NovelToon NovelToon
I LOVE YOU, BULE

I LOVE YOU, BULE

Status: tamat
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa / Tamat
Popularitas:438.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nona Fi

Sosok gadis manja dan ceria berubah menjadi gadis yang bersikap sangat dingin saat ayah yang begitu dia sayangi menyakiti hati ibunda tercinta. Ara menjadi gadis yang dewasa, bertanggung jawab pada keluarga dan sangat menyayangi keluarganya. Itu sebabnya Ara berusaha melakukan apapun untuk membahagiakan ibu dan kedua adiknya, termasuk menjadi wanita simpanan dari seorang bule tajir.

Seorang Bule yang Ara sendiri tidak tahu siapa namanya, karena yang Ara tahu hanya nama panggilan pria itu, yaitu Al.
"Jangan tanya namaku! Dan jangan mencoba mencari tahu siapa aku! Hubungan antara kita hanya sebatas ranjang, selebihnya aku tidak mengenalmu dan kau tidak mengenalku."

Ucapan bule tajir itu saat dulu membuat kesepakatan dengan Ara, menjadi hal yang selalu Ara ingat untuk membentengi hatinya.

Bagaimana kelanjutan kisah Ara?
Masukan buku ini ke rak baca kalian, ikuti ceritanya dan dukung selalu authornya. Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Fi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bule 27

Ara tercengang, mulutnya terbuka dengan mata melotot kaget. Apa-apan lelaki itu? Bukankah mereka baru saja bertengkar tadi pagi? Kenapa sekarang sudah memintanya untuk pergi bersama? Apakah dia benar-benar tidak waras?

Dia mengubah pikiran gilanya pada pria bule itu. Lalu berdehem dan menarik tangannya untuk bersikap jual mahal. Ara mengalihkan pandangan saat dia menjawab, "Aku tidak mau."

"Bukankah ini hal yang selalu kamu dambakan, Ara?" tanya Al, seolah berusaha membujuk wanitanya itu.

Dahi Ara berkerut dalam. "Apakah ini jalan keluar atas pertengkaran kita tadi?" tanyanya masih dengan nada tidak senang.

"Oh, Ara. Jangan bahas hal itu lagi. Itu semua tidak akan terjadi, jika kamu mematuhiku. Aku--"

"Aku mematuhimu, Al!" bentak Ara menyela ucapan Al. Dia menoleh dan menatap pria itu dengan lekat. "Sudah kubilang itu hanya kesalahpahaman. Kamu menempatkanku di posisi yang salah tanpa membiarkan aku untuk menjelaskan!"

Melihat Ara mulai kembali menangis, membuat Al mendesah kasar. Dia menarik wanita itu ke dalam pelukan. Meskipun Ara terlihat berontak tapi Al sama sekali tak berkeinginan untuk melepaskan.

"Maafkan aku, Ara!" Akhirnya, dia menurunkan sedikit harga dirinya untuk wanita itu. Al mengucapkan permintaan maaf, meskipun nada suaranya begitu datar seolah tak menunjukkan penyesalan sama sekali. Benar-benar datar, seperti ekspresi wajahnya sekarang.

"Kamu jahat, Al!" lirih Ara dengan tubuh bergetar karena tangis. Dia bahkan memukuli dada pria itu meskipun hanya pelan tanpa tenaga.

"Iya, Sayang. Maafkan aku, aku hanya terlalu kesal melihat wanitaku bersama lelaki lain. Apa kamu tahu aku tidak suka sesuatu yang menjadi milikku di sentuh orang lain. Aku bahkan membatalkan pekerjaanku untuk menemuimu lagi. Aku begitu gila melihat milikku berdekatan dengan lelaki selain aku." Al berkata panjang lebar untuk menjelaskan perasaannya.

Ada kehangatan yang merambat di dada Ara mendengar kecemburuan Al seperti itu. Tapi tetap saja, dia merasa sakit saat mengingat Al juga menganggapnya seperti barang, terlebih lagi tadi menamparnya. Sekian lama berhubungan, baru pertama kali Al main tangan padanya. Itu semua memberi luka berlipat untuk Ara.

"Lain kali aku akan mendengarkan penjelasanmu dulu. Sekarang maafkan aku, oke?" Al kembali berbicara, kini mendorong pundak Ara sedikit untuk melepaskan pelukan. Dia menatap wanita itu lekat dengan dahi yang berkerut dalam.

Ara masih terisak. Dia sampai mengusap ingusnya dengan bajunya sendiri. Meskipun begitu dia senang, karena Al tak menunjukkan sikap jijik sama sekali dengan kelakuannya. Wanita itu mulai tersenyum, meskipun hanya sedikit. Ingat kamu masih membutuhkan dia, Ara. Bertahanlah sebentar lagi. Batin Ara.

"Baiklah, kamu memaksa, dan aku akan menerimanya. Tapi jangan ulangi lagi, aku tidak mau kamu kasar padaku," sahut Ara menjawab dengan suara masih gemetar.

Al mengangguk dan tersenyum, menangkup kedua pipi Ara dan memberikan ciuman. "Jadi, kamu mau menerima tawaranku?" tanyanya kembali.

"Tawaran apa?" Kini gantian Ara yang terlihat bingung.

"Tawaran untuk berlibur bersamaku, apa kamu lupa dengan yang kuucapkan tadi?" tanya Al, menyentil pelan kening Ara.

Hal ini membuat Ara teringat kembali, dan dia sangat antusias dengan tawaran tersebut. "Kamu serius?" tanyanya.

"Aku tidak pernah bercanda. Kamu mau liburan bersamaku?" ucap Al.

"Tentu saja, memangnya kita mau ke mana?" tanya Ara penasaran.

"Ke villa di pulau pribadi milikku. Hanya ada kamu dan juga aku," balas Al memberikan senyuman.

Ara tak kaget dengan hal itu, dia tahu Al tak mungkin mengajaknya ke tempat yang ramai. Meskipun rasa sepi menerpa bayangannya, dia tetap mengacuhkan hal tersebut. Karena baginya, waktu bersama Al itulah yang terpenting.

"Baiklah, aku setuju tapi dengan satu set perhiasan keluaran terbaru," kata Ara menjawab dengan sebuah tawaran. Semua yang Ara minta bukanlah keinginannya karena gila penampilan, tapi semua Ara minta sebagai modal tabungannya dimasa depan.

"Apapun yang kamu mau, Sayang," kata Al tak mempermasalahkan hal tersebut. Dia tak peduli dengan nominal, karena hanya kehangatan Ara yang dia butuhkan.

Al menarik Ara ke pangkuannya. Kini dia kembali memeluk wanita itu. Al bahkan tak segan untuk memberikan bibirnya. Dia menarik tengkuk Ara untuk memperdalam ciuman tersebut.

Lama-lama Ara terlena. Dia membalas ciuman itu dengan intim. Dalam hatinya dia mengutuk dirinya sendiri yang plin-plan dan mudah luluh pada Al.

Mereka bermain bibir ada dengan ganas, semakin memberikan sentuhan satu sama lain dengan intim. Sampai saat mereka hampir melangkah ke hal yang lebih serius, telepon di dekat mereka berdering dengan nyaring.

Al mendesah saat ciuman itu terlepas. Dia mengacak-acak rambutnya kasar sebelum beranjak berdiri untuk mengambil teleponnya. 

Ara yang melihat Al seperti pria frustasi hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya pelan. Wanita itu membiarkan Al menerima telepon, dia sendiri kembali beranjak menuju kamar.

Saat Ara ingin masuk ke kamar mandi, dia mendengar teleponnya berdering. Dengan cepat dia mengambil benda tersebut di tas yang tergeletak di lantai. Tepat ketika Ara ingin mengangkatnya, panggilan itu mati begitu saja.

Cepat-cepat Ara memeriksanya. Tapi betapa terkejutnya dia saat mendapati puluhan panggilan tak terjawab dari sang ibu. 

Apa yang harus aku katakan?

1
Vani_27
menjijikkan
Itoh
sbnernya bgs novelnya tpi pnjabarannya trlalu detail jdi bikin cpt boring
echa purin
/Good/
scarlet
Jgn mau Ara,,, lelaki sekali main tgn, maka akan terus main tgn,,, menjauh darinya Ara,,, dia bkn org yg baik
scarlet
Thor,,, AQ tak suka Al,,, 😡
scarlet
sangatttt 🤭😉
scarlet
Tuhan tau hatimu Ara,,, semoga cepat ada solusi yg baik
SUSANTI SUTISNA
syukaaaa cerita ny...seru n gk belibet sat set tp asik
Inonk_ordinary
yg makin parah lagi,,si buke ternyata ude nikah,,dan ara jd pelakor. jangan² ya. kasian ara,,dia benci pelakor tp dia malah jd pelakor..jgn yaa thorr
Inonk_ordinary
see..org yg sangat ceria ternyata...
Lina Yuliana
lanjut thor season 2 nya di tunggu
Ace Syafitri Prawitasari
Luar biasa
Aycha Aia Cw Libra
sempurna
Andriyati
gak cinta kok ada anak 3 hadehhh dasar kamu
dewi wulandari
bagus 👍
Dewi Purwanti
GPP Ra setidaknya hanya satu laki-laki yg berhubungan dengan moe
HARTIN MARLIN
🤔🤔🤔 siapa dia sebenarnya
HARTIN MARLIN
lebih baik kamu tinggalkan Al itu,agar dia menyadari kesalahannya
HARTIN MARLIN
lebih baik gak usah turuti dulu permintaannya
HARTIN MARLIN
Memang menyesak sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!