NovelToon NovelToon
Asisten Dadakan

Asisten Dadakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Persahabatan / Romansa
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kurniasih Paturahman

"Aku akan membayarmu" Ucap Vaya sahabatnya.

"Kamu bercanda Va" Tanya Maura memastikan.

Sebuah tawaran yang cukup gila, membuat Maura harus menjalani hari - harinya bersama Gilang. Seorang pria tampan yang mempunyai segudang pengagum.

"Kamu cukup menjadi asistennya, dan buat dia jatuh cinta"

"What.!!" Teriak Maura.

Apakah Maura setuju dengan tawaran yang diajukan oleh Vaya?

Apakah Maura sanggup menjalani hari - harinya bersama Gilang?

Lalu hubungan seperti apa yang akan terbentuk antara Maura dengan Gilang?

Yuk mampir, ikuti kisahnya😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kurniasih Paturahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Protektif atau Posesif

Jangan protes..

Aku hanya ingin melindungimu saja.. tapi entah kenapa aku malah menunjukan rasa cemburuku juga..

-Gilang-

🌿🌿🌿

Huffttt..

Maura menatap sekelilingnya, beberapa buku di hadapannya disingkirkan semua olehnya.

"Ini Gila.." Bisik Maura sendiri.

Maura memegang kepalanya dengan kedua tangannya, seakan melakukan pijatan ringan untuk menghilangkan pusing yang ia rasakan.

Seharian ini, Gilang selalu mengekori dirinya. Untungnya Maura tidak satu kelas dengan Gilang. Ibarat dimana ada Maura pasti ada Gilang. Yah.. untungnya Maura dapat terpisah untuk sementara ini.

"Haahhh... Aku tuh cuman asistennya, kenapa dia berlebihan banget sih.." Gerutu Maura kembali.

Maura teringat dengan pesan-pesan Gilang sebelum akhirnya mereka berangkat kuliah hari ini. Seperti sebuah pidato yang panjang tiada ujung.

Ingat ya.. kemanapun kamu pergi kamu harus bilang padaku. Bahkan ke toiletpun kamu harus bilang.

Dengan siapapun kamu berbicara, kamu juga harus bilang padaku.

Satu lagi, setiap lima belas menit sekali, kamu harus menghubungiku, bisa telepon atau kirim pesan padaku.

Titik.. enggak usah protes.

"AAaahhhh.., banyak sekali yang diminta." Kesal Maura sendiri.

Semenjak insiden Maura terkunci di dalam toilet, membuat Gilang merasa harus menjaganya. Dia merasa itu adalah kesalahanya, dia tidak ingin hal ini terulang kembali.

Siang ini, Gilang sedang di dalam kelas. Tapi dia sibuk mengirim pesan untuk Maura. Membuat Maura tak dapat melakukan apapun dengan tenang.

Dari kejauhan Vaya melihat Maura. Ia menghampirinya. Rasa khawatir menyelimutinya sejak semalam. Vaya ingin sekali bertemu dengan Maura. Namun Gilang melarangnya. Gilang malah bertanya sesuatu yang aneh, hemm.. pakaian dalam saja ia tidak bisa jawab.

"Ra.." Panggil Vaya. Saat dirinya sudah berdiri di hadapan Maura dan kemudian duduk saling berhadapan.

"Vaya..." Teriak Maura tampak terkejut.

"Maafin aku ya... seharusnya kemarin aku cepat angkat teleponmu."

Vaya memang tak mengangkat telepon Maura.. Bukan karena ia tak tau. Namun dirinya kecewa dengan kata-kata Rian saat itu. Rian hanya peduli pada Maura. Rian tidak pernah mempedulikan dirinya, padahal Vaya terlebih dahulu mengenal dirinya dibandingkan dengan Maura yang baru beberapa hari dikenalnya.

Vaya bukan membenci Maura.. Ia merasa tak siap untuk berbicara dengan Maura saat itu. Ia takut kekecewaannya dan emosinya meluap begitu saja pada Maura.

"Lohh kok minta maaf sih Va, enggak ada yang salah kok, akunya saja yang enggak beruntung, kekunci di kamar mandi." Jawab Maura santai.

Vaya tersenyum mendengarnya, hatinya tenang. Semalam Gilang tak mengizinkan dirinya untuk menghubungi Maura. Gilang bilang Maura harus beristirahat saat itu. Akhirnya ia dapat bertemu Maura sekarang.

"Hubunganmu dengan Gilang, sepertinya sudah semakin dekat ya Ra." Goda Vaya.

"Dekat gimana?"

"Kamu semalam menginap di tempatnya Gilangkan." Ucap Vaya dan sedikit berbisik untuk kata yang terakhir diucapkannya.

"Ssstttttt..! Jangan kencang-kencang."

"Hahahaha.."

Vaya tertawa melihat kepanikan Maura saat itu. Sedangkan Maura sibuk membungkam Mulut Vaya. Tawanya berhasil membuat sebagian orang menatap mereka.

"Jadi semalam apa saja yang kalian lakukan?"

"Melakukan apa maksudmu?"

"Ehmm.. pipi atau bibir?" Tanya Vaya dan menggoda Maura kembali sambil menunjuk bibir miliknya sendiri.

"Hah.." Mulut Maura terbuka lebar mendengar pertanyaan Vaya barusan.

Maura terkejut saat itu. Ia teringat kembali saat Gilang begitu dekat dengan wajahnya.. seakan Gilang ingin mencium dirinya, ya.. hanya hampir.. Mereka hampir berciuman.

"Pertanyaanmu aneh." Ucap Maura akhirnya.

"Hemm.. pasti sudah terjadi sesuatu dengan kalian." Ucap Vaya kembali dengan wajah cantiknya menatap Maura.

"Tidak ada.."

"Bohong.."

"Kalaupun terjadi sesuatu, aku tak akan cerita sama kamu."

"Humm pelit." Ucap Vaya kembali sambil memanyunkan bibirnya dan Maura tersenyum menatapnya.

Ddrrttt..

Beberapa detik kemudian, handphone Maura bergetar. Ia tatap layar handphone miliknya saat itu. Tertera nama Gilang di sana.

"Ishhh..." Ucap Maura dan menghela nafasnya kemudian, lalu mengangkatnya.

"Ya.. Lang.."

"Kamu di mana sekarang?"

"Kantin."

"Dengan siapa?"

"Hemm Vaya.." Jawab Maura.

"Kenapa tidak menghubungiku, Ini sudah lebih dari lima belas menit." Ucap Gilang kesal.

"Ayolah Lang.. jangan seperti ini." Pinta Maura.

dan tut..tut..tut.

Gilang mematikan teleponnya dan Maura menatap pasrah.

"Ihhh.. Gilang nyebelin." Gumam Maura.

"Kenapa lagi Gilang?" Tanya Vaya yang ikut penasaraan saat melihat wajah Maura tampak kesal.

"Gara-gara aku terkunci kemarin.. Dia memintaku untuk ini, untuk itu, harus begini dan harus begitu. Aku harus melapor padanya setiap lima belas menit sekali.. nyebelin kan?"

"Hahahha.."

Vaya tertawa kembali, kali ini tawanya lebih kuat dan bertahan lama. Maura kembali sibuk membungkam kembali mulut Vaya. Namun Vaya masih terus saja tertawa.

"Sudah dong Va.." Bujuk Maura akhirnya.

"Ok..ok.." Ucap Vaya dengan tawa yang masih terdengar.. namun lebih tertahan sekarang.

"Enggak nyangka, Gilang jadi protektif banget." Lanjutnya dengan tawa yang sudah terhenti sekarang.

"Oh tidak.." Ucap Maura tiba-tiba. Saat pandanganya tertuju pada seseorang yang tengah datang menghampirinya. Vayapun mengubah pandangannya, ikut melihat apa yang dilihat Maura saat itu.

Gilang datang.. tampak kesal namum tetap menawan. Jantung Maura berdebar kencang saat itu dan terasa lebih kencang lagi saat Gilang sudah berdiri di depan dirinya. Ada Raka ikut bersama Gilang, terlihat lelah mengikuti langkah Gilang yang terbilang cepat.

"Haii Ra.., Gimana sekarang udah baikkan?" Tanya Raka.

"Enggak usah tanya-tanya." Ucap Gilang dengan wajah kesal menatap Raka saat itu.

"Yaelah Lang, orang cuman nanya kabar doang. Galak banget." Sindir Raka dan membuat Vaya tertawa pelan mendengarnya.

Maura terdiam mendengarnya. Apa yang membuat Gilang sekesal ini. Apa karena Maura tak melapor padanya tadi? itu terlalu kekanak-kanakan sekali, fikir Maura saat itu.

"Sudah..sudah.." Ucap Maura dan bergegas bangkit dari duduknya. Rasanya ia perlu membeli sebotol air dingin untuk menjernihkan fikirannya.

Namun tiba-tiba tangan Gilang meraih pergelangan tangan Maura. Gilang menatapnya dan hendak melarangnya.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Beli minum, panas di sini." Ucap Maura sambil mengibas-ngibaskan tangannya mengarah ke wajahnya saat itu. Seolah rasa panas memang dirasakannya.

"Kamu duduk di sini saja. Jangan kemana-mana, duduk saja. Biar aku yang beli." Pinta Gilang dan berlalu pergi.

Semua terdiam, bahkan Raka melongo mendengarnya. Maura kembali duduk dan mengelus lembut keningnya sendiri. Sedangakan Vaya tertawa kembali melihat tingkah Gilang.

"Wawww.. barusan itu Gilang yang ngomong?" Tanya Raka yang begitu terkejut mendengarnya.

"Gilang protektif ya..bahkan mengarah ke posesif sekarang." Ucap Vaya ikut menimpali.

Sedangkan Maura hanya terdiam. Dia sudah kehabisan kata-kata. Protektif dan posesif.. dua kata yang memiliki makna berbeda namun begitu sulit dibedakan.

.

.

.

.

Jadi gemes sama Gilang😅

Tinggalkan jejaknya dan likenya ya kak.

Di jadikan Favorite trus kasih Rate yang banyak. Supaya tambah semangat up nya.

💪😊

Semoga selalu setia membacanya dan menunggu upnya.

Mau likenya ya kak 😊

Mau ratenya juga ya kak😇

di Vote Alhamdulilah😁

Mampir juga yuk ke novelku yang lain, judulnya "Cinta Pak bos", Adit dan Ayna menunggu di sana😉

Terima kasih yang sudah Vote😘, yang sudah membaca, yang sudah hadir, yang sudah like, yang sudah komen. Terima kasih ya semoga betah di sini😊

1
it's me oca -off
maura ciye ciyee
sitimusthoharoh
penyesalan tu di akhir mb laras kalok didepan namane pendaftara.
lanjut
Dwi Winarni Wina
mampir thor kayaknya menarik n bagus ceritanya...
sitimusthoharoh
y ampun si ma2 dah gk sbar mau punya mantu.
lanjut
it's me oca -off: onel kmn ja
total 1 replies
it's me oca -off
hadir
♀️
akhirnya up juga
▫️
trnyata udh up 4bab🙈,dan inget² lg ceritanya udh lama g baca 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
neni onet
akhirnya up juga setelah sekian purnama,
semangat Thor, ceritanya bagus, penasaran laras maunya apa sekarang . . 💪
neni onet
masih ngilang yaa neeh lanjutannyaa, padahal seru lhooo. ..
Ami
masih lanjutkan ceritanya? ceritanya bagus,sayang kalo cuman setengah jalan
Netti
Rian yang suka sama ķamu itu vaya
N13
auto ngakak
Anwar Kewer
ttp semangat jangan kendur n lanjut thor 😁😁
Ayu Wandira
mampir like nih kak😊yuk mampir di novelku yang berjudul jatuh cinta pada tuan lee
Ayu Wandira
semangat kak..mampir juga yuk di novelku💕jatuh cinta pada tuan lee
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
cinta terbalas bikin berbunga bunga 💕
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑♛⃝꙰ ❤
Maura bener kata Gilang jangan terlalu cepet percaya sama laras
👑Ria_rr🍁
ngakak baca ini, mendadak pe'ak 🤣🤣 astaga² akibat nervous
👑Ria_rr🍁
dari atas sampai ke bawah komentarnya "Aku mampir Thor" 🙈



Tuan rumah ngebucinin Art sendiri
Anwar Kewer
ttp semangat jangan kendur n lanjut thor 😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!