NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Dewi Hijab

Terjebak Cinta Dewi Hijab

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Mengubah Takdir / Romansa / Bad Boy
Popularitas:972
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Hanina Zhang, merupakan putri seorang ulama terkemuka di Xi’an, yang ingin pulang dengan selamat ke keluarganya setelah perjalanan dari Beijing.

Dalam perjalananya takdir mempertemukannya dengan Wang Lei, seorang kriminal dan kaki tangan dua raja mafia.

Hanina tak menyangka sosok pria itu tiba tiba ada disamping tempat duduknya. Tubuhnya gemetar, tak terbiasa dekat dengan pria yang bukan mahramnya. Saat Bus itu berhenti di rest area, Hanina turun, dan tak menyangka akan tertinggal bus tanpa apapun yang di bawa.

Di tengah kebingungannya beberapa orang mengganggunya. Ia pun berlari mencari perlindungan, dan beruntungnya menemui Wang Lei yang berdiri sedang menyesap rokok, ia pun berlindung di balik punggungnya.

Sejak saat itu, takdir mereka terikat: dua jiwa dengan latar belakang yang berbeda, terjebak dalam situasi yang tak pernah mereka bayangkan. Bagaimana perjalanan hidup Dewi Hijab dan iblis jalanan ini selanjutnya?

Jangan skip! Buruan atuh di baca...

Fb/Ig : Pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_22 Dunia Keras/Kilas Balik

Motor Chen Jie berhenti di halaman rumah tua milik bos Liang. Hanina segera turun tanpa diminta, berdiri di depan teras dengan wajah waspada. Tatapannya mengawasi Chen Jie yang melepas helm, lalu melangkah santai ke arahnya.

"Jangan mendekat!"  seru Hanina, mengangkat satu tangan untuk menghentikannya.

Chen Jie mengerutkan kening "Kenapa? Aku tidak boleh masuk?"

"Tentu saja tidak boleh, aku tidak bisa memasukan lelaki lain ke rumahku."

"Apa?" Chen Jie terkekeh mengejek.

"Sejak kapan rumah bos Liang jadi rumahmu, hah? Seenaknya melarang orang."

"Sejak Wang Lei mengatakan 'anggap saja rumah ini rumahmu, jadi aku berhak membuat peraturan sesuka hatiku."

Chen Jie mendengus tak percaya, tangannya bersedekap di dada.

"Astaga... Entah dari dunia mana Wang Lei menemukanmu, kau sangat merepotkan. Wang Lei saja tidak akan pernah melarang kaya gini,"

Hanina mengangkat dagunya sedikit, menatap tajam.

"Itu urusan kalian. Tapi sekarang aku yang tinggal di sini, dan aku punya hak untuk menentukan siapa yang boleh masuk."

Chen Jie mendesah panjang, lalu mengangkat kedua tangannya, seolah menyerah.

"Oke... Jadi lebih baik aku tidur di motor daripada bertengkar denganmu... Kalau tidak Wang Lei bakal jadi anjing rabies karena bikin kamu marah-marah."

"Apa kau bilang? Tidur?" Hanina melotot, langkahnya maju setengah, seolah siap memarahinya lebih keras.

"Ya, terus? Pekerjaanku sudah beres, apalagi?" Chen Jie menjatuhkan tubuhnya di sadel motor, duduk nangkring seakan tak perduli.

"Kau!" Hanina geram, telunjuknya terangkat.

"Xiao Mei di culik! seharusnya kau inisiatif  mencarinya, dan lapor polisi!"

Chen Jie menatapnya dengan alis berkerut.

"Sedikit- sedikit lapor polisi!  kau tidak tahu siapa yang menculiknya, mereka bukan orang sembarangan! Polisi saja bakal sungkem sama mereka!" Katanya, suaranya meninggi.

"Apa?"  Hanina terperanjat tak percaya, tangannya semakin erat mengenggam kantong belanja.

Chen Jie mendengus kasar lalu melanjutkan.

"Jangan samakan duniamu dengan dunia kami. Di sini semuannya serba keras, dan jadi terlalu baik bisa bikin kamu mati cepat."

"Hah?" Lagi, Hanina terperangah, tubuhnya seakan membeku mendengarnya.

"Pokoknya aku tidak mau melakukan pekerjaan yang bukan pekerjaanku, juga tidak mau mati konyol demi wanita yang bukan siapa-siapa." ujarnya dengan nada dingin, wajahnya datar menatap Hanina yang masih membeku tak percaya.

"Tapi_" Hanina terdiam, tak tahu harus melanjutkan kalimat apa, dia teringat kata kata Wang Lei saat pertama kali masuk ke rumah ini.

'....Dunia bawah tanah, dunia gelap... Hanina... kamu telah membawa dirimu sendiri dalam bahaya jika tidak mematuhiku.'

'....Kamu membuatku terjebak dalam situasi seperti ini, jika kamu macam-macam, aku sendiri akan memperkosamu dan menghancurkan hidupmu! '

Suara Wang Lei seolah menggema keras di telinganya, wajahnya mendadak pucat, matanya menegang menatap Chen Jie. Nafasnya memburu, dia menyadari dia memang sedang berdiri di dunia yang berbeda dari kehidupannya sebelumnya.

Chen Jie memperhatikan perubahan ekspresi gadis itu, alisnya sedikit terangkat,  tanpa mengatakan apa apa dia lalu menegakkan tubuhnya dan meraih rokok dari saku jaketnya, menyalakannya dengan santai.

"Apa kau mengerti sekarang?" tanyanya datar, asap rokok mengepul di sekitar kepalanya. "Ini bukan tempat untuk orang sepertimu. Jadi... berhenti campur tangan kalau tidak mau berakhir seperti Xiao Mei."

Hanina menelan ludah, mendadak dadanya jadi sesak.

"Apa yang akan mereka lakukan pada Xiao Mei?"

Cheng Jie menhembuskan asap rokok sebelum menjawab.

"Tergantung dari kesalahannya, kalau kesalahanya fatal, resikonya akan lebih fatal lagi. orang-orang seperti mereka suka mempertaruhkan nyawa demi kekuasaan dan kepuasan. Dan satu lagi, mereka kebal hukum!"

Mata hazel Hanina meredup, kakinya melangkah lebih dekat ke arah Chen Jie.

"Apa kau tahu siapa yang menculiknya? atau siapa yang terlibat kejahatan seperti itu?" suaranya lirih tapi penuh rasa penasaran.

Spontan Chen Jie mengalihkan muka, mendadak kikuk dengan pertanyaan Hanina.

"A.. aku.. aku tidak tahu... Mereka mana mungkin menampakan identitas asli mereka, kalaupun ada yang mengenalnya orang itu akan di paksa tutup mulut, kalau tidak? Dor! Satu orang mati keluarganya juga akan mati."

Hanina mengerjapkan mata, jawaban lelaki itu seperti peluru yang langsung mengarah ke jantungnya. Sementara itu Chen Jie masih merasa gugup, dia tidak mungkin memberitahu kebenaran tentang dunia gelap yang mereka jalani, lelaki itu mengira Hanina tidak tahu apa-apa. Padahal sebenarnya Hanina sudah mengerti, dia berada dalam cengkraman Wang Lei yang berbahaya, tapi tidak pernah menyangka bahwa dunia asing ini lebih mengerikan dari yang pernah dia bayangkan.

"Apa Wang Lei bagian dari mereka?"tanyanya lagi.

Chen jie menghela napas panjang sebelum menjawab.

"Bisa iya bisa juga tidak. Aku dan Wang Lei bukan teman dekat, kami tidak terlalu tahu satu sama lain, kau tanyakan langsung padanya." jawab Chen Jie, jelas berbohong, sebenarnya dia juga bagian dari anak buah Liang Zemin meski tak begitu aktif dalam organisasinya, tapi peranya sebagai otot lapangan cukup berpengaruh, peranya jelas jauh di bawah Wang Lei.

"Sudahlah, kau terlihat sangat lelah Hanina, aku akan belikan kau makanan. Kau mau makan apa?" tanyanya, berusaha terdengar santai.

Hanina mengangguk.

"Makanan halal."

"Oke... Kau masuk saja, nanti aku ketuk pintu keras-keras begitu aku datang."

"Baiklah, hati-hati." ucap Hanina.

"Ya." Chen Jie menatapnya sebentar sebelum menyalakan motornya. Suara deru knalpot pecah di antara keheningan, dan Hanina berdiri mematung di teras, mengikuti punggungnya yang perlahan menjauh hingga lenyap di tikungan.

Begitu motor itu hilang dari pandangan, Hanina menarik napas panjang, seakan baru bisa bernapas lega setelah percakapan tegang tadi, Tetapi hatinya tetap bergemuruh. Pikirannya penuh oleh kata-kata Chen Jie, terutama tentang Wang Lei, tentang dunia gelap yang kini menyeretnya tanpa bisa ia tolak.

...----Kilas Balik---...

Wang Lei... Pria berdarah turki tersebut merupakan kriminal kelas kakap yang merangkap banyak tugas berat dari kedua bos mafia sekaligus, Liang Zemin dan Lou Sheng.

Di dunia kejahatan, aliansi jarang bertahan lama. Kebanyakan hanya soal kepentingan sesaat, sebelum akhirnya berakhir dengan pengkhianatan dan peluru di kepala. Tapi Lou Sheng dan Liang Zemin adalah pengecualian langka.

Mereka berbeda seperti langit dan bumi. Lou Sheng eksentrik, gila warna, dan suka bercanda, sementara Liang Zemin tenang, dingin, dan bicaranya selalu serius. Tetapi, di balik perbedaan itu, keduanya punya satu kesamaan, mereka sama-sama serakah dan tidak mengenal kata gagal.

Dua puluh tahun lalu, Lou Sheng hanya seorang pengusaha kaya yang mulai jenuh dengan bisnis legalnya. Dia butuh cara mencuci uang dalam jumlah besar sekaligus memperluas pengaruh ke dunia gelap. Liang Zemin, di sisi lain, sudah menjadi raja bawah tanah dengan kendali penuh atas pasar narkoba, senjata, dan perjudian, tetapi dia tidak punya jalur aman untuk membersihkan uang kotornya.

Mereka bertemu melalui perantara politik kotor di Makau, dan kesepakatan pertama terjadi. Zemin memasok barang gelap dan kekerasan. Lou Sheng membersihkan uang dan memuluskan jalur ilegalnya melalui perusahaan raksasanya.

Aliansi ini saling menguntungkan, dan yang lebih penting, mereka berdua cukup cerdas untuk tidak saling menikam dari belakang. Lou Sheng butuh kekejaman Zemin, dan Zemin butuh reputasi bersih Lou Sheng.

Dan Wang Lei...  Hidupnya berubah sejak usianya menginjak tujuh tahun, dia ditinggal mati ibunda tercinta yang merawatnya seorang diri di shanghai setelah kehilangan ayahnya di usia 2 tahun karena kecelakaan.

Dunia terasa runtuh bagi anak sekecil itu. Tidak ada keluarga yang mau menampungnya. Dia jadi anak jalanan di distrik kumuh Shanghai, mengandalkan ketampanannya untuk mengemis belas kasihan, dan kecerdasannya untuk mencopet dan menipu orang agar bisa bertahan hidup.

Suatu malam, Liang Zemin, yang waktu itu sedang mengawasi transaksi gelap, melihat bocah kecil itu mencuri dompet salah satu anak buahnya dan berhasil lolos. Zemin tidak marah, justru tertarik.

"Bocah sekecil itu bisa mempermainkan orangku?  menarik, bawa dia kemari!" perintahnya, waktu itu.

Anak buah Zemin akhirnya menangkap Wang Lei, bukan untuk membunuhnya, tapi untuk mengujinya.

Wang Lei kecil tidak menangis atau memohon ampun ketika dibawa ke hadapan Zemin. Sebaliknya, dengan wajah polosnya menatap pria itu dengan tajam dan itu membuat Liang Zemin tertawa kecil.

"Kalau aku kasih kamu pilihan, hidup nyaman atau mati sekarang, kamu pilih yang mana?" tanya Zemin.

"Tergantung, nyaman itu artinya apa? Kalau cuma makan tidur di kandang anjing, mending aku mati sekarang,"  jawab Wang Lei, polos.

Jawaban itu membuat Zemin semakin tertarik. Dia lalu memberi serangkaian tes, membaca situasi saat perkelahian antar geng, memecahkan teka-teki soal jalur pelarian, hingga mencoba memanipulasi orang dewasa untuk mendapatkan informasi. Hasilnya mengejutkan, Wang Lei cepat belajar, tajam, dan berani mengambil resiko.

Sejak hari itu, Zemin memutuskan untuk membesarkan Wang Lei layaknya anak sendiri, tentu saja bukan sebagai anak baik-baik, melainkan calon otak organisasi.

Selama bertahun-tahun, Zemin mendidiknya.

Bicara tajam dan mengancam dengan kata-kata, Zemin mengajarinya bagaimana menghancurkan mental orang hanya dengan ucapan.

Strategi dan negosiasi, Wang Lei diajak ke pertemuan geng sejak usia 12 tahun, hanya duduk diam, mengamati. Usia 15 tahun, dia sudah mulai membantu menyusun strategi perang antar geng.

Kerja kotor meski otaknya brilian, Zemin tetap membuatnya mengantar narkoba, ikut baku tembak, bahkan membunuh supaya Wang Lei paham kerasnya dunia.

Di usia 18 tahun, Wang Lei sudah jadi anak buah kesayangan Zemin, bahkan Zemin pernah berkata,

"Kau sudah seperti anaku, Kalau suatu hari aku mati, semua ini bisa kau miliki."

Banyak orang di organisasi cemburu, tapi tak ada yang berani protes, Wang Lei terlalu berbahaya untuk dijadikan musuh.

Lou Sheng mendengar nama Wang Lei dari cerita-cerita bawah tanah, pemuda tampan, lidah setajam pisau, dan otak secerdas iblis. Awalnya Lou Sheng cuma penasaran, tapi setelah melihat Wang Lei bernegosiasi dalam sebuah pertemuan bisnis ilegal, Lou Sheng langsung jatuh hati pada bakatnya.

Lou Sheng kemudian meminta izin pada Zemin untuk meminjam Wang Lei sesekali.

Zemin, yang menganggap Wang Lei seperti anak sendiri, tidak keberatan, selama itu menguntungkan, dan Lou Sheng tidak merebut anak buahnya secara permanen.

Sejak itu, Wang Lei jadi jembatan antara dua raja mafia berbeda dunia. Anjing setia Zemin di dunia gelap dan Fixer elegan Lou Sheng di dunia mafia.

Wang Lei sendiri? Dia cuma tertawa setiap kali ditanya kesetiaannya.

"Aku setia sama siapa saja.. asal bayarannya tepat dan setimpal."

1
Siti Nina
Astaga ada" saja tuh kakek" bikin emosi jiwa 😅
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
👍👍👍
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
Waw,,,sangat menarik ceritanya keren banget 👍👍👍
Siti Nina
oke ceritanya 👍👍👍
Siti Nina
Mampir thor salam kenal kesan pertama menarik ceritanya keren kata"nya juga enak di baca 👍👍👍 tapi yg like nya dikit banget padahal oke banget ceritanya 👍👍👍🤔🤔
Nalira🌻: Salam kenal juga, Kak...🤝🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!