Satu kesalahan ku yang sangat aku sekali dalam kehidupan ini. Yaitu memaafkan sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang akhirnya membawa ku jatuh menjadi wanita yang hidup pada masa lalu karena sakitnya sebuah pengkhianatan.
Suami ku adalah dalang dari rasa sakit ini. Dengan alasan anak aku mencoba untuk bertahan. Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi hidup dalam bayang-bayang rasa sakit dikhianati,dan diam-diam aku membuat sebuah keputusan besar yang tak pernah disadari oleh suami ku.
Ingin tahu keputusan besar apa yang akan diambil ? hai readers tercinta,silahkan membaca kelengkapan alur cerita ini sampai selesai ya ? Aku yakin kalian pasti akan terhibur. Selamat membaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 Aku Setuju Bercerai
Sudah beberapa hari ini Mas Dani tak pernah lagi menghubungi ku. Bahkan meskipun hanya untuk sekedar menanyakan putrinya. Aku pun merasa sangat tenang menjalani hari-hari ku. Kinara yang semakin dewasa,memudahkan ku untuk berkarya membuat novel dengan baik. Waktu yang banyak serta pekerjaan yang tak lagi menumpuk seperti dulu,mendukung ku untuk berkonsentrasi menghasilkan sebuah karya yang bagus serta menarik minat para pembaca.
Karya yang baru saja aku luncurkan,bisa ku tamatkan dalam kurun waktu dua Minggu. Dan selain itu,lagi-lagi aku mendapatkan sebuah kejutan. Salah satu karya ku berhasil di terbitkan. Hal ini membuat ku mendapatkan bayaran yang cukup besar,sehingga mampu membuatku untuk mengontrak rumah. Aku pun memiliki niat untuk hidup tak bergantung lagi pada bibi Zahra. Lagipula aku tak enak hati jika suatu saat anaknya pulang. Dan disinilah aku duduk bersama bibi Zahra sambil mengutarakan keinginan ku untuk mengontrak rumah.
"Bi,aku ingin tinggal jauh dari sini dan mengontrak rumah. Biar nggak di ganggu terus sama Mas Dani dan keluarganya untuk sementara." Ungkap ku dengan alasan yang sengaja aku buat.
"Apa kamu yakin dia nggak bakalan tahu kamu pindah nya ke mana ?" Jawaban Bibi Zahra sejenak membuat ku kembali berpikir. Sepertinya aku pun setuju dengan apa yang diKatakan oleh wanita baik hati itu. Jika dipikir-pikir lebih berbahaya apabila aku tinggal di tempat lain dan tak ada orang yang baik seperti Bibi Zahra. Bisa-bisa Mas Dani berbuat macam-macam.
"Iya juga Bi. Tapi ...." Ucapan ku langsung terpotong oleh kata-kata yang keluar dari mulut bibi Zahra.
"Kamu nggak enak karena tinggal sama aku ?" Bibi Zahra menatap ku lembut. Tatapan khas seorang ibu yang penuh kasih.
"Mmmm ....Aku tampak ragu untuk menjawab.
"Key,aku senang kamu temani di rumah ini. Aku takut jika tiba-tiba sakit dan tak ada yang menolong ku. Dengan adanya kalian berdua bersama Kinara,hati ku merasa sangat tenang. Seolah-seolah hidup bersama anak dan cucu. Jangan kuatir kan banyak hal Key. Anggap saja aku yang meminta mu tinggal di sini. Sekalipun dirimu bercerai dengan Dani. Tetaplah di sini." Ucapan Bibi Zahra yang sedikit mengandung permohonan,membuat ku merasa bersalah karena telah membuat wanita baik itu sedih.
"Baiklah Bi,Aku dan Kinara akan tetap di sini. Bibi pun nggak boleh memikirkan banyak hal. Mulai saat ini aku tak akan lagi berniat untuk pergi ke tempat lain."
"Makasih key. Anak ku akan membantu mu suatu saat jika kamu butuh bantuan."
"Emang bisa Bi ? Kan anaknya lagi di luar negeri." Tanya ku tak percaya dengan perkataan bibi Zahra.
"Bisa dong,kan anak bibi banyak kenalannya di sini." Terlihat Bibi Zahra tersenyum penuh rasa bangga saat membicarakan hal itu.
"Wow,hebat ya. Sepertinya aku ingin tahu seberapa pengaruhnya temannya di sini." Ujar ku penuh rasa penasaran.
"Tunggu saja. Kamu akan sangat terkejut key. Eh,ngomong-ngomong wajah mu makin berseri key . Ternyata kulit mu sangat cocok sama produk itu." Bibi Zahra menyentuh lembut kulit wajah ku sambil menatap penuh kagum.
"Iya Bi. Ini semua berkat bibi. Aku makin cantik." Jawab ku dengan ekspresi yang memang bahagia tanpa ku buat-buat.
"Syukurlah,bibi ikut senang. Kalau habis bilang aja. Nanti anak bibi yang beli. Soalnya di sana murah katanya."
"Ah nggak usah Bi. Aku bisa beli sendiri. Dah punya gaji soalnya."
"Oya,lancar ya gaji novelnya ?"
"Iya Bi. Puji Tuhan. Bulan ini ada satu karya yang diterbitkan."
"Ow,pantas ya,ada yang mau nyari rumah baru." Gurau Bibi Zahra hingga membuat ku tersenyum malu.
" Tetap semangat key. Jadilah penulis yang hebat. Buat Kinara bangga punya ibu seperti kamu." Sambil berkata,bibi Zahra mengelus lembut pucuk kepala putri ku itu yang langsung dibalas dengan senyuman manis nan polos.
...----------------...
Di suatu sore,saat sedang mengambil pakaian di jemuran belakang rumah Bibi Zahra. Tanpa sengaja aku mendengar suara tawa wanita berasal dari rumah Mas Dani. Karena ingin tahu yang tinggi aku pun pergi ke sana sekedar untuk melihat-lihat. Dan ternyata,pemandangan di depan mata ku sungguh membuat ku terkejut.
Asna. Wanita yang selama ini selalu membayang-bayangi rumah tangga ku ternyata berada di sana. Dan hal yang membuat ku semakin terkejut,ternyata bukan hanya Mas Dani dan wanita itu,mama mertua juga ada.
Suara tawa Asna tiba-tiba terhenti saat melihat ku. Sepertinya ada sedikit rasa takut yang ia tunjukkan. Namun berbeda dengan mama mertua,seolah-olah apa yang terjadi saat itu adalah hal yang wajar,ia tampak biasa dan justru berkata.
"Bagaimana ? Apa kamu terkejut ? Inilah akibatnya jika menjadi wanita keras kepala dan tak mendengar suami. Kaget kan liat Dani bisa membawa wanita lain saat kamu minggat ?" kata-kata mama mertua sungguh di luar dugaan. tanpa rasa malu malah menyalahkan ku.
Kali ini,aku tak ingin diam lagi. Aku harus melawan perkataan tak berperasaan dari mama mertua. Aku sudah tak perduli apapun yang terjadi setelah ini.
"Kaget ? Nggak sama sekali ma. Aku sudah terbiasa dengan kelakuan Mas Dani yang selalu bersama wanita ini!" Tunjuk ku pada Asana yang saat itu langsung terlihat berang dan ingin menyahut,namun keburu langsung di sambar oleh Mas Dani.
"Apa maksud mu Key ? Jangan membuat fitnah!" Ujar Mas Dani membela mantan kekasihnya itu.
"Hahaha....jangan pikir aku nggak tahu semua apa yang kamu lakukan selama ini Mas. Kamu sering keluar bersamanya tanpa sepengetahuan Ku. Dan aku memiliki buktinya." Ucap ku dengan lantang tanpa sedikit pun merasa takut. Saat ini bukan rasa sakit yang aku rasakan saat melihat suami ku bersama wanita lain,melainkan perasaan marah yang sangat memuncak di dalam dada dan ingin segera aku tuntaskan. Beruntung Kinara sedang bermain bersama bibi Zahra tadi saat ku tinggalkan mengambil jemuran,sehingga saat ini aku bebas menghajar kedua manusia tak berperasaan. Ah,tiga maksud ku. Termasuk mama mertua.
"Ah,biarkan saja Dani. Lagipula memang ini yang dia inginkan. Kalau nggak kan,pasti tetap bertahan di rumah mengurus suami." Tambah mama mertua semakin memperkeruh keadaan.
"Oh,ternyata mama selama ini mendukung kelakuan bejat putra mama ya ? Hati-hati loh ma,karma itu ada."
"Key berhenti! Jangan berkata seperti itu pada orang tua ku." Sambar Mas Dani dengan wajah merah padam.
"Jadi,hanya mama mu yang boleh berkata-kata sesuka hatinya ?" Balas ku tak mau diam.
"Dasar wanita kurang ajar! Mulai saat ini kita bercerai. Dan tunggu saja surat cerai dari ku." Ucapan Mas Dani yang penuh kemarahan itu langsung aku jawab.
"Oke! Aku tunggu." Jawab ku dengan santai hingga membuat ketiga orang itu ternganga,tak menyangka dengan jawaban yang aku ucapkan. Kutinggalkan mereka tanpa pamit,dan pulang ke rumah bibi Zahra. Tak ada penyesalan. Hati ku justru merasa lega karena sebentar lagi akan terlepas dari keluarga toxic seperti mereka.