- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -
Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketemuan
Selamat tinggal bulan Mei dan selamat datang bulan Juni. Kata sapaan yang cocok untuk pergantian bulan. Masih liburan dan masih di rumah. Tak ada rencana perjalanan. Sungguh membosankan. Hari-hari yang terlewati tak ada yang spesial. Coba aja Ryan ga kerja pasti diajakin jalan. Sekarang weekend, tapi dia sibuk banget.
Ryan yang sakit beberapa hari membuat beban tugas saat baru pulih menumpuk. Mau tak mau dia harus kerja ekstra. Pagi sampe sore di industri biasa. Malamnya ngurus perusahaan dari balik layar. Karena dia udah go public. Jadi lebih cocok dengan julukan ngurus perusahaan dari jarak jauh.
Ibuku yang memiliki intuisi tajam menyadari kebosananku. Selama liburan di rumah kayaknya cuma keluar pas ada Ryan. Mumpung weekend bisa suruh si adik tuh buat temenin jalan.
"Dek, temenin Kakak tuh. Ajak jalan kek takut jamuran di rumah karna bosen."
"Bu, mana?" kata adikku menjulurkan tangan pada ibu tanda minta uang.
"Sama Kakakmu itu. Masa sama Ibu," kata ibuku melemparkan tanggung jawab dan pergi.
Adikku yang baik duduk di dekatku dengan tatapan penuh arti. Ditambah seulas senyum yang sudah ku mengerti maksud di baliknya.
"Mau apa?" kataku.
"Minta duit Kak," katanya tanpa malu.
Dia menengadahkan tangan. Aku yang tengah menikmati roti kering menjahilinya. Roti sisa gigitan itu ku letakkan di tangannya. Tampang cemberut adik cukup lucu juga meski dah segede ini.
Rifqi yang pupus harapan dapat uang jajan dariku, memiliki memakan sisa roti yang kuberikan. Dia segera berdiri dan masuk ke kamar. Adek cowok ngambek nih ye. Kayak cewek aja sih pas lagi PMS.
Rifqi yang masuk ke kamar dengan cemberut mengambil ponsel untuk bermain game. Game mobile legends yang paling jadi favoritnya buat habisin waktu. Baru juga login dia dapat notif dari dana kalau dapet tarsferan dari kakaknya sebanyak 200 ribu.
"Makasih Kak!" teriak Rifqi dari kamar sampai terdengar ke ruang tamu.
Ibu yang sedang memasak ngomel-ngomel karena si Rifqi.
"Dek, jangan teriak-teriak napa!"
Rifqi berlari ke pintu. Kepalanya muncul dan tertawa pada ibunya. Dia langsung menutup pintu sebelum diamuk ibu. Adek satu ini bener-bener nguji kesabaran ibu. Kalau sampe kena tuh anak, bakal dijewer.
...****************...
Ilham kebetulan liburan ke Jogja. Dia mencoba mengajak Ryan untuk ketemuan. Denger-denger kabarnya Ryan kerja di Jogja.
✉️
Ilham: Kak ketemu yuk! Aku lagi di Jogja nih.
Ryan: Males ah.
Ilham: Ya, udah aku ajak Kak Ria aja.
Ryan: Coba aja, paling dia ga mau.
Ilham pun menghubungiku. Pas bukan dengan waktunya. Aku sangat ingin keluar. Udah bosen di rumah terus. Tentu saja kesempatan yang tak datang dua kali harus diiyakan. Ilham senang mengetahui tanggapan ku itu. Dia mengirimkan tangkapan layar percakapan ke Ryan.
✉️
Ilham: 🖼 Hahaha aku menang nih Kak.
Ryan: Kalo dia dah sampe kabarin aku.
Ilham: Begitu Kak Ria mau aja ikutan.
Ryan: Biarin dong. Terserah aku mau ikutan siapa.
Ilham: Jangan mesra-mesraan di depanku nanti yah! Bikin polusi buat mata para jomblo.
Ryan: Bukannya kamu ma si Zara itu.
Ilham: Ga kok cuma temen.
Ryan: Temen dari kecil. Boong kalo ga ada rasa.
Ilham: Iya agak tertarik, tapi cuman dikit doang kok.
Ryan: Ga ada itu yang namanya temenan antara cowok dan cewek tanpa ada rasa.
Ilham: Oke, oke suhu udah berpengalaman.
Ilham: Btw, mantanmu ada berapa Kak?
Ryan: Satu aja ga banyak.
Ilham: 😱 Buset cuma satu aja. Serius nih? Tapi gebetanmu banyak kan?
Ryan: Berisik. Jangan bahas hal itu lagi!
Ilham: Jarang-jarang kamu curhat masalah hati Kak. Makin kepo aku jadinya.
Ryan tak lagi menanggapi. Ilham pun menyerah untuk saat ini. Ya, nanti kan ketemu. Tanya aja langsung ke orangnya.
...****************...
Kafe tempat anak muda nongkrong jadi pilihan ketemuan kami. Bonusnya aku ngajak adik. Hehehe males nyetir motor sendirian. Ada orang nganggur di rumah langsung diajak.
Meja nomor 2, terlihat seorang pria muda dengan kemeja dan jeans. Oh, itu orangnya si Ilham. Aku mengajak adikku ke sana. Meja dengan 4 kursi. Pas banget lagi kami berempat. Cuma kurang si Ryan aja.
Baru juga dateng, si Ilham minta foto bareng. Adikku yang malang jadi kang poto. Jadi yang masuk frame cuma aku sama Ilham. Foto itu diposting oleh Ilham di instagram story dan men-tag akunku. Adapun captionnya cukup lucu, "Kak Ryan kalo ga dateng ku rebut dia hahaha becanda."
Instagram story itu dilihat Ryan. Dia cemburu karena dia dan aku belum pernah posting foto bareng. Hubungan yang kurang jelas inilah penyebabnya. Sementara itu, si Ilham ini enak banget langsung fotbar dan posting di sosmed.
Ryan bergegas ke kafe. Tiba di sana tiga orang itu tengah berbincang. Menu makanan di mejanya tinggal setengah. Ryan melangkah cepat ke meja nomor 2. Dia berdiri di belakangku.
"Eh, baru sampe Kak," sapa Ilham.
Aku menoleh ke belakang. Dia tersenyum sambil berkata, "Hai! Lama ga ketemu."
"Duduk sana! Jangan malu-maluin!"
Ryan segera duduk di kursi yang tersisa. Dia mulai memesan banyak makanan. Begitu makanan disajikan, dia dengan bangga mengatakan.
"Ayo dimakan! Tenang aja makanan ini aku yang bayar."
"Pesenan kita tadi juga kan Kak?" tanya Ilham berharap dibayarin.
"Em... punya Ria sama Rifqi aku bayar, tapi kamu ga," jawab Ryan.
"Kenapa cuma aku yang ga dibayarin?"
"Makasih Kak," kata Rifqi tiba-tiba.
"Santai Bro. Bentar lagi jadi kakak iparmu nih," kata Ryan.
"Ga asyik nih. Kak Ryan manjain adek ipar sama calon istri. Temen aja dilupain," sindir Ilham.
"Siapa yang bilang aku udah terima kamu? Belum ya jangan geer jadi orang," kataku mengingatkan.
Ilham tertawa terbahak-bahak mendengar kalimatku yang menusuk Ryan. Ryan memberikan tatapan tajam pada Ilham. Dia langsung diam, tapi bibirnya tak bisa berbohong masih ingin tertawa.
"Rifqi, butuh uang jajan ga?" tanya Ryan mengalihkan.
"Butuh Kak," kata Rifqi dengan antusias.
"Heh, kamu udah ku kasih juga," kataku mengingatkan.
"Beda orang beda hasil," ujarnya sambil cengegesan.
"Mau lewat apa?" tanya Ryan mengabaikanku.
"Dana aja Kak," jawab Rifqi.
Mereka berdua sibuk bertransaksi. Ryan memang sengaja melakukan itu biar dapet dukungan dari adikku. Curang banget. Ilham yang melihat juga ingin dapet.
"Kak, bagi aku juga dong," pinta Ilham.
Ryan selesai mentransfer. Dia melihat Ilham dengan ekspresi bingung.
"Emang kamu siapa?" kata Ryan sambil memiringkan kepala.
"Aku... siapa?"
Ilham langsung cemberut. Aku dan Rifqi tertawa kecil melihat junior yang ditindas seniornya. Ryan mencoba menepuk bahu Ilham untuk menguatkan, tapi dia malah mengelak, mood yang dibuat makin buruk oleh seniornya.