Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.
Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.
Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.
Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?
Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. High Party
❤️❤️❤️
Sekitar jam 8 Raya sudah selesai bersiap. Dia
kembali melihat penampilan dirinya di depan
cermin. Gaun malam warna maroon dengan
model yang sangat simpel namun elegan dari
desainer ternama dunia kini telah membalut
tubuh indahnya dengan sangat pas dan cocok.
Rambutnya di tata manis di sesuaikan dengan
model bajunya yang sedikit terbuka bagian
bahu dan dada nya hingga leher jenjangnya
yang indah terpampang nyata tanpa bisa di
tutupi. Wajahnya di poles seperlunya karena
ini adalah pesta malam hari.
Raya mendesah pelan melihat apa yang kini
melekat pada dirinya. Bagaimana bisa laki-laki
itu selalu menyiapkan semua keperluan dirinya
dengan sangat pas dan akurat. Raya menatap
diam kalung berlian bermata biru safir yang
sangat indah dan berkilau itu. Dia sedikit ragu
untuk memakainya, perhiasan itu sangatlah
mewah dan berharga, bagaimana mungkin
dia pantas untuk memakainya. Memang siapa
dirinya.? Itu akan terlihat sedikit aneh baginya.
"Kau sangat layak untuk mengenakan nya
Kakak ipar."
Sosok tinggi tegap Ansel tiba-tiba saja sudah
berdiri di ambang pintu dengan tatapan takjub
kearah Raya. Mata mereka bertemu di pantulan cermin. Keduanya terdiam saling melihat, Ansel
selalu saja tersihir saat melihat wanita ini.
"Tuan.. Ansel..kau.."
"Panggil Ansel saja. Kita adalah partner kerja.
Dan kau adalah kakak ipar ku.."
Ansel berjalan menghampiri Raya yang masih
terdiam menatapnya lewat cermin. Seperti
biasa, pria elegan itu selalu tampil menawan
tanpa cela sedikitpun. Ansel mengenakkan
setelan jas gelap dan mengkilap menambah
gagah penampilannya. Pria itu berdiri tenang
di belakang Raya, mata mereka masih saling
terpaut lewat pantulan cermin. Ada sorot mata
yang sangat berbeda dari pria itu, membuat
hati Raya terasa sedikit tidak nyaman dan
jiwanya seketika gelisah tidak menentu.
Perlahan Ansel meraih kalung berlian cantik
itu dari kotak, kemudian bergerak mendekat
kearah Raya yang langsung membalikkan
badan menatap tajam wajah Ansel.
"Tuan..kau mau apa..?"
"Sudah ku bilang panggil aku Ansel saja.!"
Ansel menatap Raya dengan sorot mata kesal
campur gemas melihat sikap naif wanita ini.
"Baiklah..Ansel.."
"Nah..begitu lebih baik, terdengar merdu di
telingaku."
Ansel membual membuat Raya menatapnya
gerah, namun ada semburat merah yang kini
mewarnai wajah cantiknya. Ansel kembali
maju mendekat sambil mengangkat kalung
di tangannya bersiap untuk melingkarkan nya
di leher indah Raya.
"Hei.. apa yang ingin kau lakukan.?"
"Aku mewakili Tuan Marvell untuk memakaikan
kalung ini padamu."
"Ta-tapi..aku rasa, aku tidak pantas memakai
barang semewah ini."
"Siapa yang bilang begitu? Kau lebih dari pantas.
Kau itu lebih berharga dari barang mati seperti
ini Miss Raya.."
Desis Ansel dengan tatapan yang semakin
lekat, mengunci wajah cantik Raya yang tampak
sangat menggoda dan menggiurkan. Jiwanya
benar-benar berontak. Hatinya seakan tidak bisa
di ajak kompromi saat ini. Kenapa wanita ini
harus tampil secantik ini.? Dan sayang nya dia
adalah istrinya Sang Putra Mahkota. Wanita ini
adalah milik kakak sepupu yang sangat di puja
dan di hormati serta di idolakan nya. Selama ini
jalan hidup Ansel berkiblat pada Sang ketua
mafia bawah tanah itu.
"Ansel.. kalung ini terlalu berharga untuk aku
kenakkan. Aku tidak layak untuk...."
"Apa kau tahu apa yang akan terjadi kalau kau
tidak memakainya.? Kau belum tahu siapa
suamimu yang sebenarnya kan ? Dia bisa
melahap puluhan orang dalam sekejap. !"
"Aahh..?? apa maksudmu.??"
Raya tampak syok, matanya melebar dengan
indah membuat Ansel semakin tidak tahan
dengan pesona wanita ini, apalagi dengan
kerjap mata sendunya yang sangat membius
itu. Dia bisa mati berdiri kalau begini caranya.
Apa yang ada di dalam pikiran wanita ini.?
Ansel tergelak sendiri saat menebak isi
pikiran wanita yang berstatus kakak iparnya
ini, sangat konyol.!
"Kau tahu..dia adalah monster..!"
Bisik Ansel seraya mendekatkan dirinya dan
dalam gerakan cepat tak terdeteksi dia sudah
melingkarkan kalung cantik itu dileher jenjang
Raya membuat Raya terkejut dan segera mundur
menjuhkan dirinya dari hadapan Ansel yang kini
berdiri tenang menatap penampilannya. Saat ini
wanita itu tampak memukau dan menyilaukan.
"Kau sama saja dengan pria jahat itu.! sama-
sama menyebalkan.!"
Decak Raya sambil melihat kalung yang kini
sudah melingkar indah di leher nya.
"Jangan lupa, aku sedikit lebih manusiawi."
Sahut Ansel sambil mengedipkan matanya
nakal, senyum manis tidak terlepas dari bibir
seksinya. Raya berdecak gerah, dia kembali
menatap kalung itu dengan mimik wajah
yang terlihat tidak nyaman.
"Apakah ini tidak terlalu mencolok.?"
"Tentu saja tidak. Itu sudah di siapkan khusus
untuk mu. Baiklah Miss Raya.. malam ini juga
peranmu sebagai sekretaris pribadi Tuan De
Enzo akan di mulai. Kau akan mendampingi
semua kegiatannya mulai besok.."
Raya tampak bengong, jadi sekarang ini dia
datang ke pesta sebagai sekretaris pribadi
laki-laki yang berstatus suaminya itu.? Raya
menatap Ansel yang juga sedang menatapnya
dengan sorot mata penuh keseriusan.
"Baiklah..aku mengerti.."
***
Sementara itu di ruang bawah ballroom khusus
yang ada di tingkat 4 kapal pesiar ini.. Suasana
pesta saat ini sudah sangat meriah. Ballroom
itu telah di sulap menjadi ruangan pesta yang
mengusung konsep high Party kalangan jetset.
Dekorasi pesta di buat segemerlap mungkin
dengan semua desain barang dan fasilitas
serba high class. Pesta ini memang terbatas,
hanya untuk keluarga besar, orang-orang yang memegang jabatan penting di pemerintahan,
kolega bisnis yang berada di urutan atas
serta sahabat dekat Raja dan Ratu.
Hal ini sengaja di persiapkan untuk menjaga
kenyamanan dan keselamatan kedua orang
yang paling penting di Negara xxx tersebut..
Pihak istana sangat memproritaskan konsep
hangat dan dekat untuk seluruh tamu yang
akan hadir di acara ini.
Saat ini Sang empunya pesta sudah berada
di lokasi, berdiam di area utama yang sudah
di sterilkan. Raja Williams tampak sangat
gagah dan berwibawa dalam balutan jas
mewah dan mahal di dampingi Sang Ratu
yang terlihat begitu anggun dan mempesona.
Beliau adalah wanita yang sangat cantik
dan memukau di usianya yang sudah
tidak muda lagi.
Para tamu kini mulai berdatangan ke tempat
itu. Sesuai protokol yang sudah di tetapkan
para tamu langsung menghampiri Raja dan
Ratu untuk mengucapkan selamat. Setelah
itu kembali ke area berbeda. Area steril Raja
dan Ratu di pisahkan oleh satu area khusus
di tengah ruangan yang di persiapkan untuk
arena dansa. Untuk pesta kalangan jetset
seperti ini akan kurang lengkap rasanya kalau
tidak ada acara dansa bersama. Apalagi di
negara kekuasaan Raja Wiliams acara dansa
seperti ini masih menjadi satu tradisi yang
cukup kuat dan melekat.
Suasana sedikit gaduh ketika di pintu utama
masuk arena pesta muncul 3 sosok central
yang sangat di segani di negara xxx..Dialah
Perdana Mentri Alfred Winston yang datang
bersama dengan dua putra kebanggaan nya
Lucas Adolf Winston serta Catharina Nathalia
Winston. Perdana menteri Alfred Winston ini
adalah sosok yang sangat terkenal dengan
segala kebijakan dan keberhasilan nya dalam
memimpin pemerintahan di negara xxx..
Dia juga sangat di takuti di negara luar
karena ketegasan serta sikap otoriter nya
dalam memimpin kabinet untuk menentukan
setiap kebijakannya.
Ketiga sosok itu kini menjadi pusat perhatian.
Sosok mereka memang sangat menonjol.
Kedua putra dan putri nya tampak begitu
memukau dengan parasnya yang menawan.
Mereka berdua terkenal ke seluruh dunia
karena sering muncul di berbagai media.
Mereka juga memiliki jutaan fans dari seluruh
dunia karena ketampanan dan kecantikannya.
"Selamat ulang tahun pernikahan Yang Mulya
Raja dan Ratu..Kami semua turut berbahagia."
Ujar Perdana Menteri Alfred Winston seraya
menjabat tangan Raja Williams bergantian
dengan Ratu Virginia.
"Terimakasih Duke Alfred atas kehadirannya.!"
Sambut Raja Williams dengan sikap tegas
dan wajah yang terlihat begitu tenang. Lucas
dan Catharina menyusul menyalami keduanya.
Mereka tampak berbincang hangat mengenai
perkembangan politik dan pemerintahan saat
ini, tentunya soal bisnis juga.
Tidak lama Putri Arabella datang bersama
Pangeran Arthur, suami nya ke tempat itu.
Mereka langsung berbincang seru dengan
keluarga Winston. Arthur tampak berbincang
dengan Lucas karena keduanya cukup dekat.
Sedang Putri Arabella bergabung dengan
Sang bunda dan Lady Catharina.
"Lady Catharina.. kau terlihat sangat cantik
dan memukau malam ini."
Puji Ratu Virginia sambil menatap tenang wajah
cantik Catharina yang langsung tersipu malu.
"Terimakasih Yang Mulya Ratu.. anda dan
Princess Arabella lebih mempesona dari
siapapun saat ini."
Sahut nya dengan suara yang sangat lembut
dan gestur tubuh yang terlihat begitu anggun.
Ratu dan Arabella tersenyum manis.
"Bagaimana pertemuan mu dengan Putra
Mahkota tadi sore, apakah memuaskan.?"
Arabella bertanya dengan raut wajah penuh
rasa ingin tahu, karena dia tahu pasti siapa
kakak nya itu. Laki-laki paling dingin di dunia.
"Semuanya sudah sesuai dengan harapan
Putri, tidak ada yang mengecewakan."
"Oh ya..? Apa dia tidak mengabaikan mu lagi.?"
Catharina mengangkat wajahnya, menatap
Arabella dengan raut wajah yang terlihat
sedikit tidak nyaman.
"Arabella.. jaga bicaramu.!"
Sang Ratu tampak menatap putri bungsunya
itu dengan raut wajah tidak suka.
"Aku hanya sekedar bertanya saja Ibu, apa
ada yang salah dengan itu.?"
"Sebaiknya kau perhatikan perkataan mu.!"
"Tidak apa-apa Yang Mulya.. tidak ada yang
salah dengan ucapan Tuan Putri barusan."
Catharina berusaha menengahi dengan tetap memasang senyum lembutnya. Ratu Virginia tersenyum manis sambil mengelus pelan bahu terbuka Catharina. Sementara Arabella hanya
terdiam seraya melengoskan wajahnya.
"Apakah Prince Marvell sudah hadir di sini
Yang Mulya Ratu ?"
Catharina tampak melihat ke seluruh ruang
pesta mencari sosok seseorang.
"Sepertinya belum. Maklum lah..dia itu orang
yang paling sibuk di dunia.."
Catharina tampak tersenyum gusar, namun
tidak lama matanya terlihat berbinar bahagia
saat dia melihat sosok Pria paling tampan di
tempat ini muncul di tangga utama. Jantungnya langsung berdetak kencang di sertai debaran
hebat dalam dadanya. Dirinya selalu saja tidak
kuasa menahan gejolak perasaannya saat
melihat pria paripurna itu.
"Ohh..itu dia sudah datang.."
Ujar Sang Ratu seraya tersenyum tenang kearah
kemunculan putra nya yang kini sedang berjalan
menuruni tangga, tampak gagah dan bersinar.
Tiba di bawah dia di sambut oleh para staf istana
kemudian melangkah tenang menuju area pesta.
Semua tamu terlihat membungkuk setengah
badan kearahnya. Lucas menatap tajam kearah kedatangan pria super tampan itu dengan kilatan
aneh yang suram dari sinar matanya.
"Aaron Marvell De Enzo.. Putra Mahkota yang
terhormat dan berkuasa.!"
Gumamnya berusaha untuk menyamarkan
aura gelap yang memancar dari tubuhnya
dengan menerbitkan senyum secerah mentari.
Semua orang memfokuskan perhatian pada
sosok yang sangat berbeda dan istimewa itu.
Dia selalu saja menonjol di banding yang lain
apalagi saat ini datang dalam balutan setelah
resmi yang terlihat begitu memukau. Semua
tamu wanita, baik itu yang muda maupun yang
tua langsung meleleh saat melihat nya, padahal
raut wajahnya terlihat datar, dingin dan minim
ekspresi bahkan cenderung sangat arogan.
Semua orang kini bengong, terdiam bingung
saat melihat Aaron malah berbelok ke area
pesta yang lain, dia tidak menghampiri Raja
dan Ratu maupun orang-orang penting yang
ada di area utama melainkan kini bergabung
dengan tamu lainnnya di area para kolega
bisnis. Yaa..Itulah Aaron, dia selalu berdiri
dalam aturannya sendiri. Raja dan Ratu hanya
bisa menghela napas berat, lagi-lagi mereka
tidak bisa berbuat banyak karena situasi yang
ada. Sementara Arabella tampak tersenyum
puas. Lain lagi dengan Perdana menteri Alfred, tangannya tampak terkepal kuat tapi berusaha
di sembunyikannya. Dia tetap bersikap tenang
seolah tidak terpengaruh oleh sikap arogan
Putra Mahkota tersebut. Reaksi di wajah Lucas
lebih gelap lagi. Ada aura mencekam yang kini
mulai keluar dari sosoknya hingga membuat
hawa di sekitarnya seperti di terpa hujan salju.
Catharina langsung berpamitan pada Ratu
untuk mendatangi Aaron di tempat nya berada.
"Selamat malam Yang Mulya Putra Mahkota.."
Catharina menyapa dengan suara yang sangat
lembut seraya menundukkan kepala penuh
kesantunan dalam bahasa tubuh yang sangat
anggun dan halus. Aaron melirik lalu menatap Catharina dengan ekspresi datar dan dingin.
"Selamat malam Lady Catharina."
Sahut Aaron dengan suara beratnya yang
selalu membuat hati gadis itu bergetar hebat.
Para pengusaha tingkat dunia yang ada di
tempat itu bergantian menyapa wanita yang
aktif dan berkecimpung dalam urusan sosial
dan menduduki posisi penting dalam organisasi
internasional yang bergerak di bidang keadilan
dan kemanusiaan tersebut. Mereka semua
kini berbincang hangat mengisi waktu menuju
acara pokok dari gelaran pesta malam ini.
Tidak lama dari arah tangga masuk ke dalam
ruangan pesta saat ini muncul dua sosok yang
cukup menyita perhatian para tamu karena
pesona keduanya yang begitu menyilaukan.
Raya dan Ansel masuk ke ruangan itu langsung
turun lewat tangga utama. Karuan saja hal itu membuat para tamu bisa melihat kemunculan
mereka dengan jelas seperti hal nya Aaron tadi.
"Wooww.. beautiful Lady.."
Gumam seorang tamu pria dengan tatapan
mata yang terlihat begitu terkesima melihat
penampakan Raya yang memang memiliki
rupa berbeda dari yang lain dan sangatlah
istimewa.. Ansel meraih tangan Raya untuk
menuntun nya menuruni beberapa tangga
terakhir. Raya tampak ragu dan canggung
saat menerima uluran tangan pria tampan
itu, mata mereka berdua saling pandang
kuat mencoba meyakinkan semuanya.
Raya dan Ansel tidak menyadari saat ini dari
kejauhan ada dua pasang mata yang sedang
menatap tajam pada interaksi mereka dengan
sorot mata yang berkobar di penuhi semburan
hawa panas yang cukup dahsyat dan langsung membakar hati serta jiwa keduanya..
***
Happy Reading.....
pasti lebih seru