Terpaksa Menikah Dengan Calon Suami Kakakku

Di kantor.

"Dirga, saya mau bicara. Ikut saya sekarang," ucap Randy pada asisten Aby.

Dirga yang sedang bicara dengan karyawan lain pun menoleh pada Randy lalu mengangguk paham.

Randy pun langsung pergi ke ruangannya dengan diikuti oleh Dirga dibelakangnya!

"Kayaknya Pak Randy marah banget tuh."

"Iya, kenapa ya dia?"

"Gak tahu, gak mungkin kan Pak Dirga bikin kesalahan."

"Gak mungkin banget lah, selama ini Pak Dirga selalu bekerja dengan baik dan setulus hati kayak tulusnya cinta aku sama dia meski tidak mungkin aku bersama dengannya," ucap seorang karyawan perempuan yang menyukai Dirga.

"Ngomong apa kamu? Kalau udah menyangkut Pak Dirga aja otak kamu langsung mandek, isinya Pak Dirga semua."

Beberapa karyawan yang sedang bicara dengan Dirga pun malah membicarakan dan bertanya-tanya dengan apa penyebabnya Randy terlihat marah pada Dirga.

Di ruangan pribadi Randy.

"Kemana kamu sama Aby? Semalaman gak pulang."

"Maaf Pak, saya menemui seseorang tapi Pak Aby memaksa untuk ikut."

"Sekarang dimana Aby berada? Kenapa belum pulang juga. Istrinya sedang sakit malah keluyuran."

"Tuan Muda ada di rumah saya. Maaf karena saya tidak bisa mengantarnya pulang semalam karena ada sesuatu yang tidak memungkinkan beliau untuk pulang."

"Apa yang terjadi? Kamu gak mikir apa, istrinya lagi sakit ditinggal gitu aja. Untung saja saya dan Mamanya Aby menginap di sana kalau tidak, entah apa yang terjadi pada Mawar."

"Sebenarnya kami pergi untuk menemui orang yang sudah kami bayar untuk mencari Jingga."

"Kenapa harus mencari Jingga? Jingga sudah dicari oleh Pak Mahendra dan istrinya lagipula ngapain repot-repot nyariin dia, saya kan sudah mengirim tim khusus untuk mencari dia."

"Maaf Pak, saya hanya melakukan apa yang ditugaskan oleh Tuan Muda."

"Keterlaluan, Aby itu."

Dirga terdiam dalam mulutnya yang terbungkam rapat.

"Sekarang Aby masih di rumah kamu?" tanya Randy karena Dirga tak kunjung bicara.

"Saat saya berangkat ke sini, Tuan Muda masih tidur Pak. Saya tidak berani membangunkan beliau."

"Astaga, jangan sampai Mawar marah. Anak saya bisa patah tulang dibuatnya."

Dirga mengulum bibirnya menahan tawa yang menggelitik hatinya. Perkataan yang diucapkan Randy sungguh tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Ternyata Randy takut anak laki-laki nya itu dihajar oleh gadis yang kini menjadi menantunya namun dengan cara terpaksa.

"Jangan-jangan Pak Randy dan Bukan Ratu bersikap baik-baik pada Mawar hanya karena mereka takut pada Mawar karena kemampuan yang dimiliki gadis itu?" ucap Dirga didalam hatinya.

"Kamu kembali ke tempat kamu deh. Balik kerja! Jangan ada yang ganggu saya dulu, saya lagi pusing kalau ada sesuatu yang penting kamu chat saya dulu."

"Maaf Pak tapi bukannya semua yang melibatkan Anda pasti hal penting."

"Dirga ... berapa lama kamu menjadi asisten saya?"

Dirga nyengir lalu berkata. "Baik Pak, saya mengerti."

Dirga langsung keluar dari ruangan itu dengan senyum lebar di bibirnya. Tawanya yang tadi dia tahan, kini bisa dilampiaskan dengan tawa lebar namun tak bersuara.

Tidak mungkin dirinya tertawa dengan suara keras di dalam ruangan itu.

Dirga memang sudah lama bekerja di perusahaan milik Randy, sebelum Aby diangkat menjadi CEO di sana, Dirga sudah menjadi asisten Randy menggantikan posisi sang Ayah yang sudah tiada.

Dahulu, Ayahnya Dirga bekerja dengan jujur dan selalu mengerjakan tugasnya sebaik-baik mungkin sehingga dari karyawan biasa, Ayahnya Dirga diangkat menjadi orang kepercayaan Randy dimasanya tapi setelah bekerja selama dua puluh tahun, Ayahnya Dirga meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya, karena merasa Ayahnya Dirga sangat berjasa pada perusahaannya, Randy pun mempekerjakan Dirga diposisi Ayahnya dan ternyata keputusannya tidak salah, Dirga melakukan pekerjaannya dengan baik dan jujur seperti yang dilakukan oleh Ayahnya dahulu.

"Pak!" seru seseorang pada Dirga saat laki-laki itu keluar dari ruangan sang bos.

"Ya, ada apa?"

"Pak Randy habis ngomong apa? Kok Anda kelihatan bahagia seperti itu?"

"Kepo aja kamu ini."

"Maaf Pak, tadi kan saya lihat Pak Randy begitu marah tapi kenapa sekarang pas Anda keluar jadi senyum-senyum sendiri kayak orang lagi jatuh cinta."

"Kamu mau tahu?"

"Apa Pak?"

"Saya abis diomelin karena gak mau nikah sama anak perempuannya Pak Randy," ucap Dirga berbohong.

Seketika karyawan itu pun membuka mulutnya membentuk huruf o. Dia terkejut sekaligus tidak percaya, Dirga menolak anak seorang pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Dirga tertawa terbahak melihat ekspresi orang yang berdiri didepannya itu.

"Kamu percaya sama ucapan saya barusan?" tangannya sembari terus tertawa.

"Memangnya itu bohong?"

"Sudahlah, ayo kita kerja lagi sebelum gaji kita dipotong." Dirga menepuk pundak rekannya itu lalu berjalan ke tempat kerjanya!

**********

Aby berjalan memasuki rumahnya sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing! Efek dari minuman keras yang ia minum rupanya belum hilang semuanya.

"Astaga, Aby!" seru Ratu yang melihat Aby berjalan sempoyongan.

Ratu langsung menghampiri Aby dan membantunya berjalan!

"Apa yang terjadi sama kamu hah?"

"Ma kepalaku pusing banget, tolong jangan bertanya dulu. Aku mau istirahat."

"Tuan Muda." Mawar langsung berjalan menghampiri Aby lalu membantunya berjalan dengan menopang tangan sebelah kiri karena ada Ratu di sebelah kanannya!

"Hati-hati," ucap Mawar.

Tak butuh waktu lana akhirnya mereka tiba di dalam kamar Aby, mereka pun langsung membaringkan tubuh Aby di atas tempat tidur!

"Aku telpon Dokter dulu," ucap Mawar sembari membalikkan tubuhnya dan bersiap untuk melangkah.

Aby meraih tangan Mawar lalu menggenggamnya! "Jangan, aku cuma butuh istirahat aja. Tolong temani aku," ucapnya.

Ratu tersenyum tipis lalu segera keluar dari kamar itu karena takut mengganggu mereka!

"Mungkin Aby sudah mulai bisa melupakan Jingga?" ucap Ratu didalam hatinya sembari terus berjalan keluar dari kamar itu.

Ratu menutup pintu kamar itu rapat-rapat dan membiarkan mereka berduaan di dalam kamar itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Anda pulang sampai jam segini? Aku khawatir," ucap Mawar setelah Ratu keluar dari kamarnya.

Aby menarik tangan Mawar hingga Mawar melangkah mendekat padanya!

Mawar duduk dibibir ranjang sembari menatap Aby yang saat itu menutup matanya.

"Tuan Muda, Anda baik-baik saja?"

Aby tak menyahut, dia mengangkat tangan Mawar yang masih digenggaman nya lalu meletakkan tangan Mawar didadanya!

"Coba kamu rasakan, apakah saya sedang baik-baik saja atau tidak."

Mawar tak mengatakan sesuatu apapun, dia mencoba merasakan detak jantung Aby dengan telapak tangannya.

"Apa, kamu tahu saya kenapa?"

"Saya bukan Dokter atau Paranormal jadi saya tidak tahu apa yang sedang Anda rasakan."

"Kamu pernah punya pacar?"

Mawar mengerutkan dahinya, dia tak mengerti kenapa Aby menanyakan hal itu padanya.

Bersambung