NovelToon NovelToon
You Can Run, But You'Re Still Mine

You Can Run, But You'Re Still Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Penyesalan Suami / Dark Romance
Popularitas:31.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Raska dikenal sebagai pangeran sekolah, tampan, kaya, dan sempurna di mata dunia. Tak ada yang tahu, pendekatannya pada Elvara, gadis seratus kilo yang kerap diremehkan, berawal dari sebuah taruhan keji demi harta keluarga.
Namun kedekatan itu berubah menjadi ketertarikan yang berbahaya, mengguncang batas antara permainan dan perasaan.

Satu malam yang tak seharusnya terjadi mengikat mereka dalam pernikahan rahasia. Saat Raska mulai merasakan kenyamanan yang tak seharusnya ia miliki, kebenaran justru menghantam Elvara tanpa ampun. Ia pergi, membawa luka, harga diri, dan hati yang hancur.

Tahun berlalu. Elvara kembali sebagai wanita berbeda, langsing, cantik, memesona, dengan identitas baru yang sengaja disembunyikan. Raska tak mengenalinya, tapi tubuhnya mengingat, jantungnya bereaksi, dan hasrat lama kembali membara.

Mampukah Raska merebut kembali wanita yang pernah ia lukai?
Atau Elvara akan terus berlari dari cinta yang datang terlambat… namun tak pernah benar-benar pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Ketika Pintu Tak Lagi Terbuka

Raska kembali ke rumah sederhana itu. Namun suasananya kontras dengan kemarin.

Sepi.

Warung tutup. Tidak ada bangku plastik. Tidak ada gelas di meja. Tak ada aroma kopi atau gorengan. Bahkan pintu dan jendela rumah itu tertutup rapat.

Entah kenapa, dada Raska mencelos.

"Vara.." gumamnya tanpa sadar.

Pemuda yang biasanya tenang dan terkontrol itu mendadak panik.

“Eh, kamu yang kemarin, 'kan?”

Suara itu membuat Raska menoleh. Seorang ibu berdiri di seberang jalan, menatapnya penuh selidik.

“Iya, Bu,” jawab Raska cepat. “Apa ibu tahu Bu Elda sama Elvara ke mana?”

Nada sopannya berusaha menutupi kepanikan yang mulai sulit ia kendalikan.

Ibu itu menghela napas. “Kemarin warung Bu Elda tutup lebih awal. Katanya mau beres-beres barang.”

Raska menelan ludah. “Beres-beres?” ulangnya, memastikan ia tak salah dengar.

Ibu itu mengangguk. “Terus pagi ini,” lanjutnya pelan, “Bu Elda pergi sama Elvara. Bawa koper.”

Deg.

“Pergi?” suara Raska tercekat. “Bawa koper?”

Ia menarik napas pendek. “Apa Ibu tahu… mereka ke mana?”

Ibu itu menggeleng. “Cuma bilang mau liburan. Nggak tahu ke mana.”

Raska tertunduk. Tangannya terkepal. Jelas sekarang. Elvara sengaja menghindarinya.

Suara ibu itu kembali terdengar, kali ini lebih pelan, hati-hati. “Ibu dengar… kemarin kamu jadiin Elvara objek taruhan, ya?”

Raska mengangkat wajahnya. “Saya benar-benar mencintai Elvara.”

Ibu itu menatap penampilannya, rapi, mahal, lalu menghela napas panjang. “Kamu sebaiknya mundur.”

Raska terdiam.

“Bu Elda itu alergi sama orang kaya,” lanjut sang ibu. “Dulu keluarganya hancur gara-gara pacaran sama orang kaya.”

Ibu itu berhenti sejenak, seolah menimbang kata. “Setelah itu, Bu Elda nikah sama tentara. Katanya beliau sangat mencintainya. Sampai suaminya meninggal pun, Bu Elda nggak pernah menikah lagi.”

Raska diam, mendengar dengan seksama.

“Katanya,” ibu itu menutup, “Bu Elda pengennya punya menantu tentara.”

Sunyi kembali turun di depan rumah itu.

Dan untuk pertama kalinya, Raska benar-benar sadar, pertarungannya bukan cuma dengan Elvara. Tapi dengan masa lalu yang sudah lebih dulu membenci dirinya.

***

Raska pulang dengan wajah lesu.

Elvara pergi. Entah ke mana. Sebelum masalah mereka selesai.

Begitu pintu apartemen terbuka, tiga sahabatnya sudah menunggu di ruang tengah.

“Gimana?” tanya Asep tak sabar, bahkan sebelum Raska sempat menutup pintu.

Raska meletakkan kunci di meja. “Warungnya tutup. Rumahnya juga. Kata tetangga, Elvara sama ibunya pergi bawa koper.”

“Hah?!” Asep melotot.

Vicky yang tadinya bersandar santai di sofa langsung menegakkan punggung.

Gayus menghela napas panjang, pelan, seperti sedang menghitung sesuatu di kepalanya.

“Lo jangan sedih,” kata Asep cepat. “Lo 'kan punya duit. Sewa detektif. Beres.”

“Benar,” sahut Vicky sambil mengangguk sok yakin. “Zaman sekarang, orang ngumpet sejauh apa sih? Pasti ketemu.”

Asep menepuk bahu Raska. “Udah, jangan sedih lagi.”

Raska tertawa pendek. Hambar. “Gimana gue nggak sedih?”

Ketiganya menoleh.

“Mertua gue benci sama gue. Istri gue nggak mau bicara, nggak mau ketemu. Sekarang malah pergi entah ke mana.”

Sunyi.

Vicky dan Gayus saling pandang.

“Istri?”

“Mertua?”

Asep nyeplos, “Eh… sejak kapan lo nikah sama Elvara?”

Raska menarik napas panjang. Berat. “Pulang dari resort. Setelah malam perpisahan.”

“Hah?!”

Tiga-tiganya melongo bersamaan.

“Serius?!” Asep hampir berteriak.

Vicky tertawa garing. “Lo bercanda, 'kan?”

“Ras… lo masih muda,” Asep menelan ludah. “Baru lulus SMA. Masih tujuh belas tahun. Nggak mungkin lo—”

“Gue serius,” potong Raska tegas.

Asep, Vicky, dan Gayus saling pandang.

Tatapan Gayus kembali ke Raska, lekat. “Lo… tiba-tiba menikah, di usia segini. Lo sama Vara…”

Kalimatnya menggantung.

Raska menunduk. “Malam itu… gue sama Vara kena obat perangsang.”

Udara di ruangan itu seakan membeku.

“Kami ngelakuin sesuatu yang seharusnya nggak kami lakuin.”

Mata Asep, Vicky, dan Gayus seketika melebar.

“Karena takut konsekuensinya,” lanjut Raska lirih. “Takut Vara hamil. Kami menikah diam-diam.”

Tak ada yang langsung bicara. Syok jelas terpampang di wajah ketiganya.

Gayus akhirnya menghela napas lagi. Kali ini lebih dalam. Ia menyilangkan tangan di dada, menatap Raska lama, seolah sedang mengamati objek penelitian.

“Secara logika,” katanya akhirnya, tenang dan terukur, “kami paham lo lagi nggak baik-baik saja.”

Asep mengangguk cepat. “Banget.”

“Tapi,” lanjut Gayus, “nikah diam-diam, konflik keluarga, lalu kehilangan istri dalam waktu sesingkat ini, itu bukan reaksi impulsif orang stres.”

Raska menatap lantai. Rahangnya mengeras.

“Itu keputusan sadar,” lanjut Gayus. “Dan keputusan sadar selalu punya konsekuensi.”

Vicky mendecak pelan. “Bro… lo nikah karena cinta, karena takut Vara hamil, atau karena taruhan?”

Pertanyaan itu jatuh seperti palu.

Raska mengangkat wajahnya. Tatapannya tetap tenang. “Gue cinta sama dia.”

Kalimat itu pecah.

Raska menutup wajahnya dengan kedua tangan. Air bening jatuh tanpa bisa dibendung. “Gue nggak bisa kehilangan dia.”

Asep membekap mulut. “Anjir…”

“Dia satu-satunya orang yang bikin gue ngerasa nyaman,” lanjut Raska, suaranya rendah tapi jelas. “Satu-satunya tempat yang bikin gue ngerasa punya rumah. Cuma dia.”

“Stadium akhir,” gumam Asep, ekspresinya seperti dengar vonis dokter.

“Tak tertolong,” timpal Vicky, nada suaranya setengah berkabung.

Gayus menatap Raska lebih tajam. “Itu yang bikin situasinya kompleks,” katanya pelan. “Karena cinta yang lahir dari kesalahan biasanya harus ditebus lebih mahal.”

Sunyi kembali turun di ruangan itu.

Raska berdiri, berjalan ke dinding kaca. Kota terlihat terang, hidup, bertolak belakang dengan dadanya yang kosong.

“Gue nggak nyari pembenaran,” ucapnya tanpa menoleh. “Gue cuma mau nemuin istri gue. Minta maaf. Dan benerin semuanya.”

Asep mengangguk mantap. “Kalau gitu, kita cari.”

Vicky menyeringai tipis. “Taruhan boleh salah. Tapi ngejar istri sendiri, itu baru laki.”

Gayus menatap Raska sekali lagi. “Pastikan kali ini, lo datang bukan sebagai orang kaya.”

Raska mengepalkan tangan. “Gue bakal datang sebagai suami.”

***

Sore itu, ruang praktik yang sama kembali menyambut Raska.

Kursi yang sama. Meja yang sama. Bahkan jam dinding itu masih berdetak dengan ritme yang tak pernah berubah sejak ia berusia sepuluh tahun.

Hanya satu yang berubah, anak kecil yang dulu duduk sambil menggenggam robot kecil kini telah tumbuh menjadi remaja bertubuh tegap dengan bahu yang menanggung terlalu banyak beban.

Dokter Wira menutup map cokelat di hadapannya. “Kamu kelihatan lelah,” katanya lembut. “Bukan lelah fisik. Ini… lelah jenis lama.”

Raska tersenyum tipis. Senyum yang sudah sangat dikenali sang dokter.

“Kalau saya hidup dengan disiplin ketat,” ucap Raska pelan, “punya rutinitas padat… apa trauma saya bisa sembuh, Dok?”

Dokter Wira tak langsung menjawab. Ia mengamati Raska, seperti yang telah ia lakukan bertahun-tahun. Sejak bocah itu pertama kali masuk ke ruangan ini dengan mata kosong dan tangan gemetar.

“Kamu jarang bertanya soal ‘sembuh’,” katanya akhirnya. “Biasanya kamu bertanya soal ‘bertahan’.”

Raska terdiam sejenak. “Itu sebabnya saya tanya sekarang,” ujarnya. “Saya capek bertahan.”

Dokter Wira mengangguk kecil. “Disiplin bisa membantumu merasa aman,” jelasnya. “Rutinitas memberi ilusi kendali. Tapi kamu dan saya tahu… trauma kamu bukan soal kurang sibuk.”

Raska menghela napas. “Saya masih lihat ibu saya,” katanya lirih. “Terbaring di lantai. Pucat. Dingin.”

Dokter Wira menunduk sejenak. Ia sudah mendengar cerita itu puluhan kali, tapi setiap pengulangan selalu membawa luka baru.

“Kamu masih berusia sepuluh tahun waktu itu,” katanya pelan. “Dan kamu sendirian.”

Raska mengangguk.

“Sampai sekarang,” lanjut Raska, “tubuh saya selalu siap bertarung atau kabur. Saya nggak pernah benar-benar tenang.”

Ia mengangkat wajahnya.

“Dok… orang seperti saya bisa jadi tentara, nggak?”

...🔸🔸🔸...

...“Terkadang keputusan dan arah hidup diambil bukan dari mimpi, tapi dari situasi dan orang-orang yang kita sayangi.”...

..."Nana 17 Oktober "...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Dek Sri
semoga elvara dan raska suatu hari bersatu
Wardi's
wajib lanjut sih thor... makin seru nih...
Wardi's
ach gk rela klo vara sm adrian...
Wardi's
ko dr adrian ikut... ngapain??
Eka Burjo
iiihhh gemesnyaaa👌👌👌👌🫩🫩☹️☹️☹️
Puji Hastuti
Masalah harus di selesaikan vara, semoga kalian bahagia
Wardi's
ach tidaaaak... asli deg2an bacanya..
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Lagi Kak Nana... 😁😁😁🙏

Semangat Terus Kak Nana, Uonya kak 🙏🙏🙏
Fadillah Ahmad
Iya, Belum Waktunya kalian Bertemu... Sabar saja... Dan, ketika Waktu itu datang... Kamu pasti akan pangling melihat Raska Yang Sekarang Elvara... 😁😁😁 dia "Raska" kini, sudah menjadi Tentara... Sesuai Yang di inginkan oleh ibumu Elvara 😂😂😂 Jadi, Tunggu lah Waktu itu datang, ya... 😁😁😁
Fadillah Ahmad
Itu Elvara Rasaka... Itu Elvara... Dia kembali! 😁😁😁
Endang Sulistiyowati
Hah nyaris tipis...padahal reaksi tubuh saling mengenali. Bangganya nanti Rava punya ayah seorang Kapten. pasti langsung keterima sama Bu Elda. Ga tau lah Elvara mau kemana arahnya.

Kak, up lagi donk 🤭
Fadillah Ahmad
itu Pasti Raska, kan kak Nana? Mungkin Baru Pulang Dinaa, Dari Papua, Mungkin ya? 😁😁😁
tse
kata2 mutiaramu ka. ...
membuatku srlalu memejamkan Mata sejenak untuk meresapi maknanya
lanjutkan ka...
Fadillah Ahmad
Iya, Waktu itu, telah tiba Elvara. Ksmu sudah tidak bisa menghindar lagi, sudah bertahun-tahun kamu menghindar Elvara. Sekarang lah Saatnya kamu kembali... Dan menyelesaikan masalahmu yang telah lama tertunda sejak Remaja itu. Pulanglah... 😁😁😁🙏
Fadillah Ahmad
Harus itu, bukan kah... Kata orang tua, dulu-dulu, laki-laki itu harus kuat, nggk boleh Nangis, kan.

Tapi... Yang nggk di sadari Orang tua yang bilang begitu, anak laki-laki kan juga manusia biasa. Bukan Robot, yang nggk bisa menangis dan terpuruk. Laki-laki juga pernah menangis juga dan terpuruk, sama Seperti Wanita. Jadi Salah, kalau ada yang bilang laki-laki itu, nggk boleh nangis dan Rapuh Seperti Perempuan. Laki-laki juga manusia biasa 😁😁😁🙏

Nangis Saja Rava, kalau kamu mau nangis, nggk papa kok 😁😁😁🙏
Hanima
lanjut Rasss
Fadillah Ahmad
Iya Sayang, Papa kamu harus di Cari dulu di Penjuru kota Jskarta... Atau bahkan Ke Seluruh indonesia, Sayang... 😁😁😁
Fadillah Ahmad
Iya Rava... Benar, Papa kamu lagi dinas, jadi belum bisa bertemu denganmu... Tunggu lah sanpai Papamu mendapat Cuti dulu ya nak, yaaa setidaknya 6 bulan sekali lah kalian bisa bertemu 😁😁😁 Soalnya Ayah kamu kan Tentara. Ayahmu juga Dinas 😁😁😁🙏
Felycia R. Fernandez
hampir saja mereka berjumpa... dengan Elvara yang sudah berubah dari Gasekil menjadi si singset...
tapi wajahmu gak berubah kan Vara??
Felycia R. Fernandez
aku juga nahan nafas 😳😳😳😳
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!