Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Guru sementara
Ethan mengetuk pintu kelasnya, mereka baru saja kembali dari ruang BK. Cukup lama mereka berada disana karena Bu Rena terus menasehati dan memuji Aleesha yang seragamnya rapi. Ethan terus mengetuk, tidak lama setelah itu seorang guru membuka pintunya.
"Kalian darimana? " tanya guru itu dengan tatapan yang menyelidik. Ethan merasa asing dengan guru yang ada di depannya.
"Saya-" Aleesha ingin menjelaskan tapi ucapannya dipotong oleh guru itu.
"Saya tidak bertanya kepadamu," sinis guru tersebut. Guru itu terlihat masih muda mungkin berumur 28 tahun. Dandanannya tidak seperti seorang guru karena memakai baju yang ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dan memakai make up yang berlebihan. Aleesha bahkan salah fokus melihat bibir merahnya. Guru itu bername tag Bianca Asyla Jolanda.
Marganya kayak gak asing
"Kenapa kamu melihat saya seperti itu? " tanya guru itu terlihat marah melihat Aleesha yang menatapnya seolah menilai penampilannya.
"Enggak kok Bu, mungkin perasaan Ibu aja kali," ujar Aleesha sambil tersenyum menyembunyikan kekesalannya.
"Kamu pasti Ethan kan? " tanya Bianca menghiraukan Aleesha dan memilih menatap Ethan.
"Iya saya Ethan, tapi bukannya sekarang pelajaran Bu Lily? " tanya Ethan dengan nada yang sopan. Beginilah Ethan dihadapan para guru selalu bersikap sopan. Pantas saja dia jadi kesayangan para guru yang ada disana.
"Iya benar tapi Bu Lily sedang sakit, jadi untuk sementara saya yang akan mengajar disini," jelas Bianca.
"Pertanyaan saya belum dijawab, kalian darimana? Kenapa tidak ada di kelas? " ujarnya lemah lembut menatap Ethan.
"Saya dari ruang BK," jawab Ethan singkat.
"Ruang BK? "
"Saya mengantar Aleesha yang berbuat keributan dikelas."
"Apakah itu perbuatan Aleesha? " Bianca menatap pipi Ethan yang terlihat lebam.
Ethan tidak menjawab, ia malas sekali menjawab pertanyaan Bianca yang menurutnya tidak penting."Saya boleh duduk kan Bu? "
"Iya silahkan," Bianca mempersilahkan Ethan untuk masuk dan berjalan menuju bangkunya. Namun saat Aleesha akan duduk di bangkunya, Bianca segera menahannya.
"Kamu tidak boleh duduk."
"Kenapa saya gak boleh duduk? " tanya Aleesha heran.
"Kamu telah membuat keributan dan membuat teman kamu jadi tidak mengikuti pelajaran dari awal," ujar Bianca.
"Loh Bu, itu bukan salah saya. Dia sendiri yang ikut saya ke ruang BK, saya gak maksa dia untuk ikut," ucap Aleesha tidak terima dengan ucapan Bianca.
"Ethan melakukan itu karena tugasnya sebagai ketua OSIS."
"Itu Ibu tahu. Jadi kenapa cuman karena itu, saya gak boleh duduk."
"Tetap saja itu salah kamu, no kamu juga saat dinasehati melawan. Sangat tidak sopan, berdiri di depan kelas sampai pelajaran saya berakhir," Bianca menunjuk tempat dekat papan tulis.
"Tapi Bu-"
"Gak ada tapi-tapian," ujar Bianca tegas tidak ingin dibantah.
Aleesha pun memilih menuruti ucapannya dan berdiri di tempat dekat papan tulis. Disini ia bisa melihat tatapan semua murid tertuju kepadanya. Ethan, Grey, Grace, dan Thalia menatapnya senang karena dihukum. Sheryn dan Lucas yang menatapnya kasihan. Aidan dan Theo yang menatapnya diam-diam, saat Aleesha menatap mereka balik mereka langsung menundukkan kepalanya. Dan terakhir tatapan semua murid yang puas melihat Aleesha di hukum.
Aleesha menatap Bianca yang menjelaskan materi dengan nada yang lemah lembut, ditelinga Aleesha itu terdengar seperti dibuat-buat lembut. Bahkan ia bisa melihat Bianca hanya menatap Ethan dan Grey.
Gak mungkin kan dia suka sama Ethan dan Grey? Kalau benar-benar merinding sih dasar tante-tante pirang
Bayangkan saja seorang guru yang sudah berusia 28 tahun menyukai remaja yang masih berusia 17 tahun. Meski ada yang pernah bilang bahwa umur hanya usia dan bukan penghalang seseorang jatuh cinta, tapi tetap saja itu tidak berlaku didalam kamus hidup Aleesha. Membayangkan hal itu membuat Aleesha merinding. Memikirkan tentang usia tiba-tiba Aleesha mengingat usia aslinya di dunia nyata yang berusia satu tahun lebih tua dari mereka yaitu 18 tahun. Jadi bisa dibilang ia lebih tua dari mereka semua itu artinya sebagai orang yang lebih dewasa ia harus bersikap lebih baik lagi dan tidak berbuat seenaknya seperti tadi.
Gue terlalu ceroboh dengan ngejambak rambut tuh nenek lampir harusnya gue bisa menahan diri. Mana gue nonjok wajah Ethan lagi, gosipnya pasti udah menyebar. Citra gue yang tukang bully akan susah dihilangkan, apalagi fans Ethan pasti mereka tidak akan terima dengan apa yang gue lakuin. Tapi semua kejadian hari ini sudah terjadi dan gak bisa diubah kalau begini gue harus berusaha lebih keras untuk membuang cap tukang bully yang tersemat dinama gue
Wajah Aleesha yang berubah-ubah dari kesal, bingung, dan gelisah. Di lihat oleh Ethan yang tanpa sadar memperhatikan Aleesha. Awalnya Ethan mengalihkan pandangannya agar tidak menatap Bianca yang terus menatapnya, lalu tatapannya tertuju kepada Aleesha yang terlihat banyak pikiran. Dimatanya itu terlihat menarik karena bisa melihat raut wajah Aleesha yang berubah-ubah.
Tunggu menarik? Mana mungkin gue tertarik ke cewek pembuat onar
Ethan pun memilih membaca bukunya daripada melihat Aleesha.
Tidak terasa pelajaran telah selesai, Bianca pun pamit dan memberhentikan hukuman yang diberikannya kepada Aleesha. Aleesha langsung saja duduk di kursinya. Rasanya kakinya pegal karena terlalu lama berdiri.
"Sheryn kaki gue pegal," adu Aleesha kepada Sheryn yang sedang memasukkan alat tulis Aleesha kedalam tasnya.
"Lo sih buat masalah jadi gini kan," ujar Sheryn sambil memakaikan Aleesha tas. Dengan senang hati Aleesha membiarkannya. Aleesha merasa diperlakukan seperti anak kecil oleh Sheryn.
"Habisnya gue gak tahan dengar tuh nenek lampir terus ngomong bikin telinga gue sakit tahu."
"Sekarang mending kita ke Dorm, biar lo bisa istirahat," Aleesha mengangguk setuju tapi ucapan seseorang membuatnya kesal.
"Gak bisa," ujar Ethan.
"Kenapa? " tanya Sheryn.
"Dia dihukum ngebersihin perpustakaan," ucap Ethan dengan wajah datarnya. Lalu menarik tangan Aleesha dengan kasar.
"Gak usah pegang-pegang," Aleesha berusaha melepaskan tangan Ethan yang memegang tangannya.
"Gak bisa lo bisa aja kabur," ujarnya penuh penekanan.
"Ethan kenapa lo pegang tangan Aleesha? " tanya Grace menatap tidak suka tangan Ethan yang memegang tangan Aleesha. Grace berdiri disana dengan Grey yang berdiri disampingnya.
"Gue cuman mau mastiin dia gak kabur," ucap Ethan kini suaranya terdengar lembut meski wajahnya masih datar. Ethan menatap tajam Grey yang memegang tangan Grace. Grey hanya tersenyum miring melihat Ethan yang cemburu.
"Lo urus aja dia, biar gue yang nganter Grace ke dorm," setelah itu Grey menarik tangan Grace dengan lembut untuk mengikutinya. Mereka berdua meninggalkan kelas dengan Grace menatap Ethan sesekali.
Ethan cemburu melihat kedekatan mereka. Tanpa sadar ia mencengkram pergelangan tangan Aleesha erat sehingga membuat tangan Aleesha memerah."Ethan lepasin gue," ucap Aleesha merasakan sakit di pergelangan tangannya.