak dikenal.

“Lo Nayla, kan? Gue mantan asistennya David. Kalau lo pengen tau semua boroknya, ketemu gue di parkiran bawah Tanah Abang, besok jam 9 malam. Sendiri.”

Gue langsung ngerasa kayak lagi main film thriller.

Gue baca ulang pesannya berkali-kali. Lokasinya random banget, timing-nya nyeleneh. Tapi feeling gue bilang... ini bukan jebakan.

Ini kesempatan.

"Lo yakin mau dateng sendirian?" tanya Rayyan sambil ngelirik gue curiga.

“Yakin enggak. Tapi penasaran banget, Yan. Orang ini bisa jadi satu-satunya bukti kalau David bener-bener ngelakuin semua sabotase itu.”

“Lo mau gue temenin? Tapi dari jauh aja?”

Gue mikir sejenak. Terus akhirnya gue angguk.

“Oke. Tapi lo jangan muncul kecuali gue kasih kode, ya?”

Rayyan ngelus rambut gue pelan.

“Gue gak akan biarin lo kenapa-kenapa, Lay.”

Besok malam, jam 9 kurang...

Gue udah di parkiran bawah Tanah Abang. Lampu temaram, suasananya sepi banget. Kayaknya cuma ada suara motor lewat sama langkah kaki gue sendiri.

Gue pake hoodie, masker, dan celana jeans. Gaya undercover ala-ala drama Korea. Tapi jantung gue deg-degan kayak mau ujian skripsi.

Tiba-tiba ada suara dari belakang mobil.

“Lo Nayla?”

Gue nengok. Seorang cowok kurus, pake hoodie juga, muncul dari bayangan. Mukanya keliatan muda, mungkin baru dua puluhan.

“Iya. Lo yang kirim pesan?”

Dia angguk pelan, terus ngeluarin flashdisk kecil dari kantongnya.

“Gue udah lama pengen keluar dari lingkaran dia. Tapi dia punya semua data gue. Gue gak bisa speak up. Tapi lo bisa.”

Gue ngelirik flashdisk itu.

“Isinya apa?”

“Semua. Rekaman, email, voice note, catatan meeting internal. Termasuk waktu dia bilang mau hancurin lo lewat proyek ini.”

Gue ngambil flashdisk itu dengan tangan gemeter.

“Kenapa lo bantu gue?”

Dia diem sebentar.

“Karena... gue juga korban. Tapi gak sekuat lo buat ngelawan.”

Gue ngangguk pelan.

“Gue akan make ini sebaik mungkin.”

Dia ngangguk, lalu ngilang masuk ke balik parkiran.

Dari kejauhan, gue liat lampu hazard nyala dua kali—kode dari Rayyan kalau dia liat semuanya aman.

Gue akhirnya naik mobil, dan duduk diem di kursi depan.

Flashdisk itu gue genggam erat.

“Lo pikir gue bakal diem, David? Lo salah besar.”

Keesokan harinya...

Gue buka laptop, masukin flashdisk itu pelan-pelan. Isinya beneran banyak. File rekaman, folder email, sampai transkrip chat dari grup internal kantor David.

Dan yang paling mengejutkan...

File rekaman saat David bilang ke asistennya:

“Gue pengen dia jatuh. Gue pengen orang liat dia naik cuma karena nikah sama Rayyan. Padahal dia gak punya apa-apa.”

Gue baca sambil nahan napas. Tapi gak nangis.

Gue malah senyum.

Karena ini bukan akhir.

Ini awal dari babak baru.

Gue buka dokumen baru.

Ngetik:

“Judul: Tokoh Utama yang Dikhianati Tapi Balas Dendam Lewat Karya.”

Dan gue nulis... tanpa sensor. Tanpa takut. Tanpa ragu.

Setelah flashdisk itu gue liat isinya sampe habis, gue diem lama di depan laptop. Tapi bukan karena bingung harus ngapain. Justru sebaliknya... gue udah tau langkah selanjutnya.

Nulis.

Gue bikin naskah baru. Tokoh utamanya cewek biasa, tapi dia punya otak encer dan mulut pedes. Dia dijatuhin sama mantan yang iri, diserang diam-diam dari belakang, tapi dia gak ngelawan pake drama. Dia nulis.

Dia nulis buku.

Dan buku itu... ngehancurin semua pencitraan orang yang pernah nusuk dia dari belakang.

Setiap paragraf gue ketik, tangan gue makin ringan. Rasanya kayak pelan-pelan gue nyembuhin luka sendiri. Tapi sekaligus nyiapin peluru buat perang berikutnya.

Beberapa hari kemudian…

Gue setor bab 1–5 ke editor.

Mbak Lila, editor gue, baca sambil sesekali nahan napas.

“Nayla... ini bagus banget. Tapi... ini tuh kayak—”

“Real? Iya, Mbak. Memang terinspirasi dari banyak hal nyata.”

“Lo yakin gak bakal kena masalah?”

Gue senyum.

“Selama gak nyebut nama siapa-siapa, gue masih aman. Dan gue rasa... pembaca butuh cerita kayak gini. Yang nyentil, yang nendang.”

Mbak Lila diem sebentar, lalu angguk pelan.

“Oke. Gue bakal bantu push ini ke platform utama. Kita coba angkat ke trending, ya.”

Dan ternyata bener.

Dalam waktu 3 hari sejak bab pertama rilis, cerita gue langsung dapet sorotan. Komentar di kolom rame banget.

“Gila, ini relate parah sama pengalaman kerja gue.”

“Tolong lanjutin cepet! Gue curiga ini nyindir seseorang yang lagi viral 🤭”

“Tokohnya kayak Nayla, si penulis itu ya?”

Dan lucunya... beberapa akun fake yang biasa nyerang gue, tiba-tiba gak muncul lagi.

Gue yakin... mereka lagi ketar-ketir sendiri.

Tapi belum seminggu...

Gue dapet email dari alamat gak dikenal. Subjeknya:

“Kalau lo gak berhenti, lo bakal kehilangan lebih dari sekadar karier.”

Isi emailnya? Foto Rayyan lagi keluar dari kantor bareng klien cewek.

Gue diem. Mikir.

Ini bukan bukti perselingkuhan. Tapi ancaman.

Dan ini berarti... David belum nyerah.

Malamnya di rumah,

Gue duduk di sofa, nunjukin email itu ke Rayyan.

“Dia mulai main ancaman sekarang.”

Rayyan ngeliat fotonya, terus geleng pelan.

“Cewek itu klien baru. Gue gak ada urusan aneh-aneh, Lay. Tapi... ini berarti dia mulai nyerang pake cara murahan.”

Gue nunduk.

“Gue gak takut. Tapi gue gak pengen lo kena efeknya juga.”

Rayyan narik napas, lalu duduk deket gue.

“Kita satu tim, Lay. Lo nulis, gue lindungin lo dari belakang.”

Gue senyum tipis. Tapi di hati... api makin nyala.

Gue buka laptop.

“Kalau dia pengen gue berhenti... justru gue bakal nulis lebih keras.”

1
Ko Mengzz
alur cerita bagus
Ko Mengzz
mantap author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!