"Aku tak peduli dengan masa lalu. Yang aku tahu adalah masa kini dan masa depan. Masa lalu hanya hadir untuk memberi luka, dan aku tak ingin mengingatnya!!" (Rayyan)
"Aku sadar bukan gadis baik baik bahkan kehadiranku pun hanya sebagai alat. Hidupku tak pernah benar benar berarti sebelum aku bertemu denganmu." (Jennie)
"Aku mencintaimu dengan hati, meski ku akui tak pernah mampu untuk melawan takdir."( Rani)
Kisah perjuangan anak manusia yang hadir dari sebuah kesalahan masa lalu kedua orang tua mereka. Menanggung beban yang tak semestinya mereka pikul.
Mampukah mereka menaklukkan dunia dan mendirikan istana masa depan yang indah dengan kedua tangan dan kakinya sendiri?
Atau kejadian masa kelam orang tua mereka akan kembali terulang dalam kehidupan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28.28. Melepaskan
Rayyan memilih tempat duduk paling pojok. Ditaruh nya paper bag yang sejak tadi digenggaman diatas meja.
"Silakan pesan untuk kalian." Ucapnya tanpa menatap ke arah Rani dan Laelah. Rayyan menyibukkan diri dengan buku menu yang sebenarnya tak menarik sama sekali. Jangankan lapar, karena untuk minum saja sepertinya tenggorokan nya tak ingin.
"Aku minum saja. Mas kasih jus jeruk nya ya satu, kamu mau pesan apa Lah?"
"Samain aja mbak ditambah lumpia gorengnya satu." Laelah nyengir
"Jus apelnya satu ya." Rayyan mengatakan pesanannya meski sebenarnya tak ingin.
Rayyan berdehem setelah pelayan pergi. Dia tak ingin berbasa-basi lagi. Tak peduli meski ada Laelah disana justru itu akan membantunya untuk tak lagi masuk dalam masalah. Dia tahu, pak Dewo, ayah Rani pasti akan mengetahui pertemuan tak terduga mereka dan dia tak ingin lagi mengambil resiko lebih besar.
"Aku ingin meminta maaf padamu karena tak mampu lagi mempertahankan hubungan kita. Bukan aku menyerah karena lemah namun aku lebih berpikir realistis. Orang sepertiku memang tak sepatutnya untuk bermimpi akan hidup dan mas depan yang lebih sempurna sementara kesempurnaan itu tak lagi mampu untuk ke genggam. Untuk itu, dengan sadar dan penuh penyesalan aku ingin mengakhiri hubungan yang pernah terjalin diantara kita. Ku harap setelah ini tak ada lagi rasa sakit atau menyakiti yang kita rasakan. Aku selalu mendoakan kebahagiaan untukmu meski itu tanpa aku. Berbahagialah, Ran. Maaf jika kehadiranku selama ini banyak menorehkan luka untukmu, aku minta maaf."
Rayyan berujar pelan, hatinya sakit tentu saja. Namun keputusan ini telah menjadi keputusan akhir yang diambilnya. Banyak hal yang jadi pertimbangan sebelum dia benar-benar melepaskan Rani.
Bagaimanapun hubungan yang dia jalin bersama Rani adalah hubungan serius. Rayyan tak pernah main main dengan perasaannya. Pribadi Rani yang tomboy dan kecerian gadis itu mampu memberi warna dalam hidup Rayyan yang suram.
Kedua mata Rani nampak berkaca kaca. Bibirnya keluh meski hanya untuk mengucapkan kata maaf. Rayyan tak bersalah dalam hal ini, semua terjadi karena keegoisan ayahnya.
Pelayan datang membawa pesanan mereka. Laelah memilih untuk diam tanpa ikut campur, membiarkan keduanya menyelesaikan urusan mereka yang belum selesai.
"Aku, aku juga minta maaf. Semua ini terjadi karena kelemahanku yang tak mampu untuk melawan kemauan ayah. Andai aku punya keberanian itu, aku ingin memilih untuk pergi bersamamu, Ray."
Rayyan menyunggingkan senyum getir di bibirnya. Rasa sayang dan mungkin juga rasa cinta itu masih ada untuk gadis yang nampak beberapa kali mengusap air matanya dihadapannya tersebut. Namun banyak fakta yang memang mengharuskannya untuk pergi menjauh.
Fakta siapa pak Dewo sebenarnya dan fakta jika gadis yang pernah memberinya bahagia itu pernah beberapa kali nampak tertawa bahagia bersama orang lain yang akan menyandang gelar sebagai suaminya nanti. Semua itu sudah membuktikan jika memang dia harus mundur.
Flasback off
Rayyan mengusap wajahnya, menghalau buliran air yang mengalir disana meski tak akan pernah bersih mengingat shower yang masih menyala.
"Terimakasih, karena hadirmu mampu membuatku merasakan rasanya dicintai dan dirindukan. Maaf, karena takdir kita ternyata harus terputus sampai disini."
.
.
Jennie nampak sudah siap, gadis itu nampak duduk manis diruang tengah. Wajahnya nampak cantik meski tanpa make up.
"Ehm, kalau boleh tahu. Aku pergi dengan siapa?"
"Denganku dan Ray, kenapa? apa kau keberatan untuk itu?"
"Bu.. bukan begitu. Aku hanya bertanya karena jujur saja aku tak tahu tempat terapinya."
Vino tersenyum, menatap penampilan Jennie yang sederhana. Dengan jelana dan kemeja yang nampak pas dengan tubuhnya. Rambut yang dibiarkan nya tergerai indah. Berbeda sekali dengan penampilan saat dirinya pertama kali bertemu dengan gadis itu. Penampilan modis dengan pakaian glamour dan make up yang menghiasi wajahnya. Sama sama cantik namun untuk kali ini entah mengapa Vino merasa ada aura berbeda dari dalam diri Jennie.
Gadis itu sering tersenyum dalam berbagai kesempatan juga terkadang mulai cerewet. Tak terlihat lagi sifat angkuh dan sombong yang dulu sangat melekat dalam diri Jennie menurut cerita dari orang-orang yang dia dengar.
"Dia manis juga, tapi sayang. Kanebo kering sepertinya kurang normal apalagi dirinya baru saja patah hatinya jadi, meski ada yang bening begini dihadapannya dia belum juga nyadar. Sepertinya aku harus melakukan sesuatu untuk membantunya." Vino tersenyum penuh misteri seraya memainkan ponselnya entah apa yang dia cari.
.
.
Mobil hitam milik Rayyan keluar dari villa tepat jam 8 pagi. Seperti yang Vino katakan, jika dia dan Rayyan lah yang akan pergi mengantarkan Jennie ke kota A.
Ketiganya hanya diam tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Jennie yang duduk di bangku belakang lebih memilih memainkan ponselnya.
"Kita sarapan dulu?" Vino yang sedang memegang kendali setir menoleh sesaat pada Rayyan yang duduk disebelahnya sebelum kembali fokus pada jalanan didepannya.
"Hem, kita keluar dulu dari kota. Setelahnya baru kita cari rumah makan."
Vino mengangguk, keduanya tentu memikirkan tentang Jennie. Kondisi gadis itu belum aman untuk saat ini.
"Pakailah ini, kita akan turun dan makan dulu sebelum melanjutkan perjalanan." Rayyan menyerahkan topi dan juga kacamata hitam untuk Jennie kenakan tak lupa sebuah jaket juga dia sediakan.
"Kau tak memberitahu siapapun tentang kepergian kita ini kan?"
"Tidak, aku tak menghubungi siapapun. Hanya, hanya papa Arlan yang mengetahui keberadaan ku saat ini. Selain itu tak ada lagi yang aku hubungi."
Rayyan mengangguk. Tentu saja dirinya mengetahui siapa saja yang Jennie hubungi karena tanpa sepengetahuan gadis itu Rayyan telah menyadapnya terlebih dahulu sebelum dia serahkan.
Hal itu dia lakukan agar tak kecolongan nantinya. Sejak hari pertama dirinya menyelematkan gadis itu, Rayyan menganggap keselamatannya adalah tanggungjawab nya. Oleh karenanya, selama Jennie masih dalam pengawasannya maka segala hal tentang gadis itu wajib dia ketahui.
"Aku juga sudah menghubungi Om Arlan. Beliau akan datang ke kota A jika waktunya memungkinkan." Pelan Rayyan berujar tanpa menoleh ke arah Jennie dan fokus menatap ke depan.
"Terimakasih asisten Ray."
"Ckck, aku bukan asistenmu jadi panggil saja namaku tampa embel-embel asisten. Satu lagi, jangan terlalu senang karena kita belum tahu situasi disana. Kau jangan bertindak sesuka hati tanpa sepengetahuan ku atau Vino."
"Tentu, aku akan menurut pada kalian." Jennie menyunggingkan senyum nya. Meski Rayyan hanya menampilkan wajah datarnya dia tak perduli. Baginya, apa yang lelaki muka tembok itu lakukan adalah demi kebaikannya. Sementara Vino memilih diam sambil sesekali melirik Rayyan dengan ekor matanya dan bergantian menatap Jennie dari sepion tengah mobil.
"Kalau saling kaku begini sepertinya akan sedikit susah untuk mendekatkan mereka." Gumamnya sambil menggeleng pelan.
karena mereka berdua sama-sama menempati posisi istimewa di hati Rayyan
yang penting Daddymu selalu bersikap baik padamu toooh
koneksinya gak main-main seeeh
aaahh aku telat bacanya ya, harusnya pas maljum kemaren 😅😅😅
pasti rayyan bahagia dpet.jackpot yg masih tersegel.
wkwkw bisa langsung hamil itu kan thor, kasian para orang tua pingin punya cucu, bakal jadi rebutan pasti.
ok lah makasih ry udah buat rayyan dan jenie bahagia disini