TAK KUSANGKAH, AKU AKAN JATUH CINTA PADA SICULUN ITU.
Itulah yang menggambarkan, apa yang dirasakan oleh seorang milionare kaya, Zain Pratama.
Penghianatan yang dilakukan mantan kekasihnya Clara, membuat Zain berniat membalas rasa sakit hatinya, dengan menikahi adik angkat dari Clara, Ariana.
Tak disangka cinta tumbuh dihati seorang Zain. Tanpa mengakui perasaannya diam-diam, dia begitu mencintai istrinya. Lika-liku kehidupan berumah tangga mereka dimulai, dengan Clara yang ingin kembali pada mantan kekasihnya.
Jebakan yang dibuat Clara, pada Ariana? membuat Zain menggugat cerai istrinya, hingga rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian, disaat Ariana tengah mengandung.
Berpisah bertahun-tahun, dan takdir mempertemukan mereka kembali. Dengan Ariana sudah menjadi perancang kelas dunia, dan Zain sudah memiliki seorang kekasih. Ikuti kisahnya, bagaimana takdir mempersatukan cinta mereka kembali.
Dan nantikan juga penyesalam seorang Celine, yang tidak menyangkah Ariana adalah, anak yang dia cari selama ini.
IG.Popy_ yanni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon popyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin mengetahui.
"Semuanya baik-baik saja, Tuan?" Jawabnya, dengan raut wajah yang terlihat begitu gugup.
"Kau yakin?!" Tanya Zain, dengan menatap intens kepala pelayan itu.
"Iya Tuan, saya yakin." Jawabnya, dengan berusaha meyakinkan Tuanmudanya.
Zain tidak bertanya lagi, dan diapun memutuskan untuk pergi kemarnya yang berada dilantai tiga.
Dan saat menuju arah tangga, dia dikejutkan dengan suara Bibinya Celine.
"Kau sudah datang, anakku?" Bertanya, seraya menghampiri keponakannya.
"Bibi..?" Dengan menampilkan, senyuman diwajahnya.
"Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan, anakku? kalau ada, Bibi akan menyiapkan untukmu." Dengan senyuman, diwajahnya.
"Tidak perlu repot-repot Bibi, ada Ariana yang akan menyiapkan semua keperluanku."
Menghembukan napas kasar, saat mendengar apa yang dikatakan oleh keponakannya.
"Baiklah, kalau memang ada istrimu yang akan menyiapkan semua keperluanmu."Jawabnya, yang berusaha menahan rasa kesalnya.
"Tentu Bibi? bukankah itu merupakan tugasnya.
Dan kalau begitu aku kekamar dulu," Pamit Zain, dengan berlalu begitu saja.
Zain menapaki kakinya menuju lantai tiga kamarnya, dalam suasana keheningan. Membuka pintu, dan mendapati suasana kamar tengah sepi. Mengedarkan pandangannya kesegalah arah, mencari keberadaan Ariana, tapi dia tidak menemukan keberadaan wanita itu.
Pintu kamar mandi terbuka, dan tatapan matanya terus menatap dengan intens, dan tanpa berkedip sedikitpun saat mendapati Ariana keluar dengan hanya menggunakan handuk, yang dapat mengekspos sedikit dadanya.
Menyunggingkan senyuman disudut bibirnya, dan hanya dia saja yang tau arti dari senyuman itu.
"(Apakah siculun ini, sengaja menggodaku dengan menunjukan sebagian dadanya,)"Dengan seringai, diwajahnya.
Ariana sama sekali tidak menyadari, kedatangan suaminya. Wanita cantik itu tampak santai, saat melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi, dengan menggunakan handuk yang hanya menutupi sebagian tubuhnya.
"Apakah kau sengaja menggodaku, dengan berpenampilan seperti itu, culun?!" Sebuah pertamyaan, yang begitu mengejutkan Ariana.
Menoleh keasal suara, dan sangat terkejut saat mendapati keberadaan suaminya didalam kamar.
"Tuan, ehh maksudku Sayang? sejak kapan kau datang?!' Bertanya, dengan raut wajah yang terlihat begitu gugup.
Hanya menyunggingkan senyuman disudut bibirnya, dan tatapan matanyan tertuju pada dada istrinya, yang sedikit terekspos. Dan sebagai laki-laki normal, tentu saja itu membangkitkan gairahnya, sebagai laki-laki.
Ariana nampak bingung, dengan arah pandang Zain. Dan dalam dirinya, timbul rasa penasaran, sebenarnya apa yang begitu menarik perhatan laki-laki tampan itu.
"(Apa yang, dia lihat yaa?)" Bathinnya dengan menoleh kesamping kiri, dan kanan juga kebelakang, sebab ingin mengetahui apa yang begitu menarik perhatian suaminya. Tapi kemudian dia begitu terkejut, saat baru menyadari arah pandang Zain, kalau yang dilihat sedari tadi adalah belahan dadanya. Dan Ariana, langsung menutupnya dengan kedua tangannya.
Seketika tertawa kecil, saat melihat apa yang dilakukan oleh Ariana.
Dengan langkah pelan, dia menghampiri wanita itu yang membuat Ariana semakin ketakutan, dan rasa gugup semakin menyelimutinya.
"Apakah kau sengaja menggodaku dengan berpenampilan seperti ini? dan apakah kau mau, kita melakukan itu?" Dengan terus melangkah kaki mendekat kearah istrinya, yang membuat Ariana terjebak disudut ruangan, dan merasakan tubuhnya panas dingin.
Menggeleng cepat, untuk menjawab pertanyaan laki-laki tampan itu.
"Tidak Sayang, kau salahsangka, aku baru saja mandi. Bukankah kau lihat, rambutku masih basah, dan aku masih memakai handuk." Jawabnya, meyakinkan.
"Benarkah?!"
"Iya Sayang, sangat benar. Dan kau bisa, melihat dari penampilanku. Dan mana berani aku menggodamu, karena aku tau kalau aku ini adalah wanita yang sangat jauh dari selerahmu, sangat kampungan, dan juga culun."
Hanya menyeringai, dan tidak bisa dipungkiri dia begitu mengagumi kemolekan tubuh wanita itu. Apalagi selama ini Ariana, selau berpenampilan tertutup, yang tidak dapat mengekspos lekuk tubuhnya.
Semakin mendekat, dan mendekat hingga hembusan napasnya bisa dirasakan oleh, gadis itu. Tangannya perlahan menyentuh pipi mulus wanita itu, hingga membuat Ariana semakin gugup, dan detakan jantungnya semakin berpacu dengan cepat.
"Memang aku berkata seperti itu Araa, tapi aku tidak berjanji untuk tidak melakukan hal itu, denganmu. Bukankah sampai sekarangpun, aku belum meminta hakku sebagai seorang suami." Dengan seringai, dibibirnya.
"Apa, hak?!" Bertanya, dengan raut wajah yang sudah berubah pucat.
Hanya tertawa kecil, saat mendapati kepolosan istrinya. Yang membuatnya semakin ingin melakukan hal itu, dengan Ariana istrinya.
"Tentu saja hakku sebagai seorang suami, karena sampai sekarang kita belum melakukan hubungan suami istri." Jawabnya dengan menatap tajam kedua bolamata, yang tengah menatapnya dengan begitu terkejut, saat mendengar apa yang baru dikatakannya.
"Melakukan hubungan, suami istri?!"
"Tentu, dan aku ingin kita melakukannya sekarang."
"Tapi Sayang? aku belum si.." Belum selesai Araa menyelesaikan ucapannya, Zain sudah membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Hingga membuat wanita itu begitu terkejut, saat mendapat serangan tiba-tiba dari suaminya.
Zain terus menciumnya, dan tangannya sudah bermain dikedua gundukan itu, hingga membuat Ariana semakin diliputi rasa takut, karena ini meupakan pengalaman pertama baginya.
Melepaskan pagutannya, saat melihat Ariana tak mampu menyeimbangi ciuman darinya.
"Sayang, aku?" Ucapnya dengan napas terengah-engah, dan membenahi handuknya yang sudah terlepas, hingga mengekspos dadanya.
"Kau memang sangat bodoh?! bahkan kau tidak tau, caranya berciuman yang benar."
"Aku bahkan baru pertama kali ini berciuman, dan kau sudah mencuri ciuman pertamanku." Jawabnya, dengan mengusap kasar bibirnya bekas ciuman tadi.
Zain tampak begitu bahagia, saat mengetahui dia yang pertama bagi Ariana, dan dia memberikan sebuah kecupan kecil dibibir istrinya.
"Apa yang kau lakukan, lagi??"
"Tentu saja, menciummu culun?!"