NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Penyesalan Suami
Popularitas:267.4k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Dekat dan Suami

Pagi datang dengan perlahan, sinar matahari menyusup malu-malu di balik tirai jendela kamar tidur Arsen dan Anita. Udara pagi terasa segar, dan burung-burung terdengar berkicau ringan di kejauhan. Arsen membuka mata lebih dulu. Ia segera menoleh ke samping dan melihat Anita masih terlelap, meski wajahnya tampak pucat. Ia tidak ingin membangunkannya, tetapi tak lama kemudian, Anita membuka matanya pelan, seperti baru bangkit dari tidur yang tidak nyenyak.

“Selamat pagi,” ucap Arsen lembut, sambil menyentuh pipi istrinya.

Anita mengangguk pelan. “Pagi, Pih.”

“Kau tidur nyenyak?”

“Cukup... meskipun masih terasa sedikit lemas,” jawab Anita jujur.

Arsen mengamati wajah Anita yang masih tampak pucat dan tidak seceria biasanya. Ia menyentuh dahi wanita itu, memeriksa suhu tubuhnya. Tidak demam, tetapi tubuh Anita jelas belum pulih sepenuhnya.

“Bagaimana perutmu? Masih terasa melilit?” tanya Arsen cemas.

“Tidak. Sudah jauh lebih baik, Pih. Mualnya juga sudah hilang,” jawab Anita. Ia mencoba tersenyum, tetapi tubuhnya masih terasa berat.

Arsen menatapnya dengan tatapan tidak puas. “Tapi kau masih pucat, dan terlihat sangat lemas. Aku tetap ingin kita ke dokter hari ini.”

Anita menggeleng perlahan. “Tidak perlu, Pih. Aku tahu tubuhku sendiri. Ini hanya sisa kelelahan. Yang penting, rasa mual dan nyeri perutnya sudah tidak ada. Aku hanya butuh istirahat.”

Arsen mendesah pelan, duduk di tepi ranjang, dan menggenggam tangan Anita. “Kau yakin? Jangan abaikan gejala sekecil apa pun, apalagi sekarang kau sedang mengandung. Aku tidak ingin mengambil risiko.”

“Aku yakin,” ucap Anita lembut. “Dan aku janji, kalau nanti gejalanya muncul lagi atau aku merasa tidak enak badan, kita langsung pergi ke dokter. Tapi sekarang... izinkan aku beristirahat saja di rumah, ya?”

Arsen menatap mata istrinya yang memohon dengan tulus. Akhirnya ia mengangguk pelan. “Baik. Tapi jangan pergi ke mana-mana. Jangan ke ruko, jangan buka laptop, dan jangan angkat barang-barang. Aku tidak mau kau bekerja, walau hanya sedikit. Mengerti?”

Anita tersenyum tipis. “Mengerti, Tuan Arsen.”

Arsen ikut tersenyum dan mencium kening istrinya sebelum bangkit dari tempat tidur. “Aku harus berangkat. Hari ini di kantor ada agenda donor darah. Salah satu program CSR dari rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaanku”

“Donor darah?” tanya Anita, memiringkan kepala.

“Iya. Semua karyawan diwajibkan ikut, dan sebagai pimpinan aku harus turun tangan juga. Sekalian menyapa para dokter dan pihak rumah sakit.”

Anita mengangguk pelan. “Jaga kesehatan papih. Jangan sampai terlalu memaksa diri.”

“Aku akan hati-hati. Kau juga, jangan bandel.”

Setelah sarapan ringan bersama, Arsen berangkat ke kantornya. Sepanjang perjalanan, pikirannya masih melayang-layang pada kondisi Anita. Ia berusaha berpikir positif, tetapi kekhawatirannya tidak bisa sepenuhnya ia redam.

Sesampainya di kantor, suasana tampak lebih sibuk dari biasanya. Lobi utama telah diatur sedemikian rupa menjadi area khusus untuk pelaksanaan donor darah. Beberapa meja didirikan, lengkap dengan perlengkapan medis, kursi donor, serta antrian karyawan yang menunggu giliran.

Spanduk besar bertuliskan “Donor Darah Bersama Rumah Sakit Citra Karsa – Untuk Kemanusiaan” tergantung di dinding utama. Para dokter dan tenaga medis dari rumah sakit mitra tampak profesional dan cekatan dalam melayani para peserta. Arsen turun langsung ke lokasi, menyapa beberapa karyawan, dan memberi semangat.

“Bagus. Tetap jaga ketertiban. Pastikan yang donor telah diperiksa kesehatannya dengan benar,” ucap Arsen pada salah satu panitia internal.

Tak lama, datang seorang pria paruh baya berjas putih yang tersenyum hangat begitu melihat Arsen.

“Selamat pagi, Tuan Arsen. Saya dr. Sandi, koordinator dari RS Citra Karsa. Terima kasih atas kerja sama dan dukungan perusahaan Anda dalam kegiatan ini.”

Arsen menjabat tangan sang dokter. “Terima kasih kembali, Dokter. Kami senang bisa terlibat dalam kegiatan sosial seperti ini.”

Setelah berbincang sebentar, Arsen setuju untuk ikut mendonorkan darahnya. Ia tahu, sebagai pemimpin, ia harus memberi contoh. Ia pun menuju salah satu meja pemeriksaan awal, tempat ia harus dicek tekanan darah, denyut nadi, dan kadar hemoglobin sebelum bisa menyumbangkan darah.

Dokter muda yang memeriksa tampak profesional.

“Selamat pagi, Tuan. Saya akan memeriksa kondisi Anda terlebih dahulu sebelum melakukan pengambilan darah.”

“Silakan, Dokter.”

Pemeriksaan berlangsung cepat dan efisien. Setelah semuanya dinyatakan baik, Arsen duduk di kursi donor, dan sang dokter mulai menyuntikkan jarum ke lengan kirinya untuk mulai proses pengambilan darah.

“Sudah siap, Tuan? Tidak terlalu tegang, kan?” candanya sambil tersenyum ramah.

Arsen membalas senyum itu. “Tidak, Dok. Ini bukan pertama kalinya saya donor.”

Setelah proses pengambilan darah selesai, Arsen dipersilakan duduk di kursi istirahat sambil meminum minuman manis dan memakan biskuit yang disediakan.

Dokter tersebut mencatat hasil pemeriksaan dan jumlah darah yang diambil sembari mengamati Arsen dengan satu pertanyaan yang muncul di benaknya.

“Apakah Anda kenal seseorang bernama Anita?” serunya tiba-tiba.

Arsen terkejut. Matanya langsung menajam, memandang dokter muda itu dengan ekspresi heran. “Anita? Maksud Anda... Anita yang mana?”

Dokter itu tersenyum tipis, lalu berkata dengan tenang, “Anita, pemilik brand Anive Skincare.”

Sekelebat kekhawatiran muncul di wajah Arsen. Ia bangkit sedikit dari duduknya, meski tubuhnya masih sedikit lemas pasca donor.

“Itu istri saya,” jawab Arsen pelan namun tegas. “Bagaimana Anda mengenalnya?”

Pria berjas itu mengangguk begitu dugaannya ternyata tidak meleset, lalu tersenyum lebih lebar. “Saya Baim... sahabat lama Anita. Kami dulu sekolah di SMA yang sama.”

Arsen menatap pria itu lebih saksama. Wajahnya memang asing, tetapi terlihat tulus.

“Saya tidak ingat Anita pernah menyebut nama Anda sebelumnya,” ujar Arsen, masih penuh kehati-hatian.

“Wajar saja. Kami memang tidak terlalu sering berkomunikasi setelah lulus.” jelas Baim.

"Lantas bagaimana anda mengetahui jika Anita memiliki brand kecantikan?" tanya Arsen terheran.

"Oh... Itu karena kami tidak sengaja bertemu lagi. Anita berbicara banyak tentang usaha dan kehidupannya jika dia sudah menikah, dia juga menyebut nama suaminya dan begitu mendengar nama anda saya jadi mencocok-cocokan, tanpa disengaja ternyata memang benar, Arsen yang Anita ceritakan rupanya adalah anda"

Arsen mengangguk pelan. “Saya mengerti. Yah… dunia ini memang kecil.”

Baim tertawa kecil. “Benar sekali"

"Bagaimana kabarnya hari ini?"

"Dia sedang tidak sehat, malam tadi muntah-muntah karena mual dan mengeluh jika perutnya sakit, mungkin karena faktor kehamilan juga. Tapi pagi ini sudah lebih baik" jelas Arsen.

Baik menyimak kabar dari teman dekatnya itu, tentu dia juga merasa kasihan mendengar kondisi kesehatan ibu hamil tersebut.

"Kasihan sekali, semoga Anita lekas sembuh dan bisa beraktivitas dengan normal lagi, tolong sampaikan salam saya padanya”

Arsen tersenyum tipis. Namun dalam hatinya muncul secuil rasa penasaran dan curiga yang belum sepenuhnya lenyap.

“Saya akan sampaikan. Terima kasih atas bantuannya hari ini, Dokter Baim.”

“Senang bisa membantu. Semoga kita bisa bekerja sama lagi,” ucap Baim, sebelum berlalu untuk memeriksa peserta berikutnya.

1
Khair Firstiyan
kak kapan up
Sulfia Nuriawati
mandiri secara financial utk apa bertahan dlm rmh tgga yg g sehat, fisik d sakiti hati jg sm ya mending mundur utk rt yg toxic itu jgn bodoh, laki² kalo udah biasa KDRT g bakal stop tp menikmati. kcuali bs bls beda lg kalo berani y d hajar balik biar kapok
Sulfia Nuriawati
perempuan oon yg mau bertahan dg monster, jd perempuan tu jgn cm mikir cinta tp d siksa pk. logika berarti su aa minya ada sesuatu mk nya brbh kyknya pny cabang lg itu anita bego😡😡😡
Rahma Inayah
sekrng Arsen bucin SM Anita dl mah JD suami istri Anita yg bucin
Audrey Chanel
up Kakak sayang🙏⚘️⚘️⚘️makin Seruuuu nih🥰🥰🥰
Ana_Mar
ternyata si Arsen ga pernah berubah🙄, punya hak apa kamu atas Anita?
Anita wanita single, sah-sah saja Anita bawa lelaki siapapun, selagi mereka tahu batasan.
jangan merasa pernah jadi mantan suami, kamu semena-mena ke Anita.
ga malu perbuatanmu dulu ke Anita, apa penyebab perceraian kalian?
Baim lebih baik daripada kamu sen..
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya update juga, terima kasih kakak Author,masih penasaran sama Anita dan Arsen kedepannya hubungan nya mau dibawa kemana 🤔🤔🤔
Siti Zaid
Semoga author terus berjaya dan berjaya dalam hidup dan juga penulisan dan dipermudahkan segala urusan😊
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Bercerita tentang Lucyana yang dikhianati oleh masa lalu, lalu terjebak dalam pernikahan mendadak dengan Sadewa—seseorang yang jauh lebih muda dengan luka sendiri yang membuatnya trauma.
‎Bisakah keduanya bertahan? Ataukah cinta mereka akan menyerah pada masa lalu yang menghantui?
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Paradina
semangat kakak
Ais
selamat thor ira sdh wisuda ya smoga kedepan makin lancar jalan menuju sukses dlm hidup thor ira yg penting ttp semangat dan selalu bahagia💪😍😍😍
Yuliana Purnomo
weehhh nekat nya si Arsen 😄
Suci Dava
Anita pindah apartemen aja, laki-laki egois, dulu msh jd istrinya di sia-sia kan bahkan sempet ke lain hati.
atik suryaningsih
alhamdulillah akhirnya up lagi🥰
Marisa Chae
author d tunggu up nya🥲
Selvia Dora Pakpahan
thor kok gak update"
Dy Dy: iya ko lama thor ga update
total 1 replies
Ambu Neng Ismi
jangan lma tjor lanjutan nya...
Uba Muhammad Al-varo
Anita kamu harusnya lebih tegas lagi dan kepada Baim jangan kamu gantung perasaannya,dia lelaki baik dan ada rasa sama kamu Anita
Ana_Mar
ga ada salahnya Baim mengkhawatirkan kamu nit, kamupun tahu kalo Baim memiliki rasa ke kamu tetapi kamu enggan membuka hatimu.
kamu masih terpaut ke Arsen nit, meski kamu tahu perbuatan Arsen dulu gimana. tapi itu hak mu mau pilih yang mana.
Arsen juga harusnya kamu jaga sikap dan bicara, sifatmu gini ga berubah seolah2 Nita ini masih istrimu. cinta sie boleh tapi jangan terlalu posesif. harga privasi Nita juga..
Ana_Mar: siap kk
total 2 replies
🦁R14n@
Seminggu juga ga nongol ini novel
Paradina
long time no update yaaa kakak 😍, semangat terusss#kawal untilend#

anita love arsen 😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!