NovelToon NovelToon
Katakan, Aku Villain!

Katakan, Aku Villain!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Antagonis / Romantis / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Amha Amalia

*
"Tidak ada asap jika tidak ada api."

Elena Putri Angelica, gadis biasa yang ingin sekali memberi keadilan bagi Bundanya. Cacian, hinaan, makian dari semua orang terhadap Sang Bunda akan ia lemparkan pada orang yang pantas mendapatkannya.

"Aku tidak seperti Bunda yang bermurah hati memaafkan dia. Aku bukan orang baik." Tegas Elena.

"Katakan, aku Villain!"

=-=-=-=-=

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE yaaa Gengss...
Love You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amha Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villain Chapter 27

*

"Ayo pergi." Ajak Elena pada Keyra, mereka berdua melangkah pergi meninggalkan Leo.

"Kamu belum memberikannya." Seru Leo tanpa bergerak mendekati mereka.

Langkah Elena dan Keyra terhenti. Berbalik menatap Leo. Keyra bingung tidak mengerti maksudnya, sedangkan Elena terkejut karena tidak menyangka jika Leo akan kembali meminta nomornya.

"Ini." Leo mengangkat ponsel, menggerakkan ke kanan kiri. Ia pikir Elena melupakan permintaannya tadi. Pasalnya dia belum mendapat jawaban apakah permintaannya di ijinkan atau di tolak.

"Lain kali." Balas Elena, membalikkan badan hendak melangkah pergi tapi suara Leo yang terdengar membuat niat perginya di urungkan.

"Maksudmu jika kita bertemu kembali, kamu bisa memberikannya?" Tanya Leo, menatap punggung Elena dengan senyuman.

Elena menoleh, tak terdengar jawaban apapun. Yang ada hanyalah senyuman tipis menghiasi bibir manisnya.

"Oh oke." Ucap Leo asal, seolah ia mendengar sesuatu yang padahal tidak Elena ucapkan "Kita pasti bertemu kembali. Entah di jalan atau dimanapun. Aku menantikannya." Lanjutnya dengan santai sembari hormat dua jari, kemudian dia pergi meninggalkan parkiran. Wajahnya berseri.

Keyra menatap cengo interaksi mereka, ia tidak menyangka Leo akan berbicara seperti anak kecil yang meminta jajan pada induknya. Terdengar kekehan kecil dari mulut Elena, ia tatap Elena lekat "Kamu tertawa?"

Elena menghentikan tawanya "Lucu saja, aku belum jawab tapi dia sangat percaya diri." Balasnya kembali terkekeh. Langkah kakinya bekerja menyusuri lorong kampus.

Keyra menyejajari langkah Elena, sesekali ia melirik Elena. Otaknya berusaha mencerna apa yang terjadi "Kamu dekat dengan Leo?" Tanya Keyra tanpa menghentikan langkah.

"Tidak." Balasnya singkat dan tanpa noleh.

"Barusan dia meminta nomormu?" Keyra sekarang menjelma jadi seorang wartawan yang siap menghujani Elena berbagai macam pertanyaan.

"Hm, aku tidak memberinya." Elena masih santai menjawab.

"Tapi dia sepertinya tidak menyerah untuk mendapatkan nomormu." Keyra sedikit malas membahas hal ini, namun ia juga penasaran bagaimana respon Elena.

"Mungkin akan ku berikan jika dia sungguh ingin berteman." Jawab Elena sedikit berpikir.

"Kamu yakin dia hanya menginginkan pertemanan?" Tanya Keyra lagi dan lagi.

Kali ini cukup mengundang perhatian Elena, langkah dia terhenti. Menatap Keyra intens, begitupun Keyra yang balas menatap lebih intens "Apa Leo sudah punya pacar?" Tanya Elena secara tiba tiba.

"Tidak. Leo masih sendiri." Jawab Keyra cepat, ia sangat tahu tentang Leo dan bisa ia pastikan jika Leo masih single.

Elena menggembungkan pipinya, berpikir jika rasanya tidak akan jadi masalah apabila dirinya berteman dengan Leo. Leo masih sendiri, tidak akan ada yang cemburu atau lebih parah akan melabraknya. Tapi ia juga memikirkan hal lain, menatap Keyra lekat "Kamu menyukai Leo?"

Jantung Keyra berdegup cepat, pandangannya teralih menatap arah lain, bibirnya kaku untuk berucap, apakah dia akan jujur sama Elena atau tidak.

"Kamu menyukainya?" Tanya Elena lagi saat tak mendapat jawaban dari Keyra.

"Aku tidak suka. Kita hanya berteman, kita sekelas." Jawab Keyra berusaha biasa saja, agar tidak terlihat berbohong.

"Jika dia temanmu, artinya dia juga temanku kan?" Elena mengangguk berpendapat sendiri "Pasti dia baik karena bisa menjadi temanmu, jadi tidak masalah jika aku memberikan nomorku. Iyakan?"

Keyra terdiam beberapa saat hingga akhirnya terpaksa mengangguk pelan. Elena tersenyum "Aku akan memberikannya jika dia meminta lagi, tapi jika tidak ya tidak akan ku berikan."

Rasanya Keyra tak dapat menahan lagi mendengar kedekatan mereka "Aku mau ke kelas duluan." Keyra membalikkan badan ingin pergi.

"Kelasmu bukannya di sebelah sana?" Seru Elena menunjuk arah depan.

Keyra berhenti sejenak "Maksudku ke toilet dulu." Ucapnya kini segera melangkah pergi meninggalkan Elena.

Tak berniat menyusul, Elena hanya menatap kepergian Keyra. Tak lama disana, ia lanjut berjalan menuju kelasnya.

*

Di dalam toilet wanita, kini Keyra membasuh mukanya dengan air di atas wastafel. Menatap wajah di cermin besar, bayangan itu seolah bukan dirinya sekarang melainkan dirinya yang dulu saat masih menginjak bangku SMA.

'Aku suka sama kamu Leo, apa kamu mau jadi pacarku?' Tanya Keyra antusias sambil memberikan sebatang cokelat bertali pita pink.

Leo tampak terdiam, sebelum akhirnya dia berkata 'Aku tidak bisa menjadi pacarmu.' Tolaknya sedikit tak enak hati.

'Kedekatan kita hanya sebatas teman. Perhatikanku padamu juga karna aku menganggap kamu seperti adikku sendiri, tidak lebih.' Tegas Leo yang memberi pengertian pada Keyra.

Bayangan itu terlintas dalam pikirannya, di rematnya dada kiri, mata memanas, berusaha menerima semua kenyataan ini. Tak hanya sekali dua kali, Keyra beberapa kali menyatakan cinta pada Leo namun tak pernah di balasnya. Bahkan saat SMA, satu sekolah tahu bagaimana usaha Keyra mendekati Leo si kapten basket sekolah yang begitu populer dan idaman semua siswi.

Sampai detik ini, Leo belum membalas cinta Keyra. Meski sedikit risih saat Keyra mendekatinya, namun ia tidak bisa bersikap kasar pada Keyra karena tahu Keyra seorang perempuan. Namun tolakan Leo secara halus justru membuat Keyra semakin mengaguminya.

Keyra terdiam, teringat interaksi Leo bersama teman barunya, Elena. Ingin sekali ia mencegah Elena dekat sama Leo, namun ia sadar jika dirinya tidak punya hak karena dia bukan siapa-siapa Leo.

Saat Elena bertanya apakah dirinya menyukai Leo atau tidak, Keyra tak bisa jujur mengatakan perasaannya. Ia sedikit malu untuk jujur, apalagi mengingat Leo yang berulang kali menolak perasaannya. Ia tidak ingin Elena menganggap dirinya kegatelan sama Leo karena terus mengejarnya walaupun sudah di tolak, meski ia juga menyadari itu salah. Entah kenapa dia masih mengharap cintanya di balas Leo, anggap dia sudah cinta buta pada Leo.

'Kenapa sulit sekali membuatmu melihat tulusnya rasa cintaku, Leo?' Batin Keyra meratapi betapa tragis kisah cinta pertamanya.

*

Di lain sisi, Elena sudah memasuki ruang kelas. Dapat ia lihat banyak Mahasiswa yang hari ini hadir memenuhi ruang kelas.

"Sudah sembuh Elena?" Tanya salah seorang Mahasiswi saat Elena hendak melewatinya.

"Iya." Balasnya tersenyum tipis. Elena menyadari jika teman sekelasnya cukup baik, mereka mau berteman dengannya tanpa memandang rendah Elena.

"Ku pikir kamu akan terlambat lagi." Ucap Satya setelah Elena duduk di depannya.

"Kamu menantikanku di hukum?" Elena menoleh ke belakang, dapat ia lihat Satya sedang terkekeh.

"Pagi-pagi sudah sensi sekali." Ledek Satya tak di tanggapi Elena "Apa kakimu benar-benar sembuh? Ku lihat jalanmu tidak sepincang kemarin."

"Aku menahannya, tapi memang sedikit lebih baik dari kemarin." Jawab Elena melirik kakinya sekilas "Mungkin dua hari kedepan jalannya sudah kembali normal."

"Mudah-mudahan saja." Satya tersenyum memberikan do'a terbaiknya "Nanti pulang bareng aku, jangan sama manusia itu lagi." Lanjutnya.

"Manusia itu lagi? Siapa maksudmu?" Beo Elena tak mengerti.

"Kembaranmu itu, yang kemanapun ngintilin kamu. Sudah seperti bayanganmu saja." Satya mencebikkan mulutnya kesal.

Elena tahu maksud Satya "Dia bukan kembaranku." Ucapnya sedikit tak suka "Mungkin itu kebetulan karena kita lahir di tanggal, bulan dan tahun yang sama."

"Iya aku tahu, aku cuma bercanda mengatakan dia kembaranmu. Wajah kalian itu agak mirip, sifat, kesukaan kalian--..."

Ucapan Satya di potong Elena "Kita berbeda."

Satya mendengar nada bicara Elena yang tak bersahabat langsung terdiam tak lagi berkomentar. Ia tak tahu kenapa Elena selalu sensitif jika dirinya di kaitkan dengan Keyra, apalagi mengatakan jika mereka kembar.

Sedangkan Elena kini menatap lurus ke depan, tangannya meraih bolpoin yang sudah dia keluarkan dari tas, menggenggam erat. Meski ia tahu darahnya dan darah Keyra berhubungan karena satu ayah. Tapi ia tidak sudi di bilang mirip, karena baginya kehadiran Keura juga pemicu kehancuran kehidupan Bundanya dulu.

Jujur saja, Elena membenci Keyra. Tak pernah sekalipun dia menganggap Keyra teman, sahabat apalagi adiknya. Kedekatannya hanyalah untuk memanfaatkan sebagai penghancur keluarganya. Biarlah orang lain menganggap dirinya jahat, karena dia juga tidak pernah menganggap dirinya baik.

Jika Elena berperan dalam sebuah film drama, maka dengan suara lantang dia bicara--...

KATAKAN, AKU VILLAIN!

.

~Bersambung~

*-*-*-*-*-*-*-*-*

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE Yaaa Gengss...

Love You~

1
Nur Haswina
apa mungkin dia saudara kembar terpisah satu ikut mamanya satu lagi ikut papahnya
•🌻 𝓼𝓾𝓷𝓯𝓵𝓸𝔀𝓮𝓻𝓼 🌻•
yaa kukiri chatstory🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!