"Mulai sekarang kamu harus jadi Istriku dan juga Ibu sambung dari Ratu!"
"Siapa kamu? apa hak kamu memaksa aku menikah?"
"Aku Ayahnya Ratu! anakku menyukaimu dan aku harus memenuhi keinginan putriku yang ingin kamu menjadi ibunya!"
"Tapi ingat jangan berharap lebih pada ku! karena statusmu hanya Istri Rahasia dan juga Ibu Sambung Ratu!"
Deg!
"Aku belum bilang setuju!"
"Kamu tidak punya pilihan selain setuju!"
****
Nayyara dipaksa menjadi istri rahasia dari CEO Kejam bernama Ravindra dan juga Ibu sambung anak kecil lucu bernama Ratu.
Nayyara tidak bisa menolak karena Ravindra mengancamnya.
Apakah Cinta akan hadir diantara Ravindra dan Nayyara? Atau justru Nayyara pergi setelah memberikan kasih sayang yang tulus pada Ratu?
Simak cerita nya hanya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NAYYARA-28.
"Ravin kamu pergi aja ke rumah sakit, biar Papi yang urus Tari sama Asih, mereka gak akan bisa kabur." Raka yang mengerti situasi langsung meminta Ravin pergi ke rumah sakit untuk mencari tau kondisi Nanda.
"Makasih Pi, Leo bakal temenin Papi dan aku berangkat sendiri." Ravin menatap Leo yang menganggukan kepalanya.
"Iya, sana pergi." Ravin mencium tangan Raka untuk pamit ke rumah sakit.
"Assalamualaikum Pi."
"Waalaikumsalam." Ravin berpindah mobil, kebetulan Ravin dikawal beberapa anak buahnya jadi Ravin bisa memakai mobil salah satu anak buahnya.
"Leo kita pergi sekarang, langsung tahan mereka dan jangan biarin mereka kabur!" tegas Raka dingin, Leo mengangguk.
"Baik Tuan Besar." Leo tak kalah dingin, dia sudah muak dengan tingkah laku Tari dan Asih yang tidak tau diri.
Mobil yang ditumpangi Raka kembali melaju begitupun Ravin yang langsung pergi ke rumah sakit.
****
Suasana di rumah sakit terlihat kacau, apalagi Nayya terus menangis dan khawatir akan kondisi Ayahnya.
Vira dengan setia mendampingi Nayya, gadis itu juga nampak khawatir dengan kondisi Nanda.
"V-vira sekarang aku harus gimana?" tanya Nayya bergetar, bayangan Ibunya yang pergi di depan matanya membuat Nayya takut, meskipun Nayya tau jika setiap manusia akan kembali pada Sang Pencipta, tapi tetap saja Nayya masih belum siap atau bahkan tidak akan pernah siap.
"Nay..." Vira menatap sendu sahabatnya itu, dia tau Nayya akan hancur kembali jika Nanda pergi menyusul Ibunya, tapi sebagai manusia Vira tidak bisa berbuat apapun selain berdoa dan berpasrah diri pada takdir yang sudah di tentukan.
"Vira..." Nayya memeluk Vira, tangisnya kembali pecah padahal beberapa waktu terakhir kondisi Nanda mulai membaik.
"Nay kita banyak berdoa ya, Ayah Nanda itu kuat dia pasti berusaha bertahan buat kamu." bisik Vira memberikan semangat, Nayya yang sedang panik itu seketika ingat dan tersadar.
"Astaghfirullah..." Nayya dengan cepat mengucap istighfar, Nayya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Vira hanya bisa mengelus punggung Nayya, gadis itu juga berdoa dalam hatinya memohon yang terbaik untuk Nanda, tentu Vira berharap kondisi Nanda membaik bahkan sampai sembuh.
Nayya kini terduduk di depan kursi ruangan Nanda yang masih ditangani oleh tim dokter.
"Ya Allah sembuhkan Ayahku Ya Allah, Ayah tolong bertahan." gumam Nayya terisak, hatinya tidak tenang sebelum mendapat kabar pasti dari Nanda.
Tidak lama kemudian Ravin datang dengan tergesa, nafasnya bahkan sampai terengah tadi Ravin sudah memberi kabar pada Dea, dan tentu saja Dea terkejut mendengar kabar jika kondisi Nanda memburuk.
Ravin menitipkan Ratu sebentar pada Dea, karena dia harus memastikan kondisi Nanda dia juga akan berkonsultasi dengan dokter mengenai penyebab memburuknya kondisi Nanda.
"Nayyara...." suara bariton Ravin membuat Nayya dan Vira kompak menatap kearah Ravin.
Pria itu menundukkan kepalanya sedikit, bibir Nayya bergetar kebawah menahan tangis.
"Kondisi Ayah Nanda mendadak drop tadi, sebelum drop Ayah Nanda masih tidur biasanya Ayah Nanda bangun buat makan tapi ini tiba-tiba drop." Vira langsung menjelaskan, dia tau Nayya masih belum sanggup menjelaskan semuanya.
"Saya mengerti." Ravin berterimakasih pada Vira, tatapan matanya kini terus mengarah pada Nayya yang menangis.
Jujur hati Ravin ikut sakit melihat Nayya menangis seperti ini.
"Nayya kamu harus bertahan sedikit lagi, Ayah kamu percaya kalo kamu kuat, jangan berpikir buruk tentang takdir, kita berdoa sama-sama untuk mendoakan yang terbaik." Ravin dengan lembut memberi kekuatan.
Nayya mengangguk tanpa menjawab, gadis itu memejamkan mata dan memantapkan hatinya untuk berdoa.
Vira dan Ravin ikut berdoa, mereka masih menunggu dokter keluar setelah memeriksa Nanda.
Setelah beberapa saat berdoa, kepala Nayya mulai terasa pusing dan berputar, Nayya berusaha menahan sakit tapi tenaganya lemah.
"Nay kamu kenapa?" Vira langsung panik melihat Nayya yang semakin lemas, Ravin segera membuka matanya.
"Nay..." Ravin ikutan panik, Nayya membuka matanya yang terlihat sedikit sayu.
"A-ayah..."
BRUGH!
"NAYYARA!" Nayya langsung pingsan di pelukan Vira.
Jelas saja Ravin makin panik, dia segera memanggil perawat untuk memeriksa kondisi Nayya, sementara Vira makin menangis.
"Nayya aku mohon bertahan..." ucap Vira bergetar, Nayya segera di tangani oleh tim dokter lain.
Ravin ingin berlari menyusul Nayya, tapi ponselnya berdering ternyata Raka menelpon, tanpa menunggu lama Ravin langsung mengangkat telpon dari Raka.
Ternyata Raka ingin memberi informasi jika Tari dan Asih sudah tertangkap, Ravin merasa lega karena satu masalah telah selesai.
"Akhirnya mereka ditangkap juga, semoga setelah ini gak ada yang berani ganggu ketenangan keluarga aku lagi." gumam Ravin memijat pelipisnya yang terasa pening.
Sekali lagi Ravin ingin pergi menyusul Nayya, namun dokter dari ruangan Nanda keluar, Ravin pun segera menghampiri dokter.
"Gimana kondisi Om Nanda dok?" tanya Ravin tak sabaran, dokter menarik nafas pelan.
"Kondisinya mulai melemah kembali, sepertinya Pak Nanda kelelahan dan beberapa kali terlambat makan, kondisi sebelumnya sangat lemah jadi sedikit saja terlambat makan atau kelelahan kemungkinan kondisinya akan drop kembali." jelas dokter itu serius.
Luka yang dialami Nanda cukup parah, ditambah Nanda koma cukup lama jadi kondisi tubuhnya untuk pulih itu membutuhkan waktu yang lama, Nanda benar-benar harus menjaga kondisinya, dan itu juga harus diperhatikan oleh keluarga.
Ravin lanjut berdiskusi dengan dokter, tidak lama seorang asisten dokter datang dan memberitau jika Nanda sudah sadar.
"Beliau ingin berbicara dengan Pak Ravin."
"Saya sendiri." ucap Ravin tanpa ragu, ya meskipun Ravin bingung karena Nanda mencarinya bukan Nayya.
"Silahkan masuk Pak." Ravin mengangguk, dia kemudian meminta dokter menunggu di ruangannya nanti Ravin akan menyusul untuk lanjut membahas tentang kondisi Nanda.
****
"N-nak R-ravin..." suara lemah Nanda terdengar, bahkan sampai terbata.
Wajah yang tadinya sempat ceria berubah pucat kembali, bahkan Nanda sangat lemah saat ini, tangannya di infus begitupun hidungnya yang harus mendapat bantuan pernafasan dari alat medis.
"Pak..." Ravin langsung menggenggam tangan Nanda, hatinya yang keras dan tak tersentuh kini mulai melunak di depan Nanda, bahkan mata Ravin berkaca-kaca menahan tangis.
"N-nayya?"
"Nayya lagi sama sahabatnya." Ravin tidak berani jujur tentang kondisi Nayya, dia khawatir Nanda malah drop lagi setelah mendengar kondisi Nayya.
"A-apa N-nak R-ravin s-sudah m-memikirkan p-permintaan Bapak?" Ravin mengerutkan keningnya.
"Permintaan?"
"B-bisakah N-nak Ravin menikah dengan Nayya?"
DEG!
"B-bapak t-takut N-nayya s-sendirian j-jika Bapak pergi..."
Bersambung.......