Novel ketiga author. Komedi Romantis.
Dera, mahasiswa cantik yang mengidolakan seorang pengusaha muda tampan dan terkenal bernama Zayn Wiguna. Namun, Dera harus mengubur dalam-dalam perasaannya, saat Zayn memutuskan bertunangan dengan kekasihnya.
Patah hati membuat hidup Dera berantakan, hingga tanpa sengaja ia justru terjebak dalam situasi yang memaksanya menikah dengan Zayn. Saat Dera tak bisa menghindar, sifat asli Zayn mulai terbongkar, Semua yang ditampilkan di media hanyalah kepalsuan. Dera juga baru mengetahui fakta bahwa Zayn adalah kakak kandung Zayyan, laki-laki yang selama ini dengan tulus mencintainya.
Mampukah Dera mempertahankan perasaannya pada Zayn, atau justru ia akan berpaling pada Zayyan yang jelas-jelas tulus mencintanya?
Sebelum membaca novel ini, disarankan membaca novel author sebelumnya dengan judul *My Amazing Husband* dan juga *Menikahi Anak Sopir*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Halaman samping rumah keluarga Mahendra sudah didekorasi dengan pernak pernik pernikahan serba putih. Kursi-kursi tamu sudah tertata rapi, backdrop pernikahan berhias bunga-bunga mengelilingi namaku dan Dera, enam kursi yang akan menjadi saksi tempatku mengucap sumpah di hadapan Tuhan, untuk menjadikan Dera istriku. Mendadak jantungku kian berdebar kencang. Bisakah aku menjadi suami terbaik untuk Dera nanti?
Acara akad nikah memang hanya dihadiri beberapa anggota keluarga. Semua sesuai keinginan Dera, di luar ruangan dan tanpa wartawan. Sedangkan resepsi akan diadakan di hotel nanti siang dan malam.
Pak Raffi dan penghulu yang akan menikahkan kami sudah duduk di kursi yang disediakan. Sepupu Dera yang akan menjadi saksi pernikahan juga sudah duduk dengan tenang. Kemudian, aku duduk di hadapan Pak Raffi, sedangkan Zayyan yang juga akan menjadi saksi, duduk berhadapan dengan sepupu Dera. Semua sudah siap dan hanya tinggal menunggu Dera.
Aku sangat berdebar menanti kedatangannya. Kenapa lama sekali? Jangan sampai dia kabur dan membuat masalah.
"Kamu pasti gugup ya?" tanya Pak Raffi yang duduk bersebelahan dengan penghulu.
Aku hanya tersenyum menanggapi kata-kata calon mertuaku itu.
"Kak, ini!" Zayyan menyodorkan tisu padaku, pasti karena cuaca makanya aku berkeringat.
"Dera masih dipanggil ibunya, sebentar lagi juga keluar," kata Pak Raffi lagi.
Lagi-lagi aku hanya tersenyum sambil menyeka keringat yang bercucuran di dahiku.
"Itu Dera sudah datang!" kata sepupu Dera yang menjadi saksi pernikahan, yang membuatku menoleh pada tangga besi yang menjadi tempat Dera melangkahkan kaki.
Iya, itu Dera. Kenapa hari ini dia sangat cantik? Gila! Jantungku rasanya seperti mau meledak. Kenapa aku sampai berdebar seperti ini menanti setiap langkah kaki Dera.
Dera berjalan bersama mamanya, dengan kebaya putih pilihanku, ia berjalan semakin dekat denganku. Semakin ia dekat, aku semakin merasa gugup.
Sampai akhirnya Dera duduk di kursi sebelahku. Semerbak wangi bunga melati yang menjuntai dari kepalanya dan menggantung lurus mengenai tubuh bagian depan Dera. Padahal aku juga memakai kalung bunga melati, tapi entah mengapa aroma melati dari Dera benar-benar memikatku.
"Kamu ke mana aja?" tanyaku pada Dera setelah mamanya meninggalkan kami.
"Dari kamar lah!" jawabnya.
"Pasti sudah rindu ya," sahut penghulu yang membuatku mengalihkan perhatian dari Dera. "Kita mulai ijab kabulnya ya."
Rasa gugup kembali melandaku, entah mengapa kalimat yang sudah sejak tadi malam kuhapalkan bersama Kai itu tiba-tiba menghilang dari otakku, aku harus bilang apa ya?
"Emm, boleh saya minum dulu?" tanyaku sambil memegang tengkuk. Kemudian, aku mengambil botol air mineral dan menghabiskannya.
"Kak Zayn beneran haus?" tanya Dera setelah aku menghabiskan air mineral itu.
"Aku lupa nanti bilang apa!" bisikku pada Dera.
"Ehem, bisa kita mulai sekarang?" tanya penghulu yang kujawab dengan anggukan.
Pasrah sajalah, entah apa jadinya nanti.
Penghulu memberikan sedikit ceramah dan nasehat untuk kami sebelum menjalani kehidupan rumah tangga. Lalu, penghulu memberi isyarat untuk Pak Raffi agar menjabat tanganku, dan kami memulai ijab kabul.
Dengan mahar 249 gram logam mulia, juga uang tunai sebanyak Rp. 24.092.000,00, Dera resmi menjadi istriku setelah Zayyan dan Dion mengucapkan kata 'SAH'. Setelah itu penghulu membacakan doa untuk pernikahan kami.
Setelah selesai doa, aku memasangkan cincin pernikahan di jari Dera, lalu Dera juga memasangkannya di jariku. Setelahnya ia mencium tanganku, yang kubalas dengan kecupan di keningnya. Saat mengecupnya, perasaanku menjadi tidak karuan, dan akhirnya aku melepaskan kecupan itu.
"Selamat ya, kalian sudah resmi menjadi suami-istri," kata penghulu.
Kemudian, aku dan Dera mulai menyalami tamu yang merupakan keluarga terdekat kami.
"Selamat ya, semoga pernikahan kalian langgeng sampai di surga nanti, dan semoga kalian segera memberi kami keponakan yang lucu," kata Zea yang kemudian memeluk tubuhku dan Dera bersamaan.
"Makasih ya Ze, semoga setelah ini kamu bertemu jodohmu," doaku dengan tulus untuk saudara kembarku itu.
"Aku kan sudah bertemu, kamu sama Papa aja yang lama kasih restu," jawab Zea yang menghilangkan senyum di bibirku. "Dih, biasa aja kali Zayn."
Zea memang beberapa tahun ini menjalin hubungan dengan Axel, laki-laki yang paling kubenci sejak kecil. Rasanya aku tidak ikhlas jika saudara perempuanku menjadi milik laki-laki menyebalkan itu.
"Selamat ya Kak, kalian memang serasi, semoga kehidupan kalian semakin lebih baik setelah menikah, dan pernikahan kalian abadi," kata Zayyan lalu menyalami kami berdua.
Aku langsung merangkul adikku itu, bagaimanapun juga, dia sangat menyukai Dera yang kini menjadi istriku, dan Zayyan sudah berbesar hati menerima pernikahan kami.
♥️♥️♥️
NB: ini hanya imajinasi othor, jadi jangan sampai komen masalah mahar ya 😂😂
Bab berikutnya kita temukan Pak Raffi dan Arsen, gimana ya kira-kira reaksinya🥰🥰🥰
Tinggalkan jejak cinta kalian, Like, komen, hadiah, vote.
Sampai ketemu lagi 😘😘😘
😏😏😏😏😏
Leh..... ngapain g ambil troli juga....🤦🤦🤦🤦