Az Zahra wanita muda BERJUANG demi keluarganya, lika-liku kehidupan dijalani tanpa berkeluh kesah. Focus dirinya hanya pekerjaan Dan keluarganya, kisah percintaannya tidak selalu berjalan dengan indah. Tetapi dia tidak memikirkan itu semua, prinsipnya siapa yang memperjuangkannya maka dia akan BERJUANG untuknya.
Zahra hanya membuka hati bukan untuk memberikan cintanya, tetapi untuk memberikan kesempatan untuk lelaki yang mengatakan Cinta padanya. Cinta bukan sekadar retorika Dan kamuflase semata, tetapi pembuktian dengan versi dirinya.
Tak ada yang tau dengan siapa cinta itu akan berlabuh ditempat terakhir, bahkan pertemuan Zahra dengan seorang lelaki bernama Hassan Abraham menjadi titik balik dirinya. Hassan mampu meyakinkan Zahra bahwa Cinta sejati memang benar ada. Ikuti kisah selanjut dinovel ku yang kedua yuk 💞🌹💓💐🌸
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BHDJ-BAB-29-HARAPAN ITU SELALU ADA!
Zahra bicara pada Max dengan tegas, didampingi Hassan dan Xeena.
"Kalau kamu mau mati yaa matilah! Akibat kebodohan yang kamu lakukan berimbas pada Mami mu dan kedua orangtuaku juga Arya!" Tegas Zahra penuh amarah, Hassan mengelus bahu istrinya. Zahra masih melanjutkan
"Abbatus menginginkanku! Tapi banyak yang melindungiku dengan mengorbankan nyawanya! Kamu tuch ga punya otak banget yaa Wi!" Zahra beranjak dari duduknya menjambak rambut Max, Hassan dan Xeena terkejut. Hassan dan Xeena melerai, mereka berdua tersenyum lebar melihat Zahra jadi bar-bar.
"Hah! (Buang nafas), Aku ga habis pikir yaa sama kamu! Bisa-bisa nya pergi gitu aja, aku nolak kamu karena kita masih saudara! Gimana ceritanya kita bisa nikah! Dan tololnya kamu, pergi ninggalin masalah dengan bajingan Abbatus! Jelaskan sekarang! kalau ga jelaskan, aku cincang-cincang kamu!" Ujar Zahra meninggikan suaranya, Hassan dan Xeena tertawa keras, zahra melihat kedua lelaki tampan yang sedang tertawa.
"Udah yaa sayang sabar. Haha, maaf sayang kalau aku tertawa, karena kata-kata kamu terakhir yang buat kami tertawa" Ucap Hassan masih tertawa kecil, Xeena menutup mulutnya
"Hayoo Max cepat jelaskan, sebelum kamu dihajar istriku seperti anak buahmu yang babak belur dihajar istriku!" Tegas Hassan tertawa kecil menutup mulut dibelakang istrinya.
Max mulai menceritakan kenapa dia palsukan kematiannya, dan mengganti identitas. Mereka bertiga mendengarkan dengan serius dan Max berusaha melindungi Zahra dan Adelia dari jauh, anak buah nya dia perintahkan untuk menculik Zahra agar Max bisa tenang jika Zahra ada diMansion nya.
Bahkan Max perlihatkan tangan dan kakinya dipasang pen, hendak menolong Richard tapi sayang nya Max harus ikut celaka. Hingga mobil Richard ditabrak hingga masuk jurang, anak buah Richard dan anak buah Max turun menolong Richard.
Kondisinya sangat parah dan disaat itu juga Max terbang ke Aussie, mengejar musuh yang sama dengan Max yaitu Abey kakak nya Abbatus untuk membalas dendam.
Hassan dan Xeena saling pandang, Xeena buka HP nya mengetik pesan pada seseorang. Zahra kembali berkata
"Heh! Borokokok! udah tau begitu kenapa ngilang???!!" Ujar Zahra greget, sampai melempar pulpen kearah Max, Xeena tertawa lagi. Hassan tertawa dibelakang tubuh istrinya, mereka berdua kasian melihat wajah Max dibully Zahra.
"Maafkan aku Sabrina, aku memang bodoh! Aku ga siap bahkan ga pernah siap menerima penolakanmu!" Ujar Max dengan suara melemah, Hassan menatap istrinya 'Beruntungnya aku telah Allah tetapkan jodohku tertulis dengan Zahra' Bathin Hassan
"BE-GO!!!" Ujar Zahra singkat lalu dia bangkit dari duduk meninggalkan ketiga lelaki tampan, pecahlah tawa ketiga lelaki itu melihat Zahra pergi. Xeena menepuk bahu Max
Mereka bertiga mulai bicara serius menghadapi Abey, sebelum kearah itu Max mengembalikan saham milik Zahra pada Hassan. Hassan tersenyum lebar dan merangkul Max, mereka melanjutkan rencananya.
Tiba-tiba Abimana datang ikut serta mendengarkan, Xeena buat gambar semacam peta keahlian Xeena tidak diragukan Hassan dan Max. Max juga sangat mengenal Xeena, strategi yang dipakai sangat tepat.
"Tapi saya mau pulang keindonesia dulu, saya harus menemui Mami dengan begitu mungkin Sabrina bisa memaafkan saya" Jelas Max pada mereka bertiga
"Pergilah Max, Zahra marah karena kamu membiarkan mami mu menderita sampai dimasukkan kerumah sakit jiwa. Zahra sangat menyayangi orangtuanya juga orangtua mu, bahkan dengan Daddy saya. Zahra sangat sayang sebab itulah dia sangat kesal dengan anak-anak yang mengabaikan orangtuanya" Jelas Hassan, Max menganggukkan kepala.
"Asal kamu tau yaa mas! Mbak zahra dan aku berganti urus mami kamu! Sampai datang kakak-kakakmu memasukkan kerumah sakit jiwa, mbak Zahra dan aku harus ribut sama kakakmu yang lucnut! Karena kami yakin mami kamu ga gila! Apapun yang kami katakan direspon dengan baik" Adelia terdiam, Max bertanya pada Adelia
"Tapi kamu masih besuk terus dee??" Tanya Max penasaran, karena zahra tidak bisa untuk Max bertanya.
"Ga mas! Karena kami ga mau ribut dengan Kakak mu, mbak Zahra hanya kirim keperluan Mami juga uang dan seluruh biaya rumah sakit, mbak Zahra yang cover sampai sekarang, tidak menggunakan uang mas Hsssan. Tapi uang nya dari hasil menjadi konseling anak secara online dan Butik gamis nya...Huffzz...aahh kelepasan ngomong aku!" Adelia menutup mulutnya memukul lengan max, Hassan dan Xeena tertawa.
'Zahra punya gamis butik?? Kapan dia bisa keluar rumah?? Berarti team audit waktu itu??' Dalam Hati kedua pria tampan itu, tiba-tiba mereka saling tatap dan tersenyum lebar.
"Aaahh lambeturah dech aku gara-gara kamu nich mas! Duh...aku ga akan dipercaya lagi sama mbak Zahra!" Adelia memukul mulutnya, Hassan berdiri tersenyum lebar. Beranjak dari duduk sambil mengelus kepala adiknya, Hassan menuju kamar.
Hassan melihat sang istri sedang mengganti pampers anaknya, senyum selalu terbit dibibir Hassan. Zahra tersenyum melihat Hassan, dia peluk istrinya ditatap wajah istri cantiknya dan teduh lalu dicium bibir zahra sangat dalam.
"Ajari aku bagaimana kalau pampers sudah penuh dan semuanya sayang, agar kamu bisa rehat" Ucap Hassan lembut, Zahra tersenyum lalu diberi tau tanda-tanda dan cara memakaikan nya.
Terus jenis tangis kalau dia pup dan seterus nya, Hassan menyimak dengan serius perkataan Zahra dan semua gerak-gerik istrinya disaat praktekkan semua yang dikatakan.
Hassan mengangguk serius, kalau anaknya haus Hassan tetap harus bagunkan Zahra. Kata istri nya ASI terbaik untuk tumbuh kembang anak harus langsung, pertumbuhan badan nya akan semakin besar. Fungsi otak akan aktif dan insya Allah cerdas.
Secara diam-diam ketiga lelaki tampan itu masuk link konseling Zahra, foto yang zahra pakai mengenakan cadar dan memakai jubah jas dokter pada umum nya. Klien Zahra banyak tidak ada yang menghina atau takut dengan cadar nya, mereka tersenyum dan kagum pada Zahra.
Zahra bisa menempatkan diri dimana pun, yang membenci pasti miliki penyakit hati yang kronis. Begitu pikir ketiga lelaki tampan, Hassan sebagai suami tidak merasa dibohongi oleh istri nya.
Max pulang keindonesia tujuan nya hanya satu yaitu Mami, selebihnya tidak penting. Urusan dengan kakak-kakak nya akan dia perhitungkan lagi nanti. Max datang kerumah sakit ditemani oleh Adelia, Grace dan Abimana.
Hassan tidak mengizinkan Xeena pergi, padahal Xeena hati nya senang karena dia tetap bisa menjaga mutiara hatinya. Arya ditugaskan Hassan mengurus beberapa perusahaan nya, karena Arya punya jiwa pengusaha yang mumpuni.
Hati Max berdegub dengan kencang saat masuk pelataran rumah sakit, tempat mami nya dirawat selama bertahun-tahun. Zahra yaa hanya Zahra yang selalu jadi garda paling depan membela dia dan mami nya disaat kakak-kakak Max berbuat dzalim.
Max membuka pintu kamar tempat Mami nya dirawat, dengan pelan dia buka dan mulai terlihat Mami nya sedang duduk sendiri menghadap jendela. Tiba-tiba mami nya membalikkan badan, melihat kearah mereka.
Mami nya berjalan perlahan dan Max juga berjalan mendekati mami nya yang terlihat kurus dan mata yang cekung. Mereka semakin dekat, mami nya mulai menyentuh wajah Max dan Max juga memegang wajah Maminya. Air mata Max keluar dengan sendirinya, melihat wanita cinta pertama nya menderita karena Max.
"Awwi?? Benar kamu nak??" Ujarnya, Max mengangguk kepala, mereka berdua berpelukkan diiringi tangis. Adelia dan Grace turut menangis melihat kerinduan seorang ibu pada anaknya, Mami nya selalu yakin bahwa Max masih hidup tapi nggak ada yang percaya kecuali Zahra dan Adelia yang percaya, insting seorang ibu begitu kuat. Beliau miliki harapan yang besar suatu hari Max akan kembali dan memeluknya.
Bersambung