Setelah perpisahan itu, Siena memulai hidup baru tanpa mengenang lagi masa lalu. Namun, saat kakinya meninggalkan Limerick, benih Erlan tumbuh di perutnya. Itu anak mereka. Tapi bagi Siena, anak itu hanya miliknya seorang.
Erlan tidak pernah membayangkan Siena akan benar-benar pergi. Erlan hidup dalam bayang-bayang penyesalan yang menyakitkan.
Nicole Ophelia Calliope tahu bahwa jatuh cinta pada Fernando Sagara Caesar adalah kesalahan besar. Pria itu adalah orang yang sangat ia benci selama lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, ia tahu bahwa hati Nando adalah milik kakaknya, Siena Ariana Calliope.
Sampai kapanpun ia tidak akan pernah memenangkan hatinya. Nando mencintai kakaknya, selalu. Nicole hanya bisa menyimpan perasaannya sendirian, bahkan saat perjodohan keluarga Caesar dan keluarga Calliope yang baru berdamai mengikat dirinya dan Nando dalam ikatan pernikahan.
***
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar itu hanyalah karangan penulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Pagi harinya, Erlan bangun lebih bersemangat daripada biasanya. Erlan memakai kemeja hitam dipadu dengan celana jeans biru, ia juga menambahkan jam tangan mewah di pergelangan tangan kiri.
Setelah itu, Erlan turun ke bawah dengan senyum tipis menghiasi wajah tampannya.
“Selamat pagi, Tuan.” Bibi Hasnah memimpin para pelayan yang bekerja pagi itu untuk menyambut Tuan rumah yang mendatangi ruang makan setelah sekian lama.
“Pagi.” Balas Erlan seraya duduk di kursi.
“Anda mau sarapan apa Tuan?” Tanya Bi Hasnah.
“Sandwich dan segelas americano,”
Dua orang pelayan menyajikan permintaan Erlan dengan cepat. Sandwich daging dan segelas americano di letakkan di depan Erlan.
“Kelihatannya suasana hati Tuan sangat baik hari ini,”
“Sepertinya begitu.”
“Aku penasaran apa yang membuat Tuan tersenyum pagi ini,”
“Mungkin Tuan bertemu seseorang yang penting,”
“Maksudmu Nyonya besar?”
“Ekhm…” bi Hasnah berdehem untuk menghentikan bisik-bisik para pelayan. Dia melotot tajam pada mereka, “ lanjutkan pekerjaan kalian, tidak perlu menunggu di ruang makan.”
Para pelayan menundukkan kepala, tidak berani lagi bersuara. Mereka segera bubar dan melakukan pekerjaan lain.
“Bi, tolong bersihkan kamar utama. Ganti tirai dan sprei dengan warna biru, panggil juga tukang cat untuk mengganti cat dindingnya. Semuanya dalam warna biru laut.” Perintah Erlan. Ia baru selesai sarapan dan mengelap bibirnya dengan serbet dan minum Americano dalam satu tegukan besar.
“Baik Tuan.”
Setelah itu Erlan bergegas pergi. Matthew membukakan pintu untuknya, lalu asistennya melajukan mobil ke bandara Limerick.
Erlan duduk di kursi belakang dengan tenang. Ia menyimpan ponselnya setelah mengirim pesan kepada Cindy. Ia meminta wanita itu untuk menemuinya di bandara.
Dua puluh lima menit kemudian mereka tiba di bandara. Cindy menunggunya di depan pintu masuk.
“Erlan,” Cindy melambaikan tangannya penuh semangat.
Erlan mengernyitkan kening. Agak aneh dengan semangat Cindy pagi ini.
“Bawa dia ke dalam pesawat,” perintah Erlan melirik Cindy sekilas, kemudian ia melangkah lebar menuju pesawat pribadinya tanpa menunggu Cindy.
“Silahkan ikuti saya Nona,” kata Matthew sopan.
‘Huh! Sombong sekali dia,’’ gerutu Cindy dalam hati. Ia tentu tidak berani menyuarakannya.
Matthew membawa Cindy ke dalam pesawat. Cindy sebenarnya ingin duduk di samping Erlan, tetapi melihat tatapan peringatan dari pria itu, Cindy mengurungkan niatnya.
'selamat datang uang-uangku. Aku harus pergi berlibur setelah ini, mungkin menyusul Nando ke Namibia.’ Cindy mulai membayangkan pertemuannya dengan Nando di Namibia. Cindy masih meyakini bahwa Nando mencintainya.
'Dia pasti mencintaiku. Saat ini dia hanya kesulitan menolak perintah mama nya. Huh! Orang tua itu seharusnya aku lenyapkan, dia adalah penghalang terbesar dalam hubunganku dengan Nando.' Cindy sangat membenci Sylvia, sama seperti Sylvia membencinya. Bagi Cindy, alasan Nando tidak pernah menikahinya selain karena Siena adalah karena larangan Sylvia.
Cindy mulai merencanakan untuk melakukan sesuatu pada Sylvia karena ia yakin saat wanita tua itu tidak ada, Nando akan menikahinya dengan sepenuh hati.
Ia dan Nando sudah lama saling kenal. Mereka bersama dalam waktu lama, dan Cindy memang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan Nando. Perasaannya dan Nando tidak bisa disamakan dengan hubungan akibat perjodohan yang terjadi antara Nando dan Nicole.
'Nando hanya terpaksa menikah Nicole. Lagipula Nicole juga membencinya, cepat atau lambat mereka akan berpisah.’ Cindy masih sangat yakin hati Nando tidak akan berubah secepat itu. Satu-satunya saingan Cindy dalam mendapatkan Nando adalah Siena. Sementara untuk Nicole, Cindy tidak pernah menganggapnya sebagai saingan.
\=\=\=\=
Dua jam kemudian, Cindy membawa Erlan ke toko bunga di pinggir jalan kota London.
“Jadi aku bertemu Siena disini kemarin. Dia bekerja disini.” Kata Cindy menunjuk ke toko bunga.
“Tokonya tidak buka hari ini, bagaimana aku tahu kalau kamu tidak sedang membohongiku.” Kata Erlan dingin.
“Hei, aku mengatakan yang sebenarnya. Coba lihat foto ini,” Cindy memperlihatkan foto Siena yang ia ambil saat siena keluar dari pintu toko.
Erlan mencoba mengintip ke dalam melalui kaca dekat pintu. Ia bisa melihat berbagai macam jenis bunga yang di pajang dalam toko, sekilas ia melihat dekorasinya di dominasi warna biru laut.
Biru laut memang warna Siena banget. Siena adalah perwujudan dari biru yang anggun.
Cindy yang khawatir Erlan akan segera pergi, dengan cemas menoleh kesana-kemari. mencari seseorang yang bisa di tanyai.
"Matthew, kirim beberapa orang untuk mengawasi area sekitar toko ini." perintah Erlan.
"Baik Tuan," jawab Matthew, lalu mengeluarkan ponselnya untuk memanggil beberapa anak buah Erlan yang berada dibawah komando Matthew.
"Kamu mau kemana?" Tanya Cindy saat melihat Erlan hendak masuk ke dalam mobilnya.
"Aku orang sibuk yang punya banyak pekerjaan." sahut Erlan lalu masuk ke dalam mobilnya.
Sementara itu, Cindy masih menunggu didekat toko bersama Matthew yang menunggu anak buahnya datang.
...***...
...Like, Komen dan Vote....
...💗💗💗...
kasihan kaivan 🥲🥲