NovelToon NovelToon
Terpaut 20 Tahun

Terpaut 20 Tahun

Status: tamat
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia / Teen Angst / Persahabatan / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 5
Nama Author: ria aisyah

Cinta akan menemukan pemiliknya. Sebuah ketidaksengajaan, keterpaksaan, dan perjodohan, bisa menjadi jalan untuk menyatukan dua hati yang berbeda.

Seorang gadis SMA bernama Aira, terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang duda bernama Affan yang merupakan ayah sahabatnya, Faya.

Mengapa pernikahan itu bisa terjadi?

Akankah pasangan beda usia itu bisa saling mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ria aisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Mulai Berani

Aroma wangi segar menyambut Aira. Tubuh pria tegap dengan rambut yang setengah basah berdiri di hadapannya. Siapa lagi jika bukan, Affan, duda tampan yang acap kali membuat hatinya berkebit.

"Bagaimana keadaan, Faya?" tanya Affan pelan.

Dia pikir Faya masih tertidur dan dia tidak ingin mengganggunya.

"Alhamdulillah, aku sudah baikan, Yah." Faya muncul di belakang Aira sambil memegang bahu ibu sambungnya itu.

"Alhamdulillah. Ayo kita makan. Tadi ayah minta Bi Sumi untuk menyiapkan sup kesukaan kamu." Affan tersenyum melihat dua wanita yang menjadi penyemangatnya saat ini.

"Tadinya aku mau memasak untukmu, Faya. Tetapi ayahmu melarangku," jelas Aira yang sebenarnya sangat ingin membuat hidangan istimewa untuk Faya yang sedang sakit.

"Ayah benar, Ma. Kalau kamu masak, siapa yang menemaniku tidur. Aku kalau rewel bisa bikin kalian pusing tujuh keliling." Faya berbicara sambil tertawa kecil.

"Sejak kecil Faya kalau sakit manja banget, Aira. Jadi, jangan heran kalau dia berbicara seperti itu." Affan membenarkan ucapan Faya.

"Sudahlah. Tidak masalah jika kamu manja padaku. Malam ini aku akan menemanimu tidur." Aira membawa Faya keluar dari kamar dengan menuntun tangannya.

Hati Affan menghangat. Keadaan ini tidak akan didapatkannya jika dirinya menikah dengan orang lain. Beberapa saat dia terpana, lalu segera menyusul dua wanita spesialnya.

Mereka menikmati makan malam mereka dalam suasana yang bahagia. Ketiganya saling bercanda dengan obrolan ringan mereka.

Merasa keadaannya sudah lebih baik, Faya memilih untuk kembali ke kamarnya. Dia juga melarang Aira untuk menemaninya dan memilih untuk ditemani Bi Sumi. Awalnya Aira protes, tetapi dia mengeluarkan dalil tentang taat kepada suami.

Sebenarnya Affan tidak merasa keberatan untuk itu, tetapi justru Faya yang memaksa. Keduanya pun akhirnya mengalah pada sikap kepala Faya.

Di kamar Affan,

"Ini laptopmu, Aira. Tadi sudah aku charge dan aku pasang beberapa aplikasi penting." Affan menyerahkan laptop milik Aira.

"Terimakasih, Om. Tapi aku kurang begitu cakap mengoperasikannya." Aira membukanya dan hanya menatapnya saja.

"Aku bisa mengajarimu kalau kamu mau."

"Dengan senang hati." Aira tersenyum senang.

Affan berdiri di belakang kursi Aira. Mereka berada dalam posisi yang sangat dekat. Tak ayal keadaan ini membuat detak jantung Aira tidak normal.

Tubuh Affan bergeser ke samping kanan dengan tangan kiri berpegangan pada sandaran kursi yang diduduki oleh Aira, sementara itu tangan kanannya menunjuk dan menekan tombol-tombol di keyboard.

Aira mengangguk setiap kali Affan mengambil jeda dalam penjelasannya. Banyak hal baru yang dia dapatkan dari kuliah singkat mereka. Affan bertindak sebagai guru yang mahir dalam merangkai kalimat yang mudah dipahami oleh muridnya.

"Jika ada kesulitan, kamu boleh bertanya, Aira. Aku akan bekerja di sini." Affan menunjuk meja kosong di sisi Aira.

Biasanya dia mengerjakan pekerjaannya di sofa yang berada di sudut kamar. Sekarang dia lebih tertarik untuk mengerjakannya di dekat Aira.

"Aku akan mencobanya, Om. Kelihatannya aku sudah bisa mengoperasikannya dengan baik. Hanya sedikit perbedaan dengan komputer yang biasa aku pakai." Aira mengambil tugasnya yang sudah dia susun dengan tulisan tangan siang tadi.

"Baguslah!" Affan tersenyum penuh arti pada Aira.

'Selain cantik, rupanya kamu juga cerdas Aira.' Sekuat apapun Affan menyanggah perasaannya, nyatanya pesona Aira membuatnya semakin tidak bisa berpaling.

Bukannya bekerja, Affan malah sibuk memandangi wajah Aira yang terlihat semakin cantik ketika sedang serius. Tangannya begitu lincah menari di atas keyboard. Terbesit keinginan di hatinya untuk memberinya sebuah hadiah kecil.

Memori kebersamaannya bersama Kayra kembali terbayang. Saat dia sibuk dengan tugas kuliahnya, Affan sering kali mengganggunya. Dia memeluknya erat dan menyerangnya dengan cuiman bertubi-tubi.

Kayra berteriak kesal dan membalasnya dengan keisengan yang sama. Jika sudah begitu, Kayra harus bisa menenangkan Affan dengan memberi apa yang dia mau sebelum dia kembali dengan tugasnya.

Affan tersenyum getir mengingat kenangan manis itu. Senyum bahagianya memudar, berganti dengan wajahnya murung yang memenjarakannya dalam kenangan.

"Om .... Apakah ada yang membuatmu bersedih?" Aira telah selesai dengan tugasnya dan mendapati suaminya itu terlihat murung.

"Ah, tidak. Aku hanya mengantuk saja," elak Affan lalu pura-pura menguap.

Aira tersenyum. Dia berpikir bagaimana cara untuk menyenangkan hati suaminya. Di depan Affan dia melepaskan hijabnya lalu pergi ke almari Affan.

Affan merasa bingung saat melihat Aira mengambil sebuah kemeja miliknya. Dia pikir istrinya itu sedang melamun sehingga salah membuka almari. Masih dengan keheranannya, Affan terus menatap Aira.

Rupanya Aira memang sengaja mengambil kemeja milik Affan. Perlahan dia melepaskan gamisnya dan membiarkannya jatuh begitu saja.

"Astaghfirullah!" Affan memutar tubuhnya menghadap ke arah lain sambil memegangi dadanya yang berdegup kencang.

Saat ini imannya sedang diuji dengan penampakan tubuh indah Aira. Jiwa kelelakian Affan bergejolak dan meracuni pikirannya dengan hal-hal dewasa antara seorang pria dan wanita.

Getaran yang dia rasakan semakin kuat ketika Aira berdiri di hadapannya memakai kemejanya. Aira sengaja membuka tiga kancing bagian atas sehingga memperlihatkan area sensitifnya.

Tangan Affan gemetar saat Aira memeluknya. Sejenak dia memejamkan matanya sebelum membalas pelukan itu. Affan menahan nafasnya beberapa saat dan berusaha untuk menahan dirinya.

"Aira, jangan main-main dengan seorang pria dewasa. Aku tidak ingin kamu menyesal." Suara Affan terdengar begitu berat seperti sedang menahan sesuatu.

Aira tidak bergeming dan memeluk Affan semakin erat. Affan sudah memberinya kebahagiaan, sudah saatnya dia memikirkan cara untuk membalasnya.

****

Bersambung ....

1
Sri Mulyati Sugiarsih
ceritanya bagus bikin greget❤️
Wandi Fajar Ekoprasetyo
lah enak sekali minta istirahat d ruangan boss....kan ada ruangan lain Hana yg bisa d pake buat istirahat karyawan
💗 AR Althafunisa 💗
Ini kenapa pada jadi janda semua sih... Jangan sampe nambah deretan ikut bulu 😂 buat Bimo juga, udah punya bini 😬
💗 AR Althafunisa 💗
Ya ampun, ujian datang bertubi-tubi ketika Affan memutuskan menikah. Ulat bulu bertebaran di mana-mana, ampun deh jadi orang ganteng + kaya 😩
💗 AR Althafunisa 💗
Luar biasa
Wandi Fajar Ekoprasetyo
owh.....kampung mertua ini Klaten.....jd pengen pulkam hehhehe
guntur 1609
gmna nasibnyanktia ya
guntur 1609
kalian terlalu lembek. sehingga kelembutan kalian disalah artikan sama duo monyet
guntur 1609
dasar pelakor gak tahu diri
guntur 1609
dasar wong gemblung
guntur 1609
aura tek dung kau buat. karna ku gempur terus
guntur 1609
dia mau mgajakmu bulan madu tk nyuci kerisnya
guntur 1609
umur gak masalah yg penting si joni masih tetap on
guntur 1609
hahaha zoooonkk
guntur 1609
kau pusing karena gak pernah kau keluarkan tu susu kental manismu
guntur 1609
Affan dapat calon daun muda nih
Mei Mei
Luar biasa
Rina Herfina
cerita bagus ,TPI aku orang nya suka baca TPI tak suka komentar
Mamah Alfa
lanjutan nya apa thor
nur
kapan kehidupan faya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!