Gharial El Barrack, seorang pria yang dijodohkan dengan selebriti papan atas. Namun, hasratnya justru hanya bangkit ketika bersama sang adik, Liliyana.
Hingga suatu kejadian membawa Liliyana terjebak dengan kegilaan Gharial.
Akankah mereka bersatu? Sementara di mata umum, cinta mereka adalah cinta terlarang?
Noted : Banyak umpatan kasar, dan kata-kata nyeleneh. Kalau tidak suka harap skip!
Salam anu 👑
Follow Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Satu Kalimat
Jam makan siang telah tiba. Namun, sedikitpun Ghara tidak berniat untuk keluar dari ruangannya. Hingga dia dan Edo sepakat untuk menghubungi Gerry, meminta pria itu datang membawakan makanan.
Ghara terlihat semakin frustasi sebab video CCTV benar-benar menunjukkan bahwa si pelayan yang menaruh obat laknat itu di minumannya.
Dan berdasarkan berita yang beredar, wanita itu mengaku dibayar oleh seseorang yang tidak dikenal. Jadi, mereka semua tidak bisa menduga-duga siapa pelaku sebenarnya.
"Sialan! Gue yakin dari awal dia udah rencanain ini semua mateng-mateng," umpat Ghara seraya menyingkirkan kotak tisu yang ada di hadapannya. Dia merasa begitu kesal, karena ternyata Keysha lebih licik dari apa yang ia kira. "Ck, pokoknya gue gak sudi nikah sama dia. Gue bakal cari cara apapun buat mutusin pertunangan itu."
"Ya udah sabar dulu, Ghar. Kita liat selanjutnya gimana tuh si pelayan, apa bener-bener ditahan atau enggak."
"Gimana gue bisa sabar, Anjingg! Gue dipermainin buat yang kedua kalinya. Dia kira dia siapa? Bangsaat banget jadi cewek."
Nafas Ghara terdengar memburu, seiring emosinya yang belum stabil. Dia tidak tahu jika Keysha dilindungi oleh ayahnya. Ya, pria paruh baya itu yang merencanakan semuanya, demi melihat Keysha bisa bersanding dengan Ghara.
Edo melangkah ke arah meja Ghara, lalu mengusap bahu pria itu. "Gue tahu lu lagi emosi. Tapi dengan kayak gini elu gak bakal nyelesain apapun, Ghar. Jernihin dulu otak lu, abis ini kita cari cara laen."
Kali ini Ghara terdiam. Sebab jika dia membuka mulut, rasanya semua hewan yang ada di kebun binatang ingin dia absen satu persatu.
Hingga tak berapa lama kemudian, Gerry datang dengan membawa beberapa kantong belanja di tangannya. Tanpa mengetuk pintu, dia langsung menyelonong masuk sambil menggerutu.
"Bangkee, dateng-dateng gue diserbu sama wartawan. Udah kek kena kasus narkoboy gue."
Pria itu berjalan ke arah sofa, dan meletakkan semua barang bawaannya. Lalu menatap Edo dan Ghara secara bergantian. Kedua pria yang sedari tadi diam-diaman. "Lu bedua kenapa? Kesambet?"
Tidak ada jawaban, karena Edo lebih memilih untuk beranjak dari duduknya. Membuat Gerry jadi bertanya-tanya, apalagi melihat luka-luka di wajah Ghara. "Ghar, lu beneran dihajar sama Bokapnya bawang putih?"
Tepat pada saat itu Ghara langsung mengangkat wajahnya dengan tatapan seram, membuat Gerry reflek meneguk ludah.
"Lu liatnya gimana, Anjingg? Anak si Jerry kadang-kadang nih," cetus Ghara tiba-tiba. Lalu bangkit untuk menyambar makanan yang Gerry bawa.
"Ah elah, udah dimaki-maki makanan gue diembat juga."
"Dari pada elu yang gue makan!"
"Dah elu jangan bacott mulu, Ger. Cucu Buaya tensi darahnya lagi naek, salah-salah biji lu ilang," timpal Edo yang sudah mulai makan.
"Ya enggak, setidaknya—"
"Sekali lagi lu ngomong, gue tarik lak-lakan lu, Ger!" potong Ghara, sebab dia merasa pusing mendengarkan orang bicara.
"Ck, asuuu lu bedua!"
***
Sudah satu minggu lebih Ghara keluar dari rumah kedua orang tuanya. Bahkan selama itu dia dan Lily tidak bertemu, karena Ghara terus mencari bukti akurat untuk dia jadikan alasan memutus pertunangan dengan Keysha.
Di rumah besar itu, Lily baru sadar setelah Ghara tiada. Dia merasa kesepian, hingga hari-harinya terasa sangat membosankan.
Tidak ada orang yang mengganggunya, tidak ada yang mengajaknya bercanda, tidak ada orang yang mampu mendengarkan dia bercerita.
Semuanya benar-benar terasa berbeda. Tidak lagi berwarna.
"Kenapa Kak Ghara gak pernah hubungin aku yah?" gumam Lily sambil berdiri di atas balkon yang ada di lantai dua. Sore itu dia menikmati senja dengan titik kerinduan, namun sosok yang ia rindukan tak kunjung datang.
"Apa masalah Kak Ghara sama Kak Key belum selesai ya? Sedangkan video klarifikasi itu, udah buktiin kalo Kak Key gak bersalah, terus Kak Ghara gimana?"
Lily melirik benda pipih yang sedari tadi ia genggam. Ragu untuk menghubungi Ghara lebih dulu.
Dia tidak tahu, jika selama ini ada seseorang yang memperhatikannya dari jauh. Dengan menggunakan hoodie berwarna denim dan penutup wajah, Ghara bersembunyi sambil menatap Lily.
Sedari tadi dia perhatikan Lily terus mengecek ponselnya, membuat Ghara berpikir bahwa gadis itu menunggu kabar darinya.
Di atas sana.
Lily sangat terkejut, karena tiba-tiba saja ada pesan masuk dari Ghara. Seolah pria itu tahu apa yang tengah dirasakannya.
[Li, gue kangen.]
Deg.
Satu kalimat itu berhasil memporak-porandakan jantung Liliyana.
****
Astogeeee gue yang baper🤣🤣🤣
"maen apa dad?? "😆😅