Tak semua wanita ikhlas untuk dimadu, hanya wanita-wanita terpilih yang bisa menerima hal itu.
Cordelia Almira seorang perawat cantik dan Istri dari Manajer Eksekutif the Star Resort Jerone Rigel Ervinosa. Mereka telah menikah selama 5 tahun, tetapi belum juga dikarunia seorang anak.
Meskipun belum dikaruniai buah hati, hubungan pernikahan mereka tetap harmonis tak ada yang berubah sampai suatu hari hadirlah seorang wanita di tengah-tengah mereka.
Setelah ditinggalkan oleh kedua orang tua serta kakaknya. Kini pernikahan yang awalnya penuh warna pelangi menjadi hitam gelap dan berkabut.
Akankah Elia bisa mempertahankan pernikahanya dan menerima untuk dimadu, atau sebaiknya?
Kalian bisa follow ig author : Novi_Rahajeng
Dan bisa baca karya author yang judulnya Papa Bucin yang posesif.
Karya ini adalah orisinil cerita dari author sendiri. Jadi, dilarang keras plagiat!
Cover by : Novi Rahajeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi rahajeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Canggung
Selesai melakukan pemeriksaan, Simon mengantar Elia pulang ke rumah. Hubungan mereka terlihat sangat canggung gara-gara sejak tadi, ibu-ibu hamil, para dokter dan suster yang memeriksa Elia mengira bahwa mereka adalah pasangan suami istri.
Tapi Elia juga tidak bisa menyalahkan orang-orang berasumsi seperti itu karena memang Simon yang mengurusi semuanya bagaikan seorang suami siaga.
Apalagi di lihat dari wajah Elia dan Simon, mereka memang terlihat sebaya, tetapi jika di lihat dari umur Elia lebih tua 3 tahun. Namun, Elia juga tetap tidak enak dengan Simon yang terus di anggap sebagai suaminya karena selalu menemani, dan menjaganya. Ia takut nanti kalau Simon punya kekasih dan tahu hal ini pasti dia akan salah paham.
Kenapa mbak Elia diam dan seperti sedikit menghindar ya? Apa dia gak suka kalau orang lain menganggapku sebagai suaminya? Mon ... Mon, seharusnya lo tu jangan terlalu berharap kalau mbak Elia akan punya perasaan yang sama ke elo!
Keheningan di dalam mobil membuat mereka menyelam dalam lamunanya masing-masing sampai tidak sadar kalau sudah sampai di depan rumah Elia.
"Sudah sampai, Neng," ujar supir taxi itu.
"Eh, Iya pak," jawab Elia dengan sedikit terkejut. Ketika menyadari bahwa sudah sampai depan rumahnya, Elia ingin membayar biaya taxi, tetapi lagi-lagi Simon yang sudah membayarnya duluan.
"Eh, mon. Biar aku aja yang bayar," ucap elia saat melihat simon memberikan uang kepada supirnya.
"Udah, gapapa."
Setelah itu, Simon keluar terlebih dahulu, lalu membukakan pintu mobil untuk Elia. Ia juga mencoba menggendong Elia turun dari mobil.
"Kamu mau ngapain?" tanya Elia saat melihat simon sudah ingin mengangkat tubuhnya.
"Mau gendong mbak lah," jawab simon santai.
"Aku bisa jalan sendiri kok," elaknya. Namun, Simon tidak memperdulikan ucapan Elia karena dokter memang menyarankan Elia untuk jangan banyak bergerak, ataupun melakukan hal yang berat - berat dulu.
Aroma tubuh Simon menyeruak masuk ke panca indra Elia, wajah tegas itu terlihat sangat serius dan tulus membantunya.
Kenapa kamu sebaik ini sama aku sih, Mon ... Padahal kita juga belum lama kenal. Batin Elia yang masih menikmati memandang wajah tegas dan tampan itu.
Sesampainya di depan pintu, Simon menurunkan tubuh Elia terlebih dulu agar bisa membukakan pintu rumah.
"Jangan menatapku seperti itu mbak, nanti jatuh cinta loh!" gurau Simon dengan tersenyuman di bibirnya.
"Ih, apaan sih!" elak Elia yang mencoba pergi meninggalkan Simon, tetapi tiba-tiba dia tersandung dan hampir saja terjatuh lagi. Untung Simon sigap menangkap tubuhnya, jarak mereka saat ini begitu dekat sampai aroma nafas simon saja tercium oleh Elia.
Kenapa jantungku berdetak gak karuan seperti ini sih! Tatapan mata Simon sungguh ...
Sumpah! Jantungku berdetak begitu cepat sekali, apa mau copot? Tatapan mata mbak Elia sungguh memabukkan, tenang Simon, tahan ...
Setelah itu Simon membantu Elia berdiri tegak kembali. Suasananya terlihat begitu canggung sekali, Elia ingin segera pergi masuk kamar dan menutup wajahnya di bawah bantal.
Tapi, tiba-tiba Runi dan Jingga datang.
"Halo ...," seru Runi dan Jingga.
"Runi, Jingga!" ucap Elia yang sedikit terkejut melihat Runi dan Jingga tiba-tiba datang tanpa memberitahu terlebih dahulu.
"Kalian lagi ngapain berduan di depan pintu?" tanya Runi.
"Oh, kita tadi baru pulang dari ru___
" Rumah tetangga, "sela Elia.
Simon menoleh Ke arah Elia karena bingung kenapa Elia mengatakan habis dari rumah tetangga. Runi dan Jingga saling tatap karena merasa aneh saat mendengar jawaban dari Elia.
Ada hubungan apa mereka sampai ke rumah tetangga bersama? Apa jangan-jangan ... Batin Runi dan Jingga.
"Kalian pacaran?" seru Runi dan Jingga bersamaan.
Elia dan Simon terbelalak saat mendengar ucapan Jingga dan Runi yang mengira mereka pacaran. Elia segera menjitak kening Runi dan Jingga yang sudah berpikiran yang tidak-tidak.
"Au ... sakit, El," lirih Jingga dan diangguki oleh Runi.
"Habisnya kalian kalau ngomong gak di saring dulu sih! Mana mungkin aku pacaran sama Simon, kalian juga tahu kalau Aku itu belum cerai dari Rigel. Aneh-aneh aja deh," gerutu Elia.
"Ya habisnya, kalian juga aneh sih. Kenapa ke rumah tetangga bersama? Memangnya tetangga kalian sama? Ya pantes aja kalau kita curiga dengan kalian berdua," jelas Runi.
Saat melihat Simon membawa kantong plastik, Jingga segera merampasnya. Elia terkejut dan ingin mengambilnya kembali, tetapi Jingga segera pergi menjauh.
Ketika melihat apa isi di dalam kantong itu, Jingga mengerutkan kening.
"El, kamu sakit?" tanya Jingga.
"Sakit? Kamu seriusan sakit, El," ucap Runi yang segera mengecek kening Elia, tetapi tidak demam atau apapun.
"Gak demam, kok!"
"Aku gapapa kok, itu tadi hanya pemeriksaan kandungan biasa," pungkas Elia.
Jingga memicingkan mata, Ia tahu kalau Elia sedang berbohong dengannya. Dia adalah dokter kandungan juga jadi tahu apa yang telah terjadi dengan Elia dari obat dan juga dari buku hasil pemeriksaan Elia.
Jingga mendekati Elia, dan menatapnya lekat-lekat. "Apa sebenarnya yang sudah terjadi, El? Kamu habis jatuh?" tanya Jingga lagi dengan wajah yang jauh lebih serius. Namun, Elia terdiam, Ia tidak ingin masalah ini menjadi panjang.
"Simon, apa yang sudah terjadi? Bukankah Kamu berjanji mau menjaga Elia," ujar Jingga yang giliran menatap Simon lekat-lekat.
Sedangkan Runi, bingung apa yang ucapan Jingga sehingga Ia hanya terdiam dan mengamati.
"Em ... maaf kak kalau aku lalai dalam menjaga mbak Elia," ungkap Simon.
Jingga mengerutkan keningnya. " Aku hanya butuh penjelasan, bukan kata maaf,"pungkasnya.
Setelah itu, terpaksa Simon mengatakan yang sebenarnya terjadi kalau Elia memang habis jatuh akibat bertengkar dengan istri muda Rigel. Mendengar penjelasan Simon, tangan Jingga mengepal kuat, raut wajahnya sudah berubah begitu menakutkan.
" Kurang ajar! Berani-beraninya wanita itu mencelakai Elia," gumam Jingga yang sudah mau pergi untuk menemui Claire.
"Jing, kamu mau kemana?" teriak Runi dan Elia.
"Mbak, jangan lari-lari," cegah Simon saat melihat Elia juga ingin mengejar Jingga.
"Tapi, Jingga ..." lirih Elia yang terlihat cemas ketika melihat Jingga pergi dengan raut wajah penuh kemarahan.
"Biar aku yang urus, mbak istirahat saja di rumah,"pinta Simon.
Sedangkan Runi, terus menggedor-gedor pintu mobil Jingga untuk menghalanginya pergi. Namun, tetap tidak di hiraukan oleh Jingga. Ia terus melajukan mobilnya menembus jalanan menuju kantor polisi. Tadi, Simon sempat mengatakan bahwa Claire di bawa ke kantor polisi yang tidak jauh dari puskesmas sehingga Jingga segera kantor polisi itu lewat google maps.
***
Di sisi lain, terlihat Claire tengah menunggu temannya datang untuk membebaskannya. Berhubung jarak bandung dan jakarta cukup jauh, membutuhkan beberapa jam untuk bisa sampai di sana.
Claire sudah merasa bosan dan jenuh terus duduk di depan meja polisi, perutnya juga mulai terasa kram, saat ini Ia sangat membutuhkan kasur untuk Ia berbaring.
"Kenapa Jack lama sekali sih? Bisa-bisa jamuran Gue di sini!" lirih Ken yang terus memperhatikan pintu masuk kantor polisi.
Tak lama kemudian, Claire melihat Jack datang. Ia melambaikan tangan ke arah Jack untuk memberitahukan keberadaanya.
"Claire! Kamu gapapa? Apa yang sudah terjadi? Kenapa bisa berada di kantor polisi?" Jack melontarkan berbagai pertanyaan sambil mengecek tubuh Claire. Ia takut ada sesuatu telah terjadi, tali untung saja Claire tidak terluka sedikitpun.
"Ceritanya panjang, tapi bisakah Kamu bebaskan aku dulu dari sini! Aku sudah tidak betah berada di sini, pengen pulang," pinta Claire.
"Baiklah, aku akan mencoba membebaskan Kamu," pungkas Jack yang seketika membuat Claire mengulas senyum.
...****************...
Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya.
Maaf kalau upnya telat-telat karen banyak tugas, tali Author usahakan akan up setiap hari lagi. Enjoy guys...
kesempatanmu gak akan datang lagi rigel
Thor sama dengan cerita ' lainya
lagu lama
setiap dalam kasus cerai harus ada laki " lain