NovelToon NovelToon
Empty Love Syndrome

Empty Love Syndrome

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Tamat
Popularitas:5.2M
Nilai: 5
Nama Author: Elis Kurniasih

Instagram elis.kurniasih.5

Perjuangan cinta sepasang suami istri yang menikah karena cinta.

Akankah mereka bertahan dengan berbagai ujian yang datang silih berganti? Akankah kekosongan cinta yang sempat hadir karena kesibukan keduanya menambah kerapuhan bahtera rumah tangga itu?

Cekidot
Maaf ya, cerita ini bertebaran bawang yang bisa buat mata perih perih dikit 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengabaikan pesan dan telepon Reno

“Ren, ini dari Alana. Tadi aku ketemua dia di luar,” kata Dewi sembari memberikan jinjingan besar pada Reno.

“Wah, makan besar nih,” sahut Jefri melihat banyak sekali bekal yang dikirimkan Alana untuk suaminya.

“Ya, Alana tadi pagi masak banyak dan bilang buat aku sama kalian.”

“Duh, Alana itu memang istri yang baik. Cantik lagi,” sambung Aldo.

Reno mengangguk. “Ya. Makanya aku kejar dia dari masih kecil.”

Jefri dan Aldo tertawa kecuali Dewi. Wanita itu hanya tersenyum kecut.

“Oh, ya. Kok istriku ga disuruh masuk, Dew?” tanya Reno dengan menatap wajah Dewi.

“Katanya buru-buru, udah telat.”

Reno mengangguk.

“Alana jadi kerja, Ren?” tanya Jefri.

“Iya, udah satu bulan malah,” jawab Reno.

“Wah ati-ati, Bro. Alana itu ga keliatan kalo udah nikah. Pasti dikantornya banyak yang suka.”

Reno terdiam setelah mendengar ucapan Aldo. Ya, Alana memang masih muda. Wajahnya masih tidak terlihat seperti wanita yang sudah menikah. Jika menggunakan pakaian casual dan sepatu cats, ia lebih terlihat seperti anak SMA atau anak kuliah semester satu.

****

Sesampainya di kantor, Alana langsung berkutat dengan pekerjaan. Ia menyelesaikan tugas-tugas yang tertinggal karena datang lebih siang dari biasa.

Alana mengalihkan sakit hati itu pada pekerjaan. Ia lelah menangis. Hampir sepanjang perjalanan dari kantor Reno menuju kantornya, ia tak henti menangis di dalam taksi. Sopir taksi yang melihatnya pun tak berani bertanya.

Alana yang sibuk mengerjakan pekerjaannya tidak menyadari bahw Alex berdiri di ambang pintu. Alex melipat kedua tangan di dada sembari menyandarkan tubuhnya pada dinding pintu. Pria itu melihat Alana yang sesekali mengusap wajahnya. Alana tampak tak baik-baik saja.

“Apa pekerjaan yang saya berikan terlalu banyak?” tanya Alex sambil berjalan menuju ke arah Alana.

Alana terkejut dan menggeleng. “Oh, no Sir.” Alana tersenyum. “Pekerjaan ini malah hampir selesai.”

Alex menggeser kursi di depan Alana. Ia menatap Alana cukup lama. “Good.”

Keduanya tampak canggung, hingga Alex kembali bicara. “Jadwal saya hari dan besok tidak padat kan?”

“Tidak, Sir.” Alana menggeleng. Arah matanya pun tertuju pada bosnya itu.

“Sore ini saya mau ke Singapore. Ada hal yang harus saya urus di sana. Besok siang saya sudah ada di sini lagi.”

Alana mengangguk patuh.

“Hmm … saya ingin minta tolong padamu, bisa?”

“Tentu saja,” jawab Alana yang berusaha selalu siap dengan pekerjaan yang diberikan bosnya.

“Saya tidak mengajak Aurel. Jadi, saya titipkan dia padamu selama satu hari ini.”

Alana tersenyum dan mengangguk. “Oke, Sir.”

“Kamu tidak keberatan?” tanya Alex dengan menatap mata Alana yang indah.

“Sama sekali tidak.” Alana menggeleng. “Malah dengan senang hati, saya akan melakukannya. Saya suka anak Bapak.”

“Maaf,” kata Alana lagi khawatir salah berucap.

“Oh tidak apa. Lagi pula Aurel juga sepertinya sangat menyukaimu. Bahkan dia memanggilmu apa? Mimi?”

Alana tertawa. Ia ingat terakhir kali mereka hendak berpisah. Aurel melambaikan tangan dan memanggilnya dengan sebutan itu.

“Ya.” Alana mengangguk. “Dia mendengar Chika memanggil ibunya dengan sebutan itu. Aurel bilang itu lucu.”

Alex pun ikut tertawa. Untuk pertama kalinya, Alana melihat jejeran gigi yang sempurna itu.

“Siang ini, Aurel les piano. Bisa kamu menjemputnya saat dia pulang?” tanya Alex lagi.

“Tentu.”

“Baiklah. Ini kunci mobilnya. Mulai saat ini kamu bawa mobil ini.”

Alana kembali mengangguk.

“Oke. Pesawat saya berangkat pukul enam belas. Saya harus siap-siap sekarang.” Alex berdiri dan hendak meninggalkan Alana. Lalu, ia kembali menoleh ke arah sekretarisnya itu. “Tidak ada yang harus saya tanda tangani lagi?”

“Tidak ada.” Alana menggeleng.

“Baiklah.” Alex berjalan menuju keluar dan ia kembali membalikkan tubuhnya tepat di pintu ruangan itu. “Oh ya, ada satu tugas lagi untukmu.”

Alana ikut berdiri sejak pria itu berdiri. Ia menatap wajah Alex serius sambil mendengarkan dengan seksama tugas yang akan diberikan.

“Antar Aurel ke sekolah setiap pagi. Aku akan menambahkan insentifmu.”

“Baik, Sir.” Alana langsung menyetujui penambahan jam kerjanya. kebetulan ia juga sedang malas bertemu Reno.

Alex tersenyum dan kembali membalikkan tubuhnya, lalu berjalan keluar. Sedangkan Alana menarik nafasnya kasar saat melihat punggung si bos itu menghilang. Dengan menyetujui pertambahan jam kerjaitu, Alana harus berangkat lebih pagi dan dengan kegiatan baru ini, pasti akan membuat waktu kebersamaannya dan Reno akan semakin terkikis. Entahlah? Alana pun tak mau melewatkan kesempatan itu. Selain karena Aurel adalah tipe gadis kecil yang lucu. Gadis itu juga tak memiliki ibu, membuat Alana iba karena ia pun pernah merasakan yang sama.

“Sayang, rendang buatanmu enak. Teman-temanku memuji. Mas memang beruntung memiliki istri yang cantik, jago masak, dan jago di ranjang.”

Reno memberi pesan pada Alana selesai jam makan siang. Lalu, ia menambahkan pesan itu.

“Tadi pagi Mas belum memakanmu. Jadi, nanti malam harus jadi.” Reno menambahkan emot ciuman dan gambar hati berwarna merah.

Tring

Alana mendengar bunyi notifikasi di benda yang sengaja ia simpan di dalam laci meja kerjanya. Beberapa kali, benda itu pun berdering. Namun, Alana mengabaikan. Entah mengapa ia malas bertemu dan berkomunikasi dengan Reno untuk hari ini.

Arah mata Alana tertuju pada laci itu. Lalu, tangan Alana menarik laci itu. ia melihat mengambil ponselnya dan melihat beberapa notifikasi serta panggilan dari Reno. Bukan dibaca atau menelepon kembali Reno, Alana malah menonaktifkan ponselnya. Sungguh, hatinya masih terasa perih.

Alana menyempatkan diri untuk menanyakan Aminah melalui telepon kantor. Ia juga mengabarkan Tuti bahwa dirinya akan datang ke rumah Aminah malam hari. Ya, malam ini, ia ingin bermalam di rumah sang nenek.

1
Dewa Rana
segan Thor, bukan enggan
Annisa Yuda
ada yang baru keluar dari kandang 😂
Annisa Yuda
bangun tidur coma pake boxser dikamar sama lawan jenis?? sesantai itu💣
Vitriani
Luar biasa
Dewa Rana
sebelumnya manggil "Sir" sekarang ganti "pak"
Dewa Rana
sepatu kets Thor, bukan sepatu cats
Dewa Rana
gimana caranya berdiri di atas tungku Thor 😃😃
teh rebahan
👍👍
Dewa Rana
memprovokasi Thor, bukan memprovokatori
Komang Diani
keren banget
Savitri Eka Qodri
Luar biasa
ALNAZTRA ILMU
rumah seperti tongkang pecah menanti mu alana😅😅
ALNAZTRA ILMU
iya benar. lu bdh
ALNAZTRA ILMU
elegan
ALNAZTRA ILMU
sedihhh
ALNAZTRA ILMU
mati
Miyagi Mitsui
Reno Reno
Miyagi Mitsui
ada niat..sepatutnya sesama wanita kan..jangan lah jadi perampas
Dewa Rana
ibunya siapa Thor
Dewa Rana
pelajaran buat kita agar jangan takabur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!