Menjebak Cinta Gus Tampan

Beberapa waktu telah berlalu.

Ayudia beserta sang ayah kembali menyambangi rumah Kyai Sulaiman. Ada rasa getir di hati Kimmy jika hubungan keduanya harus kandas karna ulah, dan keegoisannya.

Semua orang berkumpul di ruang tamu di kediaman Kyai Sulaiman, termasuk Kimmy sendiri berada di sana.

"Ayudia, aku sebelumnya aku minta maaf padamu karna calon suamiku menikahiku lebih dulu, aku mengaku salah itu sebabnya seminta maaf." Semua orang tercengang mendengar permintaan maaf dari wanita yang keras kepala itu, baik Ridwan, Risma serta Riza, Ayudiapun tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

'Apa Kimmy sudah berubah dan hatinya mulai lunak' begitulah pikir semua orang. Tapi prasangka itu segera terpatahkan saat Kimmy menyambung ucapannya.

"Tapi aku tidak menyesal sama sekali." Kimmy tersenyum kecut, "Karna bagiku cinta harus di perjuangkan, tindakanku menjebak si Agus adalah bagian dari perjuangan cintaku." Ia berkata tegas tanpa keraguan sedikitpun.

Sudah Ridwan duga istrinya tetaplah Kimmy yang tindakannya selalu di luar nalar, Ridwan menggelengkan kepala dengan bibir yang tersenyum samar, sedangkan yang lain hanya terbengong takjub. Hanya Kyai Sulaiman yang mengulum senyum ia sedikit tak percaya gadis unik itu adalah menantunya.

"Lalu untuk apa Ning Kimmy meminta maaf padaku? Jika Ning tidak menyesal." Ayudia benar-benar jengkel dengan istri dari pria yang ia cintai, Ayudia pikir saat Kimmy meminta maaf maka Kimmy akan mengembalikan pujaan hatinya tapi sayangnya itu tidak terjadi.

Ning adalah panggilan sebagian di daerah sekitaran tanah untuk anak perempuan atau seorang menantu perempuan dari pemilik pondok atau Kyai di sebuah pesantren.

"Aku minta maaf karna yang kulakukan menjebak si Agus adalah kesalah, tapi mencintainya itu bukan kesalahan jadi aku tidak menyesal untuk itu. "

Ridwan sudah bisa menebak itu, ada saja jawaban yang nyeleneh dari Kimmy, istrinya itu nampak angkuh dengan mengangkat dagu dan tangan yang terlipat di atas perut.

"Tapi kau telah merebut calon suami putriku." Kali ini Suhari yang mengatakan itu, ayah dari Ayudia.

"Ya, hanya calon pak. Lalu apa yang dilakukan putri bapak sekarang? Dengan berani putri bapak meminta untuk di nikahi suamiku, menurutmu bagian mana yang lebih baik?."

"Jika saja kau tidak menjebak Gus, mungkin mereka kini telah menikah."

"Dan Faktanya tidakkan? Pria itu sudah menikahiku." Terdapat seringai puas di wajah gadis itu.

"Ku mohon Ning

Kimmy jangan mempersulit maksud baik kami sebelumnya. " Ayudia mengatakan itu dengan raut memohon serta tangan yang mengatup di dada.

"Apa kau sadar tengah memohon untuk sesuat milik orang lain Ayudia?" Risma terbawa suasana seakan melihat masalalu di hadapannya dan itu membuat hatinya bergemuruh.

Ridwan masih diam ia masih menyusun kata, sungguh ia tidak ingin ucapannya melukai siapapun.

"Tentu saja Ayudia, tentu saja aku tidak ingin menjadi kebahagiaan siapapun. Aku akan mengijinkan suamiku menikahimu"

Ridwan menegakan tubuhnya dan menatap istrinya dengan tajam, bisa-bisanya wanita nakal itu tadi dia bilang mencintainya tapi sekarang Kimmy memberi ijin untuknya menikah lagi, rasanya ingin Ridwan banting saja istrinya ke atas ranjang.

Ayudia merekahkan senyuman paling indah yang ia miliki.

"Maksudmu apa, Dek? Mengapa berbicara seperti itu."

"Kau senang? Aku memang mengijinkanmu menikahi Ayudia ataupun wanita manapun dengan syarat kau harus menceraikan aku terlebih dahulu."

"Jaga bicaramu Dek! Aku tidak akan menceraikamu sampai kapanpun, kau istriku dan akan selamanya menjadi istriku." Ridwan meninggikan suaranya dan langsung berdiri menghampiri istrinya.

"Kau sadar apa yang kau katakan? Jika kau tidak menceraikan aku tidak akan ada pernikahan antara kau dan Ayudia, itu syarat mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat."

"Ya, aku sadar dan sangat sadar."

"Maaf Ayudia, aku tidak bisa menikahimu. Terlepas dari seperti apa aku menikah dengan Kimmy aku sudah menerima dengan ikhlas takdirku, maaf jika aku melukaimu Ayudia, sungguh sejak awalpun aku tidak mempunyai niatan untuk mempunyai dua istri. Aku ini manusia biasa dan sadar diri jika aku tidak akan sanggup berbuat adil."

"Tidak Gus, tidak, ku mohon jangan lakukan itu, tidak apa-apa jika Gus tidak berbuat adil padaku, tapi tolong nikahi aku Gus, aku mohon." Ayudia sampai berlutut dengan air mata yang membasahi seluruh permukaan wajahnya.

kimmy merasa kasihan dan hatinya ikut merasa sakit hati, sepertinya ia harus segera pergi tak sanggup jika Ridwan berubah pikiran.

"Lakukan apa yang menurutmu benar, tapi aku tidak akan mengubah keputusanku." Kimmy segera beranjak, ia menepis kasar tangan suaminya yang mencekal tangannya. Kimmy butuh udara segar agar hatinya tidak pengap.

.

Di sinilah Kimmy berada menatap danau buatan yang berada persis di sebelah pojok pondok, terdapat beberapa bunga teratai di atas permukaan danau itu

Kimmy marah dan kesal, ia juga bersedih tapi entah mengapa air matanya enggan keluar.

"Calon janda lagi apa?"