Di dunia di mana Spirit Master harus membunuh Spirit Beast untuk mendapatkan Spirit Ring, Yin Lian lahir dengan kekuatan yang berbeda: Kontrak Dewa. Ia tidak perlu membunuh, melainkan menjalin ikatan dengan Spirit Beast, memungkinkan mereka berkembang bersamanya. Namun, sistem ini dianggap tabu, dan banyak pihak yang ingin melenyapkannya sebelum ia menjadi ancaman.
Saat bergabung dengan Infernal Fiends Academy, akademi kecil yang selalu diremehkan, Yin Lian bertemu rekan-rekan yang sama keras kepala dan berbakatnya. Bersama mereka, ia menantang batas dunia Spirit Master, menghadapi persaingan sengit, konspirasi dari akademi besar, serta ancaman dari kekuatan yang mengendalikan dunia di balik bayangan.
Di tengah semua itu, sebuah rahasia besar terungkap - Netherworld Spirit Realm, dimensi tersembunyi yang menyimpan kekuatan tak terbayangkan. Kunci menuju puncak bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga keberanian untuk menghadapi kegelapan yang mengintai.
⚠️pict : pinterest ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 15
Xu Feiyan tidak langsung menjawab. Ia menyilangkan tangannya di depan dada, menatap Yin Lian dengan ekspresi yang sulit ditebak.
Setelah beberapa detik hening, ia berkata dengan nada datar, “Karena aku tahu seseorang dengan martial soul yang lemah… sangat tidak mungkin memiliki Innate Full Spirit Power.”
Yin Lian menyipitkan matanya.
Xu Feiyan melanjutkan dengan nada penuh keyakinan, “Dan jika seseorang seperti itu memiliki Innate Full Spirit Power, pasti ada martial soul lain yang lebih dari sekadar Phantom Shadow milikmu.”
Kata-katanya membuat Yin Lian membatu.
Bagaimana mungkin orang ini bisa menebaknya dengan begitu akurat? Apakah ada yang sudah mengetahui rahasia ini sebelumnya? Atau mungkin… dia hanya mengira-ngira?
Yin Lian menunduk sedikit, ekspresinya berubah ragu.
Sejak kecil, ayahnya selalu berpesan untuk tidak menunjukkan martial soul keduanya kepada siapa pun. Tidak peduli seberapa dekat atau seberapa dipercayanya orang tersebut.
Tapi sekarang, seseorang yang baru saja ditemuinya menebak rahasia itu begitu saja.
Apa yang harus kulakukan?
Tangan Yin Lian mengepal. Dalam benaknya, suara ayahnya terdengar jelas:
“Jangan tunjukkan pada siapa pun, bahkan jika mereka terlihat bisa dipercaya.”
Namun…
Dia juga tahu, semakin dia menyangkal, semakin curiga Xu Feiyan terhadapnya.
Yin Lian menghela napas dalam. Jika dia ingin mengendalikan situasi ini, mungkin satu-satunya cara adalah dengan mengendalikan narasi sebelum Xu Feiyan mulai menggali lebih dalam.
Akhirnya, dengan sedikit ragu, tangan kirinya perlahan terangkat.
Ruangan itu langsung terasa lebih dingin.
Dari telapak tangannya, kabut hitam pekat mulai menyelimuti udara. Kabut itu berputar, menggeliat seperti makhluk hidup, sebelum berkumpul membentuk sesuatu yang tajam.
Suara dentingan logam terdengar.
Sebuah sabit besar berwarna hitam legam muncul di genggaman Yin Lian, memancarkan aura kelam yang begitu kuat.
Ghost Reaper Scythe.
Xu Feiyan, yang semula berdiri dengan ekspresi tenang, langsung berubah diam.
Matanya membesar sesaat, tetapi dalam waktu singkat, dia berhasil mengendalikan reaksinya. Ia menarik napas pelan, lalu berjalan mendekat, menatap sabit itu dengan seksama.
“Jadi dugaanku benar,” gumamnya lirih.
Tangannya hampir terangkat untuk menyentuh sabit itu, tetapi di detik terakhir, ia mengurungkan niatnya. Aura yang dipancarkan oleh martial soul ini bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng.
Xu Feiyan mengalihkan pandangannya ke Yin Lian. “Martial soul ganda… Kau benar-benar memilikinya.”
Yin Lian masih diam, tetapi sedikit mengernyit.
“Martial soul ganda?” tanyanya, tidak benar-benar memahami maksud kata-kata itu.
Xu Feiyan mengangguk. “Tidak banyak Spirit Master yang terlahir dengan dua martial soul. Dari seribu orang, mungkin hanya satu atau dua yang memilikinya. Kemungkinan lahirnya sangat rendah. Dan dari mereka yang memilikinya, hanya sedikit yang mampu menguasai keduanya dengan baik.”
Ia kemudian mengamati sabit di tangan Yin Lian sekali lagi, sebelum berkata, “Tapi milikmu… berbeda.”
Yin Lian menatapnya tajam. “Maksudmu?”
Xu Feiyan terdiam beberapa saat, seolah mencari kata-kata yang tepat.
“Martial soul ini… terasa berbeda dari kebanyakan martial soul ganda yang pernah kudengar. Aku bisa merasakan ada sesuatu yang tidak biasa dari energinya.”
Mendengar itu, Yin Lian semakin waspada.
Xu Feiyan tiba-tiba menarik napas panjang, lalu dengan suara yang lebih serius, ia berkata, “Kau harus menyembunyikan ini dari yang lain.”
Yin Lian terkejut.
Itu… persis seperti yang dikatakan ayahnya.
Tangan Yin Lian sedikit mengencang pada gagang sabitnya sebelum akhirnya ia mengangguk dan membuat Ghost Reaper Scythe itu menghilang. Kabut hitam kembali berputar di udara, lalu lenyap begitu saja.
“Kenapa?” Yin Lian akhirnya bertanya. “Kenapa ayahku dan kau sama-sama menyuruhku untuk menyembunyikannya?”
Xu Feiyan tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Yin Lian sejenak, sebelum akhirnya berkata dengan suara rendah, “Ada hal-hal yang lebih baik tetap tersembunyi.”
Jawaban itu sama sekali tidak memuaskan Yin Lian.
Namun, ia tahu bahwa jika Xu Feiyan memilih untuk tidak berbicara lebih lanjut, maka tidak ada gunanya memaksanya.
Xu Feiyan akhirnya menghela napas dan berkata, “Pergilah ke asramamu. Jangan terlambat untuk makan malam.”
Yin Lian menatapnya sekali lagi sebelum akhirnya mengangguk pelan. Ia berbalik, berjalan menuju pintu, tetapi saat tangannya hampir menyentuh pegangan, suara Xu Feiyan kembali terdengar.
“Xiao Lian.”
Langkahnya terhenti.
“Aku tidak tahu bagaimana kau mendapatkan martial soul itu… dan aku tidak akan memaksamu untuk memberitahuku. Tapi percayalah, lebih baik kau berhati-hati dengan orang yang ingin tahu terlalu banyak.”
Kata-kata itu membuat Yin Lian sedikit menggigit bibirnya.
Tanpa menoleh, ia membuka pintu dan keluar dari ruangan.
Saat pintu tertutup di belakangnya, pikirannya masih dipenuhi kebingungan.
Apa sebenarnya martial soul ini…?
Kenapa semua orang ingin dia menyembunyikannya?
Dan yang paling penting—apa yang sebenarnya diketahui Xu Feiyan, tetapi tidak mau ia katakan?
Yin Lian berjalan menyusuri lorong akademi dengan langkah mantap. Setelah keluar dari ruangan Xu Feiyan, pikirannya masih dipenuhi oleh kata-kata wanita itu tentang martial soul-nya. Namun, ia harus menyelesaikan urusan lain—mengambil seragam akademi sebelum makan malam.
Di depannya, ada sebuah ruangan dengan pintu kayu yang sedikit terbuka. Tanpa ragu, ia mengetuk dua kali sebelum mendorongnya perlahan.
Di dalam, ada dua pria paruh baya, keduanya mengenakan seragam akademi Tianlong. Salah satu dari mereka berdiri dengan sebuah seragam di tangannya, sementara yang lain duduk di balik meja, tampak sibuk dengan catatan di depannya.
Pria yang berdiri menatap Yin Lian sekilas, lalu mengangkat alisnya. "Kau Yin Lian?" tanyanya sambil mengulurkan seragam.
"Benar," Yin Lian menerima seragam itu dengan sopan.
Pria itu mengangguk, tetapi nada suaranya terdengar sedikit heran. "Kau seharusnya mengambil ini lebih awal. Mengapa baru datang sekarang? Makan malam akan segera dimulai."
"Aku berbincang dengan Guru Xu," jawab Yin Lian tenang, meski tidak menyangka akan ditanyai seperti itu.
Sejenak, ruangan itu terasa hening. Kedua pria itu saling bertukar pandang, seakan jawaban Yin Lian mengejutkan mereka. Pria yang duduk di balik meja akhirnya bersuara, nada suaranya terdengar sedikit skeptis.
"Xu Feiyan?" ia mengulang nama itu dengan nada tak percaya. "Kau bilang dia seorang guru?"
Yin Lian mengerutkan kening, merasa ada sesuatu yang aneh dalam pertanyaan itu. "Ya... setidaknya, begitulah yang kutahu," jawabnya, sedikit ragu.
Pria yang berdiri mendengus pelan, sementara yang di meja menghela napas sebelum melanjutkan, "Xu Feiyan bukan bagian dari staf pengajar di Akademi Tianlong."
Mendengar hal itu, Yin Lian terdiam sejenak.
"Bagaimana bisa?" tanyanya, bingung. "Dia sangat berpengetahuan luas, bahkan memahami teori dan sejarah martial soul dengan sangat baik."
Pria yang duduk hanya mengangkat bahu. "Percayalah, kami juga tidak tahu kenapa dia tetap berada di sini. Dia bukan instruktur resmi, hanya... seseorang yang menumpang di akademi."