Usia ku baru 10 tahun, aku melihat ibu ku pergi dengan sebuah koper di seretnya ayah ku diam saja melihat ibu ku pergi tidak menahan nya...
Sejak kepergian ibu ku ayah ku menikah lagi dengan wanita yang lebih muda dari ibu ku... wanita itu sangat baik dan menyayangi ku... sejak saat itu aku memanggilnya mama...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27...
Uek... Uek... Uek...
"Kamu kenapa.?" tanya Vano yang tiba tiba lagi berdiri di depan pintu kamar mandi yang ada di kamar Sandra...
"Tuan..." ucap Sandra langsung membersihkan mulutnya.
"Aku... Aku... Aku hanya tidak enak badan." ucap Sandra dia tidak mau Vano tahu bahwa dirinya hamil.
"Apa.kamu hamil.?" ucap Vano.
"Saya... Ti... Tidak tuan." ucap Sandra entah kenapa dia takut Vano tahu bahwa dirinya hamil karena Sandra merasa belum siap.
"Kamu ingat apa kata ku bukan.?" ucap Vano.
Sandra hanya menganggukkan kepalanya hatinya terasa perih sementara matanya terasa pedas... Vano pernah bilang bila dia hamil Sandra harus menggunakan nya karena Vano tidak mau mempunyai bayi atau anak dari rahim Sandra..
"Aku ingat kan lagi, aku tidak mau anak atau keturunan ku lahir dari rahim wanita seperti mu..." ucap Vano.
Sandra hanya diam dan menunduk... Putri sudah menangis Sandra segera mengambil Putri yang ada di ranjang box bayi nya... Vano keluar karena hari ini dia ada meeting penting sekali yng harus di hadiri nya.
"Maafin Tante ya sayang..." ucap Sandra pada putri sambil memberi Putri susu formula yang mahal.
"Non... Apa nona akan berhenti bekerja.?" tanya Bu Nurul.
"Saya bingung Bu, apa saya harus berhenti apa melanjutkan pekerjaan saya." ucap Sandra.
"Bagaimana yang terbaik nona... Tapi bila anda lanjut kerja bagaimana nona Putri non, kasian dia kalau nona bekerja." ucap Bu Nunung.
"Baiklah hari ini saya akan mengundurkan diri." ucap Sandra...
Sesampainya di kantor Sandra menghadap Bu Karin atasnya dan mengajukan pengunduran dirinya awal ya Bu Karin menolak tapi perlahan menerima penjelasan Sandra... Situasinya sangat ribet dan membuatnya harus berhenti.
"Terimakasih banyak Bu." ucap Sandra.
"Sama sama..." ucap Bu Karin...
Sandra juga merasa tidak enak dengan mba Wina dia juga menceritakan ke mba Wina dan mba Wina juga paham dia juga tahu Putri yang sering di ajak Bu Nunung jalan jalan sore di komplek dan berjemur.
"Kakak ipar..." ucap Angel yang datang bersama mami Sintia.
"Mami, Angel..." ucap Sandra.
"Anak siapa.?" ucap Angel...
Sandra bingung dan kaget ternyata Vano tidak menceritakan ke mami Sintia atau Angel siapa Putri... Sandra hanya diam dia juga bingung harus bilang apa tentang Putri ke mami Sintia dan adik ipar nya Angel.
"Kenalkan namanya Putri..." ucap Sandra mengalihkan.
"Mami sudah makan.?" ucap Sandra.
"Kamu belum jawab pertanyaan Angel." ucap mami Sintia.
"Maafkan Sandra mi, Sandra juga tidak tahu hari itu taun Vano membawa Putri pulang." ucap Sandra.
"Kamu panggil Vano apa.?" ucap mami Sintia.
"Mas... Maksud saya mas Vano mami." ucap Sandra.
"Sebenarnya ada apa dengan kalian, apa yang kalian tutupi ke mami.?" ucap mami Sintia.
"Tidak ada mi, aku hanya belum terbiasa memanggil nya mas mi..." ucap Sandra.
"Sandra mami tahu kamu menyimpan rahasia." ucap Mami Sintia.
Mami Sintia berencana menginap di rumah Vano karena ingin menunggu putranya menjelaskan semua ini... Dia tidak mau rumah tangga putra nya hancur di tengah jalan bahkan belum ada setengah pernikahan Vano dan Sandra.
"Mami mau makan apa.? Dan kamu Angel mau makan apa.? Biar Sandra buatkan untuk kalian." ucap Sandra.
"Tidak perlu..." ucap mami Sintia.
"Mami maafkan Sandra." ucap Sandra sedih karena mami Sintia marah pada diri nya.