NovelToon NovelToon
HELLO, MY BOSS!

HELLO, MY BOSS!

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintamanis / Lisa / Tamat
Popularitas:60.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Anarita

(Dilarang mencari adegan wik-wik di sini.😜)

"Sayang, kalau donat ketemu sedotan jadinya apa?" Jari telunjuk Lisa saling bertaut.

"Mana kutahu!"

Farhan si batu bernapas menjawab sekenanya. Bahunya mengedik, pura-pura tidak paham dengan peta kode sang istri.



***

Jangan terlalu banyak bermimpi. Begitulah Lisa mensugesti dirinya agar tidak terlalu berpegang pada prinsip halu.

Menjalani tugas sekretaris dan merangkap menjadi istri CEO tidak semudah yang ia bayangkan. Belum lagi Lisa harus mengurus dua ponakan kembar sang suami yang super istimewa. Sungguh, semua itu hanyalah gosip yang mengarah pada dusta belaka. Karena menjadi istri seorang CEO dikehidupan nyata tak seindah kisah komik ataupun novel.



(Jangan lupa pipis dulu sebelum baca, biar ngakak Anda aman terkendali.)


cover by : @Milda_designn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anarita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mau Menikah Denganmu

Tiga hari berlalu begitu saja. Semenjak pertemuannya dengan William yang tiba-tiba, Lisa memutuskan untuk melupakan pria itu. Ia juga tidak menceritakan pada Farhan soal pertemuannya. Terlalu tidak penting bagi Lisa. Hanya saja, Cilla semakin benci pada gadis itu. Meningkat hingga 200 persen.

Untuk keadaan Cello, kondisi pria kecil kesayangan Farhan itu sudah jauh lebih baik. Luka di dahinya mengering. Anak itu sudah boleh pulang setelah hasil ronsennya dinyatakan tidak ada kelainan, dengan catatan Cello harus kontrol ke rumah sakit tiga hari sekali. Lisa diutus Farhan untuk menjemput Cello di rumah sakit karena pria itu harus menghadiri pertemuan penting bersama salah satu klien. Lalu mebawa anak itu ke kantor, sementar Cilla masih di rumah mami Dina—grandmanya.

Lisa sudah tiba di rumah sakit setelah ia menyempatkan diri mampir membeli buah. Gadis itu berjalan anggun, menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang di mana ada si imut Cello di rawat.

"Hai!" Lisa menyapa sambil membuka pintu.

"Kakak" Senyum polos Cello mengembang begitu melihat kedatangan Lisa. Anak kecil itu meronta, minta turun dari pangkuan suster yang menjaganya.

"Mau kakak ... mau kakak," pinta Cello merengek-rengek. Tangannya menjangkau Lisa, namun di tahan oleh suster karena ia sedang makan.

"Sini-sini." Lisa meletakan keranjang buahnya di atas nakas. Lantas meraih Cello dan mendudukkan pria kecil itu di pangkuannya.

"Kaka Lisa ke mana aja? Ello gak mau di sini, banyak penjahat, tangan Ello di tusuk-tusuk, suruh minum obat pait," keluh anak itu dengan mata merambang. Ada tegar takut di bibir Cello saat bercerita.

Rumah sakit memang bukan tempat yang indah. Bahkan orang dewasa saja mengeluh. Tentunya anak kecil jauh menderita batinnya.

"Maaf ya, akhir-akhir ini kerjaan kakak banyak banget. Jadi nggak bisa jenguk kamu." Lisa mengelus punggung kepala Cello.

"Nanti Ello bilang ayah, biar Kakak Lisa gak kerja. Jagain Ello aja."

"Eh." Gadis itu menjawil hidung Cello gemas.

Andai hidup semudah itu, Lisa juga mau. Sayangnya anak kecil tidak tahu bahwa manusia harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Semuanya memiliki porsi yang sama. Baik pekerja rendahan hingga CEO sekalipun. Mereka tak luput dari masalah hidup. Bedanya manusia hanya saling pandang-memandang. Merasa ada yang jauh lebih baik. Ketika tukang parkir ingin menjadi merasakan bangku direktur. Atasan pun kadang ingin menjadi orang biasa, yang tidak perlu memutar otak dan menanggung tanggung jawab besar.

Percayalah, tidak semua yang dilihat mata sesuai dengan penangkapan dari pikiran kita.

Senantiasa bersyukur adalah hal utama.

"Dia mau makan, Sus?" tanya Lisa sambil melirik piring rumah sakit yang isinya tinggal setengah.

"Sudah, Mbak! Tapi cuma setengah."

Lisa mengangguk paham. Meskipun sedikit, setidaknya perut anak itu di isi.

"Ello mau makan lagi, ngga?" Tentunya langsung di balas gelengan kuat beserta wajah polos tak berdosa anak itu. "Kalau makan buah mau ya? Nanti kakak Lisa suapin, Oke!"

"Gak mau!" tolak Cello secepat kilat.

Lisa mendesah lemah, mengurus anak kecil yang manja seperti Cello memang harus ekstra sabar.

"Nanti kakak Lisa anterin Ello pulang ke rumah grandma. Gimana?" Padahal Lisa tidak tahu rumahnya di mana?

"Ke rumah ayah Hanhan aja, tapi kakak nginep. Ello mau bobo bareng Kakak!"

Wah, bahaya! Kecil-kecil udah berani ngajak bobo bareng, batin Lisa gemas.

"Iya, nanti kakak nginep ya," rayu Lisa bohong. Yang terpenting makan dulu. Perkara alasan bisa dipikir nanti.

***

Tersenyum puas, Lisa merasa bangga bisa menaklukan anak bandel itu. Kepulangan Cello sedikit diundur karena anak itu tertidur setelah kekenyangan.

"Kamu kok bisa nurut banget, sih?" tanya Lisa bahagia. Ia juga tidak tahu kenapa Cello mau menurut pada dirinya. Padahal, ia tidak memiliki pengalaman mengurus anak kecil. Ah, bukankah semua wanita memiliki jiwa ibu? Mungkin Lisa bisa melakukannya karena ia adalah wanita. Calon ibu untuk anak-anaknya kelak. Sayangnya yang satu lagi sangat sebal pada Lisa. Cilla selalu berubah menjadi nenek lampir cilik setiap melihat Lisa.

Krekk!

Pintu di buka. Lisa segera melepaskan lamunannya, lalu menengok ke arah pintu masuk untuk melihat siapa yang datang.

"Eh!" Sejenak gadis itu terpaku bersamaan dengan bibir yang mendadak kelu. Ada sekitar 60 detik, Lisa menatap seorang ibu yang sedang berdiri di depan bingkai pintu.

"Bu-bunda?" Gadis itu mengerjap-ngerjap. Memastikan bahwa ia tidak salah melihat itu.

"Lisa? Ini Lisa 'kan?" Bunda juga tak kalah terkejutnya.

"Iya. Ya ampun. Gak nyangka bisa ketemu bunda. Jennie apa kabar, Bun?

Sejenak mereka saling berpelukan. Cipika-cipiki melepas Rindu. Belum ada kejanggalan yang melintas dipikiran Lisa sampai gadis itu melontarkan pertanyaan kedua.

"Bunda ada perlu apa ke sini?" tanya Lisa dengan polos. Agak sedikit lancang, tapi ia penasaran kenapa bunda bisa masuk ke ruang yang Lisa pikir salah.

"Bunda mau jemput cucu bunda." Tersenyum sambil menunjuk Cello. Ada getir miris karena pertanyaan pertama Lisa yang menanyakan anaknya yang telah tiada.

"Cucu?" Lisa mundur satu langkah, melipat bibirnya dalam-dalam, lalu menggelengkan kepala tidak percaya.

Aliran darah gadis itu berdesir cepat. Jantungnya terpacu dengan kecepatan luar biasa. "Ja-jadi?" tebak Lisa terbata-bata. Lisa seperti mendapat hantaman keras yang mengguncang jiwa. Sakit, tekejut, tidak percaya, semua itu bercampur jadi satu.

"Tidak mungkin!" teriak gadis itu. Lisa mencoba menolak Fakta. Otaknya terus mensugesti hati agar jangan percaya dengan ucapan yang baru saja dilontarkan bunda.

"Tenangkan hatimu Lisa, Jennie sudah tiada." Bunda langsung memeluk gadis itu sebelum terpuruk di lantai.

"Tidak bunda ... bilang pada Lisa kalau semua ini bohong. Katakan bunda," bental Lisa tidak sadar diri. Ia sampai mengguncang kasar bahu wanita paruh bayah itu.

"Semua sudah berlalu. Jennie dan suaminya sudah bahagia di surga." Bunda mengatakannya dengan tegar. Mengkonfirmasi kebenaran dari ucapannya.

"Tunggu Bunda! Bagaimana mungkin si kembar adalah cucu bunda? Sedangkan dia adalah keponakan bosku, tuan Farhan." Lisa masih tidak mau percaya. Demi apapun, ini terlalu mengejutkan dan diatas logikanya.

"Farhan adalah Alan. Kamu tahu kan, Jennie memiliki kakak yang sudah meninggal? Ternyata dia masih hidup, tumbuh besar dan membuat bunda bangga. Ya, dia adalah Alan ... anak pertama bunda yang ternyata hilang."

Mendengar itu, seketika harapan Lisa lenyap.

"Tidak ... Jennie tidak boleh pergi!" Lisa mulai histeris. Gadis itu hilang kendali.

Lisa menangis tanpa suara. Bunda dapat merasakan tubuh berjiwa rapuh itu bergetar hebat. Bunda tahu seberapa dekat mereka meski sempat terpisah dan hilang kontak.

"Tenangkan hatimu, Lis!" Bunda mengelus punggung Lisa-pelan.

"Maaf kan aku. Maafkan aku, Jennie ... maaf," lirih Lisa hampir tanpa suara.

Tiba-tiba wajah Farhan melintas cepat di pikiran Lisa. Apakah pria itu tahu aku dan adiknya sabahatan?

Ia sudah tidak memiliki waktu banyak. Lisa harus segera menemui Farhan dan mengatakan bahwa ia mau menjadi ibu dari si kembar. Hanya ini satu-satunya jalan.

"Bunda, tolong jaga Ello ... Lisa harus segera menyelesaikan sesuatu yang sangat penting.

Gadis berlari secara membabi buta. Meninggalkan bunda tanpa rasa sungkan. Lisa nyaris gila dengan kenyataan ini, tapi ia harus bertahan sedikitit lagi.

"Tidak keburu!" Lisa segera menyambar teleponnya. Menghubungi Farhan setelah memesan taksi online. Cukup lama, panggilan itu tidak diangkat. Lisa terus memanggil Farhan.

Hallo, jawab Farhan dari balik sana.

"Aku mau menikah denganmu," teriak Lisa dengan suara keras. Bahkan ia tak sadar bahwa suaranya dapat didengar oleh rang di sekitarnya.

Maksud kamu apa?

Farhan di balik sana mendadak bingung. Rico pernah berkata, tidak akan ada gadis yang bersedia menikah dengan lelaki tanpa dia berusaha. Mungkin saja, Lisa sedang membuat lelucon gila karena mendadak berkata ingin menikah.

"Aku ingin menikah denganmu," ucap Lisa mengkonfirmasi.

Kenapa mendadak? Kamu mabuk? Farhan menebak.

"Tidak aku mau menikah denganmu Karena--"

Taksi yang Lisa pesan secara online datang. Gadis itu segera menutup panggilan. Ia harus mengatakan alasan gilanya secepat mungkin. Lisa tidak mau kehilangan kesempatan, seperti ia yang kehilangan sahabatnya sebelum sempat mengucapkan kata pisah.

***

Jangan Lupa Like komen, dan share.

1
Renova Simanjuntak
gini,,,jugaa,,,udh bagus alur ceritanye,,,thorrr..
sgt,,,menghibur...
Renova Simanjuntak
lisa,,jd tumbal proyekkkkk🤣🤣
Nina Puspitawati
bagus
Julia Vanka
Luar biasa
Azma Az Zahra
ribuan novel ku baca, cuma kali ini Nemu novel yg bener" bikin aku jungkrak jungkrik ketawa, 🤣🤣🤣
Nurhayati
Luar biasa
Nurhayati
Lumayan
jumirah slavina
🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
skak mat🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
yyuuhhuuuuuuu....
jumirah slavina
gilaaaaa....
ketampanan seperti apa Saketek yg mencolok 🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
Kamoeh ngidam ya kan Saketek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
ngelunjak ya Cill... 🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
ouucchhh... manis sekali kalian b'2..
lopeeeeeee... 😘🥰😍💞
jumirah slavina
betul Cell.. balon versi estethic🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
dengar itu Lis...
""buanglah mantan pada tempatnya """"
jumirah slavina
Hannnn... minta d'kubur hidup² nih...
jumirah slavina
tuhhkannn.... big hug for ""CelCil""
jumirah slavina
keq'y Adek denger omongan'mu deh Cell...
jumirah slavina
Onty Aamiin kn deh
🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!