NovelToon NovelToon
PERNIKAHAN MUDA BELIA

PERNIKAHAN MUDA BELIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintapertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Caren Danisha sosok siswa yang multi talenta. Diusia belia dia harus merasakan pernikahan dengan laki-laki yang di cintai nya. Namun dengan berjalannya waktu, pernikahan tidak hanya butuh sekedar cinta tapi komitmen untuk bersama selamanya. Perbedaan mulai muncul satu persatu, sehingga akhirnya ia jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan orang yang berbeda. Terkadang dia pun bingung siapakah yang disebut sebagai cinta pertamanya. Karena 2 sosok ini ingin sama-sama dimilikinya.
Hasratnya semakin membara untuk berpetualang sejak hatinya porak poranda.
Cinta telah menghancurkan harga diri dan kepercayaannya.

Apakah Caren akan tetap bermain dengan permainan cintanya ?

Atau dia akan menghentikan saat cintanya berlabuh pada sosok yang tepat.

Hasrat akan selamanya ada ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERFORMA TERBAIK

"Ya udah, istirahat dulu sana. Aku sama anak-anak istirahat juga. Nanti kalau butuh apa-apa langsung kabarin aku ya sayang" Aldian berkata sambil tersenyum manis.

Setelah beristirahat beberapa saat, seluruh anggota tim drumband akhirnya berlatih di sebuah taman yang tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Taman itu cukup luas dan memiliki suasana yang tenang, sehingga cocok untuk latihan. Meskipun aku masih merasa lemas akibat mabuk darat di perjalanan tadi, aku tetap memaksakan diri untuk ikut latihan. Aku tidak ingin mengecewakan teman-teman dan para pelatih yang sudah jauh-jauh datang kesini.

Musik mulai mengalun, dan para anggota tim drumband mulai memainkan alat musik mereka dengan harmonis. Mayoret pun berlatih bergerak dengan lincah, memimpin tim drumband dengan gerakan-gerakan yang indah dan memukau.

Di sela-sela latihan, Andre, seniorku terlihat mengawasi ku dari kejauhan. Ia tahu bahwa kondisiku belum sehat 100%. Andre kembali mencoba mendekatiku dengan membawa sekotak obat-obatan dan sebotol air mineral. "Caren, kamu kelihatan pucat banget. Ini aku bawain obat buat kamu. Diminum ya" kata Andre, dengan nada khawatir. Aku tersenyum tipis. "Makasih, Andre. Tapi, aku nggak apa-apa kok. Cuma sedikit lemas aja". "Jangan dipaksain, Caren. Lebih baik kamu istirahat aja" kata Andre, sambil berusaha meraih tangan ku. Namun, sebelum Andre berhasil menyentuh ku, salah satu sahabat ku Dio, langsung menghalangi. "Udah deh, Kak Andre. Caren lagi fokus latihan. Jangan ganggu" kata Dio, dengan nada ketus. "Iya, Kak Andre. Caren gak apa-apa kog. Ada Kita-kita juga" timpal Alma, sahabat Caren yang lain, sambil tersenyum gak ikhlas kepada Andre.

Andre menghela napas. Ia tahu bahwa sahabat-sahabatnya Caren tidak suka kalau ia mendekati Caren. Dengan berat hati, Andre mendekati senior lainnya yang sedang sibuk menyiapkan air minum untuk anggota tim drumband yang lain.

Sementara itu, di hotel, Aldian sedang menunggu Caren. Ia tahu bahwa tunangannya itu sedang berlatih di taman yang tidak jauh dari hotel. Aldian merasa khawatir dengan kondisi Caren. Ia tahu bahwa Caren masih merasa lemas akibat mabuk darat. Ia ingin segera bertemu dengan Caren dan memastikan bahwa tunangannya itu baik-baik saja.

Aldian mengajak teman-temannya, Nio, Bang Rio dan lainnya, untuk berjalan-jalan menikmati indahnya kota itu di sore hari. Mereka mengunjungi beberapa tempat wisata yang menarik dan mencicipi berbagai macam kuliner khas daerah tersebut. Aldian mencoba melupakan kekhawatirannya tentang Caren dengan menikmati suasana kota yang baru.

Setelah puas berjalan-jalan dan berwisata kuliner, Aldian dan teman-temannya kembali ke hotel. Mereka membawa banyak jajanan untuk Caren dan sahabat-sahabatnya. Aldian tahu bahwa Caren sangat menyukai makanan manis.

Sesampainya di hotel, Aldian langsung menemui Caren dan sahabat-sahabatnya di kamar mereka. Caren tampak senang melihat Aldian datang. Ia langsung memeluk Aldian dengan erat. "Aku kangen banget sama kamu" kata Caren, sambil mencium pipi Aldian. "Aku juga kangen sama kamu" jawab Aldian, sambil membalas pelukan Caren. "Ini aku bawain jajanan buat kamu dan teman-teman".

Caren dan sahabat-sahabatnya langsung menyerbu jajanan yang dibawa oleh Aldian. Mereka tertawa dan bercanda sambil menikmati makanan manis itu. "Makasih ya, Ald," kata Alma, salah satu sahabat Caren. "Jajanan ini enak banget." "Sama-sama, Alma," jawab Aldian, sambil tersenyum ramah. Rio, abangnya Dio, ikut nimbrung memberikan jajanan yang ia beli juga. Suasana kamar itu menjadi ramai dan penuh dengan tawa.

Keesokan harinya, pukul 08.00 pagi, tim drumband sudah siap di tempat perlombaan. Semangat mereka membara, siap memberikan penampilan terbaik. Semua anggota tim dalam kondisi prima, sudah sarapan dengan cukup, dan mengenakan kostum yang memukau.

Mereka telah berlatih keras selama berbulan-bulan, dan hari ini adalah puncak dari segala usaha mereka. Mbak Tamara, sebagai mayoret, memberikan semangat terakhir kepada timnya. Begitu juga dengan aku sebagai ketua tim Belira, juga memberikan semangat untuk teman-teman di tim Belira. "Oke, teman-teman ! Hari ini hari yang kita tunggu-tunggu ! Kita sudah latihan mati-matian, keringat dan air mata sudah jadi saksi ! Sekarang, saatnya kita buktikan, kalau tim Belira ini bukan cuma sekadar bagian terkecil dari sebuah group drumband ! Kita adalah bagian yang memberikan harmonisasi nada ! Ingat, yang penting bukan hanya menang, tapi memberikan penampilan terbaik !" ujarku, berteriak lantang. "SIAPPPP !" jawab seluruh anggota tim ku dengan sorakan yang menggema di ruang persiapan. Kak Tamara, sang mayoret, tersenyum. "Caren benar ! Kita sudah siap ! Jangan gugup, percaya diri, dan nikmati setiap momen di atas lapangan ! Ayo, kita tunjukkan kekuatan kita !".

Saat tim drumband memasuki arena perlombaan, riuh tepuk tangan dan sorakan penonton langsung menyambut mereka. Kostum mereka yang didominasi warna biru laut dengan aksen perak, berkilauan di bawah sinar matahari. Aku berjalan di barisan depan, memancarkan aura kepercayaan diri.

"Wih, lihat tim dari Jakarta ! Kostumnya keren banget !" seru seorang penonton.

"Itu leadernya cantik banget ya ! Kharismanya kuat !" timpal penonton lainnya.

Kak Tamara mulai memimpin tim dengan tongkat mayoretnya, memberikan aba-aba pembuka. Musik mulai mengalun, dan para anggota tim drumband mulai memainkan alat musik mereka dengan harmonis. Sedangkan aku, dengan lincah dan penuh semangat, bergerak bersama tim Belira. Setiap hentakan kaki, setiap ayunan tangan, setiap gerakan tubuh, semuanya sinkron dan memukau. Kami membentuk formasi-formasi yang rumit dengan presisi yang sempurna, membuat penonton terpukau.

"Gila, keren banget formasinya !" Nio berteriak kagum.

"Itu gerakan transisinya mulus banget ! Nggak ada yang salah sedikit pun !" Abang Rio menimpali, matanya tak lepas dari Dio adiknya.

Namun, di tengah penampilan yang memukau itu, sebuah insiden kecil terjadi. Salah satu anggota tim Belira, Bayu, tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan menjatuhkan stick pemukul. Untung stick jatuh itu tidak membuat anggota tim kehilangan fokus. Aku yang menyadari kejadian itu, dengan cepat mengambil inisiatif. Tanpa ragu, memberikan kode rahasia kepada Kak Tamara, sang mayoret. Kak Tamara mengangguk mengerti, dan dengan sigap mengubah sedikit koreografi penampilan mereka khusus di tim belira. Dengan improvisasi yang cerdas, aku berusaha untuk menutupi kesalahan Bayu. Aku harus mengubah formasi dengan cepat, menempatkan Bayu di posisi yang tidak terlalu terlihat, dan memberikan kesempatan kepada anggota tim lain untuk menonjol.

Penonton, yang tidak menyadari adanya kesalahan, tetap terpukau dengan penampilan mereka. Penonton bahkan semakin antusias memberikan tepuk tangan dan sorakan. Namun, di balik senyum dan semangat, aku merasakan tekanan yang besar. Aku tahu bahwa kesalahan kecil seperti ini bisa berdampak buruk pada penilaian tim keseluruhan.

Setelah penampilan selesai, tim drumband kembali ke ruang persiapan dengan perasaan lega dan puas. Mereka tahu bahwa mereka telah memberikan yang terbaik. "Gila, keren banget! Kalian semua luar biasa !" Kak Tamara berteriak kegirangan, memeluk beberapa teman-teman timnya dengan erat.

Pengumuman hasil seleksi final pun tiba. Suasana di arena perlombaan menjadi tegang dan hening. Semua tim drumband menunggu dengan cemas. "Dan ... tim drumband yang lolos ke babak final adalah ..." pembawa acara mengumumkan dengan suara dramatis. "... tim JAKARTA RAYA !". Sorak sorai dan teriakan kegembiraan langsung pecah di ruang persiapan. Mereka melompat-lompat, berpelukan, dan saling memberikan selamat. "Yesss! Kita masuk final !" ujarku berteriak senang, air mata haru membasahi pipiku. "Kita harus tampil lebih baik lagi di final !" Dio menimpali, dengan semangat membara.

***

Yuk vote kalau sudah baca ya !!!

Biar aku semakin semangat nulisnya ... dan jangan lupa follow author ya guys ! Thanks banget ...

1
Ken ZO
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
deameriawan
oke ditunggu ya kak. lagi proses editing.
Qholbie Obie
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!