Rudi seorang anak muda berumur 23 tahun, dari kota Medan.
Berbekal ijazah Diploma bertitel Ahli Madya, Dia berhasrat menantang kerasnya kota Batam.
Di kota ini, akankah dia menggapai cita, cinta dan masa depannya?
Karya ini terinspirasi dari kisah nyata seorang teman. Ditambah bumbu-bumbu imajinasi penulis.
Cerita tanpa basa-basi dan tanpa ditutup-tutupi. Hitam putihnya kehidupan anak manusia menjadi Abu-abu.
Ini bukan kisah seorang pahlawan tanpa cela dan juga bukan sholeh tanpa dosa.
Inilah realita kesalahan manusia yang diiringi sedikit kebaikan.
Selamat Membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manik Hasnan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.26 Teman Lama
Begitulah singkat cerita Rudi menyelesaikan pekerjaannya membutuhkan waktu tiga hari. Setiap jam, hari, minggu dan bulan Rudi menjalani hidupnya berjibaku dengan waktu. Belum ada tanda tanda perubahan nasibnya menjadi lebih baik. Dunianya terlihat masih abu-abu tanpa kepastian. Semua masih terlalu jauh dari kata baik.
Tidak jarang untuk memenuhi hajat hidup, sekedar pengganjal perut yang biasanya nasi berubah menjadi biji nangka yang direbus.
Belum lagi masalah rokok, siapapun tahu Rudi perokok super aktif.
Ketika sebatang rokok pun tidak terbeli, dia akan berjalan pada malam hari ke simpang Pemda II. Di sepanjang jalan Rudi akan memungut puntung rokok yang dibuang orang. Kemudian dia mengumpulkannya dan membawa ke ruli. Setelah itu Rudi mulai membongkar semua isi tembakau rokok tersebut. Lalu meracik ulang ke secarik kertas menyerupai sebatang rokok. Jadi maka jadilah asap. Sungguh kehidupan yang benar-benar kelabu.
Namun tekadnya untuk menaklukkan Batam semakin membara, bagai api dalam sekam walau tak terlihat tapi mampu merubah kayu jadi arang.
******
Pagi ini genap sudah enam bulan Rudi berada di Batam. Kebetulan hari ini adalah hari Sabtu di awal bulan Agustus.
"Perburuan dimulai kembali" gumamnya sambil menyeruput kopinya dan menghisap dalam asap kehampaan.
Sekitar pukul delapan pagi sehabis menikmati secangkir kopi, Rudi beranjak dari duduknya dan mempersiapkan semuanya. Yaitu persiapan alat-alat melamar kerja jika ada lowongan nantinya di koran Batam Post.
Kegiatan ini sudah puluhan kali dia lakukan berulang-ulang. Tapi belum juga membuahkan hasil. Kadang lowongan tidak sesuai, kadang tidak ada lowongan kerja sama sekali dan yang lebih sering tidak ada kelanjutan proses lamaran dari perusahaan.
Dengan langkah pasti Rudi meninggalkan ruli menuju simpang Pemda II untuk membeli koran.Waktu berjalan dengan cepat, setelah membeli koran Batam Post Rudi mulai membaca di bagian lowongan kerja. Baris demi baris kolom demi kolom dibaca dengan seksama. Tepat di posisi sudut kanan ada satu lowongan kerja. Tidak terlalu menonjol, entah apa maksud yg membuat iklan. Karena kelihatan iklannya lebih kecil dibanding iklan-iklan yang lain. Di sana Rudi membaca Job Vacancy, kemudian di bawahnya tertulis kami dari perusahaan PT. BeyonicsTech membutuhkan karyawan untuk dipekerjakan di bagian Debug Technician. Dengan syarat-syarat minimal lulusan diploma tiga program studi elektronika. Semua telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dari iklan asli berbahas Inggris.
Dug..dug..dug..
Detak jantung Rudi berdegup pas membaca bagian tersebut. Dikarenakan selama ini belum pernah dia melihat lowongan kerja yang benar-benar sesuai dengan program studinya.
Dia lalu melanjutkan membaca setelah sempat merasakan sesuatu yang entah.
Keterangan selanjutnya adalah alamat yang tujuan pengiriman lamaran kerja tersebut. Sungguh sangat singkat dan padat.
Setelah selesai membaca lowongan kerja tersebut, dengan semangat delapan puluh Rudi bergerak menuju tempat rental komputer dan membuat lamaran kerja seperti biasanya. Dalam waktu singkat semua berkas sudah dilampirkan di dalam amplop. Selanjutnya adalah pengiriman lamaran melalui kantor pos.
Setelah pengiriman selesai, Rudi kembali ke ruli kira-kira jam setengah sepuluh pagi.
"Atmosfirnya berbeda, ada apa gerangan?" tanya dalam hati sambil berjalan menuju belakang ruli.
"Ehh..Regar!" seru Rudi sambil berjalan setengah berlari menghampiri seorang pria yang kelihatan lebih tua sedikit dari umur Rudi.
"Sudah lama nyampe, apa kabar?" Rudi memberondong Regar dengan pertanyaan setelah mereka berjabat tangan dan duduk.
"Baru saja, aku sehat" jawab Regar singkat dengan mimik wajah yang menyimpan sesuatu.
Regar adalah teman lama satu kampung Rudi, dan juga saudara sepupu Om Zen dari garis keturunan ayahnya. Namun dari garis keturunan ibunya, Regar dan Rudi juga saudara sepupu namun agak jauh hanya sesama satu marga. Itulah sebabnya Rudi tidak memanggil Regar dengan sebutan Om Regar.
"Aku seminggu lalu jumpa dengan Suhadi, dari dia aku tau kamu di sini" lanjut Regar.
"Hebat juga kamu ya, tak disangka kamu bisa tahan di sini" ucap Regar dengan tatapan kagum.
"Hahahaha.. semua belajar dari waktu" jawab Rudi singkat karena dia tahu apa yang dimaksud oleh Regar. Di kampung Rudi walau bukan anak manja tapi tidak pernah mengalami hidup sesusah ini.
Sambil membuatkan dua cangkir kopi obrolan mereka terus berlanjut. Ternyata Regar baru tiga bulan tinggal di Batam dan sudah mempunyai pekerjaan tetap walaupun hanya sebagai satpam di sebuah gudang penyimpanan atau bisa disebut parkir alat-alat berat yang berlokasi di daerah Batam Center.
"Owh ya Rud, kamu mau kerja jadi satpam? tanya Regar.
"Wah... Kamu lihat sendiri, memangnya apa kerjaku sekarang? jawab Rudi mengisyaratkan kalau dia bersedia.
Regar lalu menjelaskan bahwa dia punya kenalan seorang Chief Security di kawasan Industri Cammo Batam Center. Kebetulan tiga hari yang lalu kenalan Regar tersebut yang bernama Pak Tanjung membutuhkan tiga orang Satpam untuk dipekerjakan di sebuah perusahan yang baru dibuka.
"Kalau kamu bersedia, sekarang kita berangkat menemui Pak Tanjung" ucap Regar.
"Jelas bersedia donk, ayoklah" jawab Rudi dengan semangat dan langsung berdiri.
Mereka kemudian meninggalkan ruli setelah Rudi mengambil tasnya yang berisi semua perlengkapan lamaran kerja.
Dari simpang Pemda II mereka menuju Batam Center dengan menumpang Taksi. Jarak antara Pemda II dengan lokasi yang dituju yaitu kawasan Cammo Industrial Park Batam Center kira-kira dua puluh lima kilo meter.
Di sepanjang jalan mereka asyk saling tukar cerita. Mulai dari membahas soal keluarga, kampung, batam sampai ke keluarga lagi.
Cepat langkah waktu berlalu, sekitar setengah jam mereka sampai di kawasan Cammo Industrial Park. Mereka lalu turun dari taksi dan berjalan kaki menuju kantor Pak Tanjung. Jarak gerbang kawasan dengan kantor Pak Tanjung tidaklah jauh sekitar seratus meter. Pada umumnya di setiap kawasan, kantor keamanan atau security memang harus dekat dengan gerbang untuk keperluan pengontrolan yang lebih efektif.
Sekitar tiga menit berjalan kaki, mereka akhirnya sampai di depan kantor atau pos pusat keamanan kawasan. Lalu Regar masuk ke dalam salah satu ruangan diikuti Rudi dari belakang. Di pintu ruangan tersebut tertulis Chief Security.
Tok..Tok..Tok..
"Silahkan masuk" jawaban suara dari dalam.
Setelah Regar dan Rudi masuk mereka dipersilahkan duduk oleh pria yang tertulis Alfian Tanjung di papan namanya.
"Kenalkan Pak, ini Rudi" ucap Regar sementara Rudi berdiri dan menjabat tangan Pak Tanjung.
"Saya Alfian Tanjung, panggil saja Pak Tanjung" ucap Pak Tanjung memperkenalkan diri ke Rudi.
"Mengenai lowongan kerja kemaren Pak" Regar mulai angkat bicara menuturkan tujuan mereka menemui Pak Tanjung.
"Mengenai itu, kamu siapkan berkas lamaran seperti biasa dan keterangan perusahaannya ada di sini" ucap Pak Tanjung sambil menyerahkan satu lembar kertas lowongan kerja lokal. Yaitu lowongan kerja yang hanya diberitahukan kepada orang-orang di kawasan industri tersebut.
Di lembaran lowongan kerja tersebut tertulis nama perusahaan yang akan merekrut Rudi yaitu PT. D&U yang di sana juga tertulis perusahan tersebut bergerak di bidang pembuatan pipa paralon pvc.
"Baiklah Pak, saya menyiapkan lamaran kerja dulu nanti saya antar kemari lagi" ucap Rudi.
"Oke, saya tunggu" jawab Pak Tanjung singkat.
Bersambung....