Aku adalah seorang gadis biasa-biasa saja. Aku tergila-gila pada seorang Super Model yang begitu tampan bagiku.
Keberuntungan membawaku kepadanya dan menjadikan ku asisten pribadinya. Namun keberuntungan itupula yang menjadi petaka bagiku ketika sosok mahluk tak berdosa tumbuh di rahimku akibat kebodohan ku. Aku membiarkan sosok Idolaku mengambil kesucianku. Dan menanamkan benih yang seharusnya tidak pernah hadir diantara kami.
NOTE : Buat Readers, tolong lah jangan di judge dulu tokoh cewek nya sebelum membaca ceritanya sampai habis.
Tokoh wanita yang bernama Ge, disini mendapatkan balasan yang setimpal akibat kebodohan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melahirkan
Setibanya dirumah sakit, beruntung para tenaga medis sigap menolong ku dan membawaku ke ruang bersalin. Mereka terlihat bingung melihat aku dan EL yang menggunakan pakaian pengantin.
EL terus menemaniku bahkan hingga kedalam ruangan bersalin. Wajahnya terlihat panik dan tangannya tak pernah lepas menggenggam erat tanganku. Inilah dukungan yang sangat aku butuhkan sekarang. Seseorang yang bersedia menemaniku disaat-saat seperti ini.
"Semangat ya, Sayang! Aku akan selalu disini bersama mu." ucapnya sambil mengelus puncak kepalaku.
Jangankan menjawab perkataannya bahkan untuk tersenyum pun aku tak mampu. Seorang Dokter kandungan menghampiri ku dan mencoba mengecek pembukaan ku,
"Masih bukaan dua, Nona Ge! Nona Geanna yang semangat, ya!" ucap Dokter itu memberi semangat untukku.
"Iya, Sayang! Benar kata Dokter, kamu harus semangat! Demi bayi-bayi kita..." EL tersenyum padaku,
Tiba-tiba sakit itu menyerang ku lagi, tubuhku bahkan bergetar hebat ketika sakit itu kembali. Kulihat wajah EL semakin panik.
"Seandainya bisa, biarlah aku yang menanggung sakit mu, Ge! Aku tidak tega melihat mu seperti ini..." ucap EL padaku.
Oh Tuhan, Terimakasih sudah mengirimkan sosok Michael untuk menggantikan sosok Tuan Alessandro dalam hidupku. Dia seperti malaikat yang dikirimkan oleh-Nya kepadaku.
Setelah beberapa jam, akupun melemah. Aku sudah tidak sanggup menahan sakit ku. Sedangkan pembukaan pintu rahimku masih tetap sama. Dokter kandungan itu menghampiri EL,
"Tuan Michael, saya sarankan sebaiknya istri anda segera dilakukan tindakan operasi. Karena kondisinya tidak meyakinkan untuk melahirkan secara normal. Nona Geanna sudah terlalu lemah." ucap Dokter itu kepada EL,
EL menatapku dengan wajah cemas, akupun pasrah dan membiarkan EL yang mengambil keputusan.
"Lakukan yang terbaik, Dokter. Asalkan istri dan anak-anakku selamat." sahut EL, kemudian ia memberikan kecupan hangatnya di tanganku yang masih ia genggam.
Dokter pun segera membawaku ke ruang operasi. EL masih setia duduk menemaniku bahkan sampai di meja operasi. Dokter melakukan serangkaian prosedur sebelum operasi.
Aku dibius lokal, walaupun aku sadar namun aku tidak merasakan sakit ketika para Dokter itu melakukan tugasnya.
Hingga akhirnya tangisan anak pertama ku terdengar. Suaranya terdengar sangat indah bagiku. EL tersenyum penuh haru,
"Anak kita!" ucapnya
Aku mengangguk pelan padanya sambil menitikkan airmata. Dan tidak lama setelah itu, tangisan anak kedua ku terdengar. Juga tidak kalah nyaring dari yang pertama.
Oh Tuhan, Terimakasih sudah menghadirkan mereka dalam hidupku. Aku bahagia karena bisa memiliki mereka. Mereka adalah anugerah terindah yang diberikan oleh-Nya.
Salah seorang Perawat mendekati EL dan menyerahkan Bayi pertama ku kepadanya. EL begitu bahagia menyambutnya kemudian menghampiri ku.
"Sayang, ini bayi perempuan kita dan yang laki-laki masih dibersihkan oleh perawat." ucapnya sambil memperlihatkan bayi perempuan ku.
"Dia cantik ya, Sayang! Mirip kamu..." sambung EL sambil tersenyum padaku.
Aku kembali menitikkan airmata ku, ini pertama kalinya aku melihat wajahnya. Yang selama ini bermain-main didalam perutku.
"Aku ingin menciumnya, Mas!"
Sekarang aku memanggil EL dengan sebutan Mas saja. Tidak enak rasanya kalau aku terus memanggilnya dengan sebutan EL. Sekarang dia Mas EL karena dia sudah SAH menjadi suamiku.
EL terkekeh pelan ketika aku menyebutnya dengan sebutan Mas. Mungkin ini yang pertama kalinya aku memanggilnya dengan sebutan itu makanya terdengar lucu baginya.
"Ini, Sayang."
EL menyerahkan Bayi perempuan ku kemudian ku sambut. Ku peluk serta ku cium pipi mungilnya yang masih merah dan menggemaskan.
Tak berselang lama, perawat kembali menghampiri kami. Dia menyerahkan bayi kedua, bayi laki-laki ku kepada EL. EL tersenyum sambil memperhatikan bayi laki-laki ku,
"Wajahnya mirip... " EL menghentikan perkataannya.
Aku menoleh kepadanya dan memperhatikan reaksi EL saat itu. Dia sempat terdiam beberapa detik, namun setelah itu dia kembali tersenyum padaku. EL menciumi kedua belah pipi nya kemudian kembali menyerahkan Bayi laki-laki ku.
Aku menyambutnya dan memperhatikan wajah bayi ku. Ternyata mata, hidung dan bentuk bibirnya persis seperti Tuan Aley. Apakah tadi EL juga berpikiran sama denganku, bayi laki-laki ku mirip Tuan Alessandro?
Aku kembali menatap wajah suamiku, ternyata dia tersenyum kepadaku sambil mengelus puncak kepalaku.
"Dia sangat tampan, Sayang." ucapnya,
***
EL selalu setia menemaniku selama di rumah sakit. Dia juga merawat ku serta Bayi-bayiku tanpa canggung sedikitpun. Dia bahkan sudah berani menggantikan popok mereka.
Sedangkan aku, aku masih terbaring lemah ditempat tidur pasien. Luka akibat operasi cesar belum juga sembuh.
Walaupun EL terlahir tidak sempurna sebagai seorang lelaki, namun ia memiliki kebaikan dan ketulusan yang sangat besar.
Setelah beberapa hari, akupun diperbolehkan pulang oleh Dokter yang merawat ku. Aku dan EL segera pulang. Kami pulang ke kediaman EL. Sekarang aku tinggal disana bersama bayi kembar ku.
Malam pertama aku tinggal dirumah EL, aku benar-benar kesusahan. Selain karena aku tidak bebas bergerak akibat luka ini, aku juga kewalahan ketika menghadapi kedua bayiku yang sangat rewel malam itu.
Aku duduk di tepian tempat tidur EL dengan rambut acak-acakan karena aku tidak sempat menyisir nya. Belum lagi wajah ku ketika itu, entah sudah seperti apa kelihatannya.
Aku mencoba menenangkan bayi laki-laki ku yang tengah menangis saat itu. Sedangkan EL, dia sedang menidurkan bayi perempuan ku yang sudah mulai tenang ketika EL menggendong nya.
Setelah EL berhasil menidurkan bayi perempuan ku, ia kemudian mendekatiku sambil tersenyum menatapku. Dia melabuhkan ciuman hangat di puncak kepalaku kemudian duduk disamping ku.
EL merapihkan rambutku yang acak-acakan dan mencoba mengikatnya. Aku tersenyum saat itu karena aku merasa sangat beruntung menemukan sosok Michael dalam hidupku.
Selesai merapihkan rambutku kemudian ia meraih Bayi laki-laki ku yang masih rewel di pangkuan ku. Dia tersenyum,
"Tidurlah, Sayang... aku akan menjaganya." ucap EL sambil mencoba menenangkan Bayi laki-laki ku.
Aku mematung setelah mendengar EL mengatakan hal itu padaku. Lelaki ini teramat manis, setiap kali aku selalu meleleh dibuatnya.
Setelah kehadiran EL dalam hidupku, aku bahkan bisa melupakan Tuan Alessandro. Cintaku yang teramat besar kepada Alessandro perlahan terkikis akibat perbuatan jahatnya kepadaku. Dan secara perlahan pula EL mengobati rasa sakit yang ditinggalkan oleh Tuan Alessandro.
Kini hidupku hanya berfokus kepada EL dan kedua bayiku. Bayi yang diberi nama, Fariz dan Farissa. Fariz untuk bayi laki-laki ku dan Farissa untuk bayi perempuan ku.
Nama itu hasil perundingan antara aku dan EL ketika dirumah sakit. Diantara banyaknya nama-nama calon bayi yang bagus dan indah, pilihan kami jatuh pada Fariz dan Farissa.
***
🌸🌸 Selamat Hari Raya Idul Fitri Author ucapkan, Minal Aidin wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. 🌸🌸